9

3.7K 185 28
                                    

Pagi harinya Alvaro dan Andini sudah siap untuk betangkat sekolah, mereka berdua berpamitan dengan ayah dan bunda lalu berangkat sekolah. Alvaro menaikki mobil sport nya dan Andini berada di sampingnya.

Sesampainya di parkiran sekolah Alvaro dan Andini sudah di sambut oleh Abi, Putra, dan Deno.

"Selamat pagi Andini cantik." Abi menyapa Andini dengan senyum menggoda.

"Hai kak Abi." jawab Andini

"Andini udah sembuh?" Tanya Putra

"Udah kok kak." Jawab Andini dengan senyuman

"Yaudah kuy kita masuk." Ajak Deno

Saat berjalan menuju kelas mereka bertemu dengan Renata

"Haii." Sapa Renata

"Haii kak." Jawab Andini

"Loh Andini kamu udah sembuh?" Tanya Renata

"Udah kak." Jawab Andini dengan senyuman

Mereka sudah masuk ke dalam kelas masing masing.

Saat itu Andini sedang pelajaran olahraga, sebenarnya Andini tidak boleh kecapekan tapi dia tetep nekat mengikuti kegiatan olahraga.

Andini mengikuti permainan basket, di tengah tengah permainan kepala Andini terasa pusing dan penglihatannya mulai kabur, akhirnya Andini jatuh pinsan di tengah lapangan basket. Teman temannya langsung membawa ke UKS dan ada salah satu yang memanggil Alvaro.

Teman Andini datang ke kelas Alvaro dan memanggilnya, dia memberi tau bahwa Andini ada di UKS karena pinsan saat bermain basket.

Alvaro langsung panik dan berlari ke UKS tanpa mempedulikan orang yang dia lewatti yang dia pikirkan hanyalah melihat kondisi adiknya.

Sesampainya di UKS Alvaro melihat Andini masih pinsan, Alvaro langsung menggendong adiknya untuk di bawa ke Rumah Sakit.

"Minggir semua." Dengan amarahnya Alvaro menggendong Adiknya dan menyuruh semua orang yang menghalangi jalannya untuk minggir.

Sampai di rumah sakit Andini di bawa ke UGD. Alvaro sangat panik, pandangannya kosong, rambutnya acak acakan, tangannya mengepal dan matanya memerah.

Alvaro tau bahwa adiknya hanya memiliki satu ginjal dan dia tidak bisa beraktivitas seperti yang orang lain lakukan, fisiknya tidak kuat dan bisa membuat kondisi Andini semakin memburuk.

Di sekolah Abi, Putra, Putra, dan Renata berhasil membolos untuk menyusul ke rumah sakit, Abi melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi agar cepat sampai.

Sesampainya di rumah sakit Abi dan kawan kawan melihat Alvaro berdiri bersandar di dinding.

"Ro." Abi memanggil Alvaro

Alvaro sama sekali tidak merespon sapaan Abi.

Renata melihat kesedihan dan kekhawatiran Alvaro tetapi dia beresuha untuk kuat.

Andini masih di dalam ruang UGD wajahnya tadi sangat pucat.

"Put mending lo sekarang telfun orang tuanya Andini, gue yakin pasti Alvaro belum ngasih tau ke orang tuanya."Ucap Renata pada Putra

"Iya bener tuh Put Si Alvaro saking paniknya pasti dia ga kepikiran buat ngasih tau ayah sama bunda." Saut Deno

"Yaudah gue telfun ayah dulu" jawab Putra

"Halo ada Put tumben telfun ayah." Jawab ayah dalam telfun

"Hmm gini yah Andini masuk rumah sakit."

"Kenapa? Yaudah ayah sama bunda langsung kesana."

"Iya yah."

"Gimana Put udah telfun ayah?" Tanya Deno

"Udah Den." jawab Putra

Alvaro masih diam tidak berbicara apapun. Abi yang berusaha untuk membuat Alvaro berbicara tetapi hasilnya nihil tatapan Alvaro masih kosong.

Abi dan kawan kawan termasuk Renata nggak cuma khawatir sama Andini tapi mereka juga khawatir dengan Alvaro.

Alvaro tidak akan memaafkan dirinya sendiri, padahal dia tidak salah apa apa.

Teman temannya takut jika Alvaro seperti dulu lagi saat Andini kecelakaan.

Abi pun juga takut terjadi seuatu dengan Andini orang yang dia sayangi sejak kecil.





Haii Author update lagi
Makasih yang udah mau baca 💙
Jangan lupa voment 😘
See you next part 💚
Kalau ada kesalahan koment aja 😊
Author usahain updetnya seminggu sekali :)
Bye te amo reader 😘








Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang