Hujanya sudah reda lalu Renata dan Alvaro kembali ke kamar tempat Andini di rawat. Alvaro masuk ke dalam kamar adiknya dan Renata menunggu di luar.
Lagi lagi Alvaro menyalahkan dirinya sendiri padahal Alvaro sama sekali tidak bersalah tetapi saking sayangnya dia kepada adik satu satunya, Alvaro selalu merasa bersalah karena terlambat menyelamatkan adiknya.
Alvaro mengecup kening adiknya lalu memegang tanganya, saat tangan Andini di pegang oleh Alvaro tiba tiba Alvaro merasakan tangan Andini bergerak, lalu dengan sigap Alvaro langsung memincet tombol bel untuk memanggil dokter.
Dokter pun datang dan Alvaro di minta dokter untuk keluar dulu dari ruangan Andini, namun Alvaro tetap tidak mau keluar dia hanya diam saja berdiri di dekat kasur Andini.
Lalu masuklah Renata untuk menyusul Alvaro dan mengajaknya keluar. Karena saat itu ayah dan bunda sedang keluar beli makanan dan Abi masih setia menunggu di luar.
Yang menyuruh Renata masuk dan mengajak Alvaro keluar itu adalah Abi, karena Abi tau bahwa Renata bisa mengatasi Alvaro dengan baik.
"Ro keluar yuk." Renata mengajak Alvaro keluar dengan suara yang sangat lembut agar dia tidak berontak.
Alvaro tetap diam tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Ro mending Lo keluar, kalau lo tetep disini bisa ngganggu proses penanganan Andini. Lo pengen kan Andini cepet sembuh jadi mending sekarang kita tunggu di luar dan berdoa buat kesembuaha Andini." Bujuk Renata sekali lagi dan berhasil Alvaro mau keluar dari ruangan Andini.
Saat di luar Alvaro, Abi, dan Renata sama sama berdoa untuk kesembuahan Andini.
Lalu dokter datang dan menjelaskan keadaan Andini.
"Keadaan Andini sekarang sudah membaik, jadi kalian tenang aja gausah khawatir sekitar 2 hari lagi Andini boleh pulang. Dan kamu Alvaro jaga adik kamu baik baik ya. Saya pamit dulu mau melihat keadaan pasien yang lainya." Ujar dokter keluarga Alvaro.
Lalu Alvaro masuk kembali ke dalam kamar Andini
Dan keadaan Andini sekarang sudah sangat baik, dia sudah sadar.
"Kak."Panggil Andini kepada Alvaro.
"Apa?"Jawab Alvaro sambil mengelus lembut kepala adik kesayangannya.
"Maafin Andini udah ngrepotin kakak."
"Nggak dek lo itu adek gw jadi gue harus jagain lo. Harusnya gue yang minta maaf ga bisa jagain lo dengan baik."jawab Alvaro.
"Kakak nggak salah."Jawab Andini langsung memeluk kakaknya penuh dengan rasa sayang.
Lalu yang lainnya masuk ke ruang inap Andini.
Dan Abi tersenyum sangat bahagia karena melihat gadis yang selama ini dia sayangi udah sadar.
"Hai kak Abi, kenapa bengong ngeliatin Andini?"Sapa Andini
"Eh eh gpp kok hehe."Jawab Abi cengengesan
"Katanya lo kangen sama Andini bi."Ejek Putra
"jangan di tanya lagi kalau masalah kangen sama andini hehe." jawab Abi dengan cengengesan.
"Tuh kan Renata, banyak yang kangen kamu nak, makanya kamu harus selalu menjaga kondisimu dengan baik" Ucap ayah menasehati anak bungsunya.
"Iya dek, jangan lagi lo buat gue gila karena gue nggabisa jagain lo dengan baik" batin Alvaro setengah frustasi.
Maaf sahabat wattpad, saya sudah lama vakum, dan terimakasih karena dukungan dari teman teman saya jadi bersemangat lagi untuk melanjutkan cerita ini🌻
Jangan lupa vote dan komen kalau ada kesalahan, saran ataupun tanggapan