Part 2

122 43 23
                                    

"Tara jadi deh" ucap mamah Rain, memberikan ice cream buatannya untuk anak nya.

Mata Rain semakin berbinar-binar, ia takjub mamah nya ternyata pandai sekali mengkreasikan es krim agar menjadi menarik.

Rain melihat es krim yang sudah ada dihadapan nya. Es krim itu membentuk 3 bulatan menjadi segitiga, ada rasa vanilla, strawberry, dan coklat dengan toping buah strawberry yang di potong  dan disusun di setiap sudut piring es krim tersebut tak lupa satu buah wafer roll di tidurkan di es krim paling atas.

"Mah, Rain ga mau makan es krim nya."

Mendengar perkataan Rain, mamahnya menatap Rain bingung.

"Kenapa gak mau? Ga enak ya?" Tanyanya lemas.

"Rain gatau harus makan es krim bagian mana dulu, soalnya sayang kalo es krim yang mamah buat bakalan hancur kalo Rain makan." Jelas nya sangat polos.

Mamah Rain tersenyum kearah putrinya.

"Mamah senang kalo Rain yang makan, tapi mamah sedih kalo es krim buatan mamah gak Rain makan." Balasnya

Rain menatap mamah nya dengan penuh kesalahan.

"Mamah Rain boleh minta sesuatu gak?"

"Rain mau apa?"

"Rain mau disuapin" pintanya manja. "aaaaaa" mulut Rain membuka lebar.

Rain dan mamah nya pun terhanyut dalam keadaan suasana saat ini.

Rasanya Rain selalu ingin bersama dengan mamah nya terus hingga maut memisahkan. Karena ia tahu yang Rain punya di dunia ini hanyalah mamahnya. Ayah Rain sudah meninggal sejak ia masih berumur 4 tahun karena kanker yang di deritanya.

*******

Tok, tok, tok. "Assalamualaikum" salam seseorang dari luar rumah Rain.

"Rain, itu ada yang ketuk pintu. Buka dulu tuh" suruh mamah.

"Oke"

Rain bergegas untuk membuka pintu rumah nya.

"Hai Rain" sapa seorang perempuan yang sebaya dengan Rain ketika pintu itu sudah terbuka.

"Eh Alya, masuk yuk" ajak Rain.

"Mamah ada Alya nih" teriak Rain agak keras.

Mamah Rain berjalan dari dapur menuju anaknya.

"Rain, kalo manggil itu gak perlu teriak-teriakan ya."

Rain nyengir tak berdosa.

"Hehehe, iya mah maaf."

"Eh ada Alya, mau main ya? Yaudah Tante tinggal dulu ya." Ucapnya

"Iya Tante" balasnya sambil menyalimi tangan mamah Rain.

Rain dan Alya pun berlalu untuk menuju kamar Rain.

Sesampainya, Rain menghempaskan tubuhnya di kasur miliknya itu bersamaan dengan Alya.

"Rain, gue seneng besok lo bisa masuk sekolah." Ucapnya menghilangkan keheningan.

"Rain juga senang." Balasnya, yang masih melihat langit-langit kamarnya.

"Btw lo kelas apa?" Tanyanya penasaran .

"Kata mamah, Rain masuk XI IPA 1."

"Wihhh kita tetanggaan dong kelasnya." Balas Alya sumringah.

Rain hanya tersenyum tipis mendengar sahabatnya berbicara.

"Alya, keluar yu" ajak Rain membalikan badannya kesamping kiri Alya berada.

Rain BowieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang