Para Suami Ikut Nikahan

835 30 0
                                    

Hari ini ada surat yang datang ke rumahnya. Ketika suami ketujuh mengambil suratnya, ternyata adik sang istri yang mengirimkannya. Sang istri bingung karena sekarang sudah tidak zaman untuk menulis surat. Ketika dia membukanya, isinya sebuah undangan berwarna merah jambu, mungkin undangan ulangtahun. Namun, setelah sang istri membuka undangannya dia terkejut kalau adiknya akan menikah dengan seorang pria botak. Rambutnya sangat kontras dengan rambut sepuluh suaminya yang indah dan memukau.

"Ih jijay. Apa bagusnya sih cowok macem gini?" Komentar istrinya mengenai calon suami adiknya. Dia memundurkan kepalanya sambil memasang ekspresi jijik. "Apa imutnya cowok macem gini?" Suami keempat yang baru pulang kerja melihat istrinya yang memasang wajah seperti itu. Dia mendekati istrinya. Lalu suami keenam juga tertarik melihat ekspresi lucu istrinya sehingga dia mendekatinya. Mereka melihat undangan merah jambu adiknya.

"Wah, kayaknya nih cowok kaya banget ya." Kata suami keempat. "Lihat jam tangannya. Kayaknya ada tuh dua puluh juta."

"Oh pantas saja dia mau menikah dengan lelaki seperti itu. Padahal ganteng juga kagak." Kata suami keenam.

"Kata dia sih jam tangannya kawe. Dia belikan pacarnya di toko barang bootleg." Kata istrinya. "Cowoknya baik, katanya dia ikhlas mencuci toilet sekolah tanpa dibayar. Dihukum maupun tidak dihukum sekalipun."

"Wah kalau gue disuruh kayak gitu, lubang klosetnya udah gue tuang pake karbol satu-satu." Kata suami keenam. "Enak aja, dibayar juga kagak."

"Kalau gue dihukum kayak gitu, dah gue bom klosetnya." Kata suami kesepuluh sok jagoan. Dia sewaktu sekolah dulu sering dihukum, namun dia menganggap dirinya anak kepala yayasan. Makanya dia bersikap semaunya sendiri. Dia bahkan pernah diskors seminggu. Tapi dia tetap masuk sekolah seperti biasa. Namanya juga anak kepala yayasan.

Anehnya tanggal pernikahannya sudah dekat. Bulan depan dia baru menikah. Sang istri bingung kenapa mendadak sekali dia baru mengirimkan undangan. Setelah menghubungi ibunya sang istri, para suami mendengar suara ibunya yang sedang marah-marah. Terdengar jelas kalau istri mereka lupa apabila adiknya sudah memberitahukan sang istri kalau dia akan menikah sejak akhir tahun lalu.

"Gimana sih elu, Beb?" Protes suami keenam. "Kalau gitu ayo sekarang kita beli baju. Kemeja gue udah bolong semua nih."

Suami keenam lalu mengumpulkan para suami yang sudah pulang. Dia juga menghubungi suami yang belum pulang agar cepat pulang. 

Suami kelima dan pertama yang belum pulang langsung naik ojek dari kantor ke rumah. Katanya di gang rumah mereka digoda lelaki jomblo dan pengangguran, suami kelima bilang dia dipuji cantik dan rambutnya dibelai. Suami kelima ngeri sekali sampai akhirnya dia lari di jalan. Suami pertama bilang bokongnya diremas om-om genit. Dia langsung ceramah rohani di depan om itu. Setelah dia sadar kalau suami pertama ternyata laki-laki, suami pertama meminta uang salon. Sayangnya, pria itu malah lari.

Sang istri membelai pipi para suaminya dan menyuruh mereka agar bersabar. Katanya, "jadi cowok sekeren kalian banyak cobaannya, yah."

Suami ketiga kali ini juga membawa mobil. Katanya, sang istri menyuruhnya agar tidak terlalu berhemat. Istrinya kasihan kalau mereka berpangku-pangkuan terus di mobil. Suami keenam kali ini yang membawa mobil besarnya. Dia sudah mendapatkan surat izin mengemudinya minggu lalu.

Di mobil, suami keenam tidak seperti suami kesepuluh yang selalu ngebut. Dia mengemudi perlahan dan dia sering menyetel musik mainstream yang tidak begitu disukai seisi rumah.
"Ganti soundtrack game dong." Kata istrinya. "Yang CDnya baru dateng kemaren loh, Beb."

"Yah, Beb. Gue, kan lagi suka lagu ini." kata suami keenam. Dia ingin mendengarkan lagu yang sedang populer. Tentu saja temanya tidak jauh-jauh dari percintaan.

"Elah, tiga bulan lagi lu juga udah kagak suka lagi. Pasti ada lagu yang 'lebih bagus' kan?" Balasnya sinis.

