Hai Readers!! Baca cerita ku yang absurd ini yu, siapa tau suka. Happy Reading!!!
Rain.." teriak seorang dari luar kamar Rain.
"Rain Bowie..." Derap langkahnya mulai terdengar jelas di telinga Rain.
Seseorang itu menghampiri Rain."Rain bangun udah siang, kamu lupa sama janji kami buat nganter mamah ke supermarket?" Wanita itu menggoyangkan tubuh Rain tanpa henti.
Perlahan Rain membuka matanya sambil sesekali mengucek-ngucek matanya dan mengambil sesuatu yang mengganjal di sana.
Kini mata Rain sudah terbuka lebar, meskipun sorot cahaya matahari yang menembus jendela mengenai wajah mulus Rain.
Rain melihat ada wanita paruh baya yang sudah berdiri di samping tempat tidurnya sudah berkacak pinggang.
"Mahhh... Rain masih ngantuk." Kata Rain"Ihh, anak gadis gaboleh tidur sampe lupa waktu kaya begini pamali tau." Ceramahnya.
"Ishh, bumali nya aja gak marah kalo Rain bangun kesiangan." Ujar Rain ngelantur.
"Udah, sekarang mending Rain siap-siap buat antar mamah ke supermarket, Rain kan udah janji sama mamah." Perintah nya.
"A ahhh... mamah mah gitu, Rain kan masih ngantuk." Rengek Rain. "Ini nih mamah liat aja Rain ada mata panda nya." Ujar Rain, ia menunjukkan kantung mata nya yang sedikit menghitam.
"Suruh siapa begadang?"
"Mamah kejam banget sama Rainnnnn, huaaaaaaa" rengek nya lagi."Yaudah, mendingan sekarang Rain bangun ya. Siap-siap buat antar mamah ke supermarket, mamah tunggu dibawah." Perintah mamahnya lagi untuk kedua kalinya.
Melihat mamah nya yang sudah tidak ada lagi di kamarnya, Rain terpaksa bangun dari tidur nyenyaknya. Dan bersiap-siap untuk mengantarkan mamahnya ke supermarket."Tebak ini siapa?" Tanya Rain kepada mamahnya sambil menutup mata mamah nya dengan kedua telapak tangannya.
Pertanyaan macam apa itu?
Rain benar-benar bodoh!
Tidak usah ditanya juga mamahnya sudah tau bahwa itu adalah anaknya.
"Siapa yaa?" Tanya mamah Rain pura-pura tidak tahu.
"Oh iyaa mamah tau, ini Siti tukang sayur di komplek rumah itu kan?" Tebaknya sambil terkekeh.
Rain mengerucut kan bibir tipisnya. Perlahan ia menurunkan tangannya yang mungil kebawah. "Ihh mamah ko malah jawabnya Siti tukang sayur komplek rumah si?" Ujar Rain cemberut.
Mamah Rain menatap anak nya gemas.
"Rain gak mau di samain sama Siti, masa Rain yang cantik dengan mata yang sangat lentik mirip bulu matanya Syahrini yang cetar membahana bagaikan badai dan halilintar malah di sama-sama in kaya si Siti, iuhh" celoteh Rain tak karuan.
Mamah Rain semakin gemas melihat tingkah buah hatinya yang sudah besar ini masih seperti anak umur 4 tahun yang meminta balon. "Rain cantik ko, lebih dari Siti tukang sayur komplek perumahan kita. Karena mamah nya aja cantik pasti anak nya lebih cantik." Hiburnya.
Rain memeluk mamah nya erat. Kemudian dibalas oleh mamahnya.
****
"Mahh Rain mau itu" Pinta Rain menunjuk-nunjukkan ice cream yang ia maksud.
"Iyaa, nanti mamah belikan. Sekarang mamah mau bayar belanjaan ke kasir dulu." Rain mengangguk pelan.
Matanya masih melihat ke sebrang jalan tempat jualan es krim yang ia inginkan."Rain, kayanya mamah masih lama deh ngantri nya. Kamu beli sendiri aja ya, bisa kan?" Rain mengangguk cepat. Tangannya mengambil uang yang diberikan oleh mamahnya, kemudian dia berlalu meninggalkan supermarket untuk ke sebrang jalan, membeli es krim yang ia mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Bowie
Подростковая литература[ CERITA YANG MUNCUL KEMBALI SETELAH LAMA TENGGELAM.] Rain melihat langit, awan sudah mulai mendung. Dan sesekali ia mendengar gemuruh dan melihat air yang sudah mulai berjatuhan dari atas langit membasahi puncak kepalanya. Rain kembali tersenyum...