udah hari ke-5 ini aku ngelihat kak haechan selalu pulang larut. katanya, sekolah mau ngadain pensi, dan katanya juga, kak haechan jadi ketua pelaksana.
"kak!" panggilku ke kak haechan yang lagi jalan ke mobilnya sambil nyeka keringatnya.
"oi!" balasnya balik, lalu belok ke arahku yang lagi berdiri di depan panggung pensi.
"pulang malem lagi?" tanyaku.
"iya nih," kak haechan ketawa. "kenapa?"
"nggak capek?" tanyaku lagi sambil ngelemparin botol berisi cairan isotonik yang ditangkap dengan cekatan sama kak haechan.
"nggak sepenuhnya capek, ada senangnya juga."
"bela-belain banget sih kak? kan yang bantuin banyak?"
"meskipun kakak yang jadi ketua pelaksana, bukan berarti kakak dengan seenaknya nyuruh ini-itu ke temen-temen kakak. harusnya tuh ketua pelaksana yang paling bertanggungjawab atas sukses atau nggaknya suatu acara."
aku langsung diem, ya gimana abisnya aku nggak bayangin jawaban itu keluar dari bibir kak haechan.
"dan, kakak nggak mau acara kakak rusak." tambahnya.
"nggak pulang?" tanyanya setelah beberapa menit aku diam.
"e-eh iya kak," jawabku gelagapan. "a-aku pulang dulu, udah ditunggu mami di depan."
kak haechan ngacakin poniku pelan, "hati-hati."
dan bahkan aku nggak sadar kalo di sekolah ini hanya tersisa aku dan kak haechan.
一
"FELIX!?"
aku langsung kesedak waktu denger teriakan bu jessica yang lagi marah-marah di belakang kantin.
setelah itu aku nggak bisa denger dengan jelas karena grusak-grusuk dan aku pun nggak punya ketertarikan tersendiri buat ngerti ada apa sebenernya.
bruk!
beberapa menit kemudian, aku bisa liat cowok yang namanya lee felix, atau yang akrab dipanggil kak felix jatuh tersungkur di koridor arah kantin, di belakangnya ada bu jessica dan beberapa kakak kelas kelas 12 yang aku nggak tau namanya.
"bu! bumohonmaafataskesalahan yang temansayaperbuat."
"donghyuck! kamuinigimana? temenmungerokokdibelakangkantinnggakkamucegah!?" bu jessica langsung berhenti gitu aja waktu ngelihat kak haechan lari-larian sambil mohon-mohon ke beliau.