Karena malas berdebat, akhirnya suami keenam mengganti lagunya. Dia mengeluh dalam hati." Kenapa ya, gue mau dimadu seperti ini?" Katanya dalam hati. Kemudian dia lanjut mengemudi sambil menyanyikan lagu yang sedang dimainkan di speaker.

Suami kedua tidur di pangkuan istrinya. Dia semalam bergadang. Sang istri sering menyuruhnya tidur, namun dia sangat sulit dinasihati. Setelah beberapa hari, sang istri pasrah dan membawakannya kopi setiap kali dia bergadang. Sekarang dia ngorok di pangkuannya. Istrinya iseng memasukkan tangannya ke dalam mulutnya.

"Jorok amat sih, Beb." Kata suami kelima yang duduk dibelakangnya. Suami keempat yang sedang bercanda dengan suami kelima dengan buku cerita anak-anak yang ada di laci suami kedua. Suami kelima juga berkomentar dengan konten yang sama. Mereka lalu lanjut bercanda lagi. Setelah puas bercanda dengan buku cerita, suami keempat memutar video kuda nil kentut. Suami kelima cekikikan melihat ekor kuda nil yang terbang-terbang.

Suami keenam parkir dengan mulus di parkiran, kebetulan malam ini mal sepi. Maka mobil suami ketiga bisa parkir tepat di sebelahnya.

"Bangun Beb, kita udah sampai." Kata sang istri kepada suami kedua.

Mereka bersebelas membeli makan dulu. Di restoran, semua orang menatap mereka kebingungan, para suami juga dipanggil "mbak" oleh para pelayan. Suami pertama sampai kesepuluh dan istrinya memesan menu yang berbeda. Lalu setelah makanannya datang mereka saling mencicipi makanan satu sama lain. Setelah makan, sang istri meminta mereka agar membayar makanannya. Kali ini, suami ketujuh yang membayar makanan mereka semua.

Lalu mereka melihat-lihat pakaian. Setelah mencari-cari setengah jam, suami kelima menemukan baju dan celana yang bagus. Semua suami setuju kalau pilihan suami kelima pasti yang paling keren. Mereka masing-masing mengambil satu dan mencobanya di kamar pas. Setelah mereka mendapat ukuran yang paling pas, mereka keluar dan membayar. Untung sekali bentuk tubuh mereka kurang lebih sama. Mereka bisa sering saling meminjamkan pakaian. Suami kelima memilihkan gaun yang bagus untuk istrinya, namun istrinya terlalu pendek. Kainnya sampai menyentuh lantai. Suami kelima memilihkannya gaun yang lebih pendek. Kemudian, setelah dipikirkan, suami kelima bilang kalau dia punya teman yang pandai menjahit pakaian. Katanya, nanti dia akan menghubunginya.

Beberapa hari kemudian, teman suami kelima datang dan mengukur tubuh sang istri. Setelah dua malam, gaun sang istri sudah datang. Para suami puas dengan hasilnya yang bagus.

Sebulan kemudian, mereka bersebelas pergi ke pesta pernikahan adik sang istri. Pagi harinya, para suami saling mengepang rambut satu sama lain. Suami kesepuluh yang tidak mau repot bilang dia ingin rambutnya diikat saja. Namun suami ketujuh mencatok rambutnya terlebih dulu. Suami ketujuh juga mencatok rambutnya sendiri. Dia hari ini sulit sekali dibedakan dengan perempuan. Bahkan hari ini dia bisa mengalahkan wajah beberapa wanita cantik yang sudah berdandan. Suami kelima malahan mengeritingi ujung rambutnya. Suami kelima hanya butuh waktu setengah jam untuk merias istrinya.

Mereka bersebelas menghadiri resepsi pernikahannya juga. Adik sang istri kaget ketika melihat para suami kakaknya yang begitu androgini. Sepuluh suaminya jauh lebih cantik daripada kakaknya. Jarang ada perempuan yang mau ditandingi kecantikannya, apalagi oleh suaminya sendiri.

Ketika suami adik sang istri bersalaman dengan para suami, dia kelihatannya ragu. Mungkin dia minder dengan keajaiban rambut dan wajah para suami.

Malamnya, pesta pernikahannya ramai. Banyak sekali teman sekolah adiknya. Mereka sepertinya berkumpul sambil melihat para suami. Namun para suami cuek saja. Suami pertama dan keenam malah menghampiri mereka dan menyapanya sehingga teman adik sang istri langsung pamit pulang.

Malam harinya, adik sang istri mengirimi sang istri pesan agar menjauhkan para suami dari teman-temannya. Istrinya lalu memarahi para suami agar jangan begitu genit.

10 Suami BadayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang