Training

1.2K 117 8
                                    

Keesokan paginya anak-anak sudah datang dengan barang bawaannya masing-masing. Setelah pembagian kamar, mereka langsung berkumpul di halaman belakang. Di sana Mr. Nattmor sudah menunggu mereka.

"Penyihir dan peri menggunakan sihir untuk bertarung, manusia serigala memanfaatkan cakarnya, dan vampir memiliki taring setajam belati. Kita semua di sini merupakan makhluk supernatural yang memiliki kemampuan di atas manusia pada umumnya. Namun, kelebihan yang kita miliki membuat kita menjadi ketergantungan akan hal itu. Karena itu aku di sini untuk melatih kalian memanfaatkan kemampuan fisik kalian dengan maksimal untuk mempertahankan diri. Jadi, letakkan semua tongkat sihir kalian, lupakan mantera-mantera, dan tahan semua kekuatan supernatural kalian."

"Bukankah itu berarti sama saja dengan pelajaran di sekolah?" Tanya Ryouta.

"Tidak, aku akan membuatnya lebih." Jawab Mr. Nattmor. "Sekarang lari 100 putaran!"

Mereka berlari mengitari halaman. Setelah 100 putaran mereka diajari cara bertahan dari musuh dan menyerang tingkat lanjutan. Mr. Nattmor sangat mahir dalam bidang itu karena dia mempelajari berbagai macam ilmu beladiri. Mereka berlatih selama 2 jam kemudian mereka mandi dan beristirahat.

Sorenya mereka mempelajari mantera pertahanan diri. Mr. Silvermist mengajarkan mantera-mantera yang baru diajarkan di tingkat ketiga. Sam sudah menguasai mantera itu, tetapi sebagian besar yang lain tidak. Dia pun membantu teman-temannya.

Selama seminggu mereka berlatih untuk mempertahankan diri. Di akhir minggu mereka mendapat waktu istirahat selama satu hari. Hari itu mereka semua berkumpul di ruang duduk lantai atas. Ada yang bermain video game, membaca, atau sekedar menonton temannya bermain.

"Sungguh menyebalkan. Liburan kali ini bukan liburan. Seperti sekolah saja!" Gerutu Hwa-Jae.

"Semua ini demi kebaikan kita juga." Tukas Sam.

"Huh, kebaikan kita? Well, kita tidak akan seperti ini kalau saja tidak ada yang berkeliaran malam hari dan sok ingin tahu." Sindir Ricky.

Kate membanting buku yang dibacanya. Sudah seminggu ini Ricky terus menerus menyindirnya tentang hal itu. "Kau sepertinya sangat tidak suka denganku."

"Sangat jelas. Kau adalah bencana!"

"Baik, kalau begitu aku akan pergi." ujar Kate sambil berjalan keluar.

"Ya sudah. Toh tidak ada yang menginginkanmu kok."

Plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi Ricky. Kate baru saja menampar Ricky dengan sekuat tenaganya yang membuat teman-temannya kaget. Setelah itu Kate berlari ke kamar tempatnya menginap dan mulai memberesi barang-barangnya.

"Kau pikir kau mau ke mana?" Tanya Sam di depan pintu.

"Pergi," jawab Kate.

"Mau pergi ke mana? Mr. Nattmor pasti akan mengembalikanmu ke sini juga." Kata Rose.

"Aku tidak tahu," ujar Kate sambil tertunduk menangis.

Mr. Silvermist datang beberapa menit kemudian. Dia mendengar suara gaduh dari lantai atas. Dia bertanya kepada Sam apa yang terjadi. Sam menceritakan pertengkaran antara Kate dan Ricky. Mr. Silvermist hanya mengangguk. Dia berkata jika dirinya akan mencari solusi mengenai masalah ini.

Mr. Silvermist mengajak Sam untuk turun ke bawah tanah. Terdapat sebuah pintu besi yang terkunci dan dilindungi kode sandi. Di balik pintu itu ada ruangan berisikan sebuah meja besar dengan kursi yang mengelilinginya. Di salah satu sisi ruangan terdapat sebuah layar besar dan di sisi lain terdapat beberapa senjata.

"Duduklah, Sam." perintah Mr. Silvermist.

"Dad ingin membahas kejadian tadi? Aku rasa itu hanya reaksi spontan dari mereka." kata Sam.

"Kalau begitu bagaimana menurutmu cara untuk mengatasinya?"

"Menururku kita harus memisahkan mereka untuk sementara. Mungkin cara paling baik adalah memulangkan mereka, tetapi Kate tidak mempunyai tempat untuk pulang."

"Darren Nattmor bertanggungjawab atas dirinya. Aku akan bertanya kepadanya nanti."

"Menurut Dad apakah latihan seminggu ini cukup untuk mereka?"

"Aku pikir itu cukup. Jika orangtua mereka merasa kurang, mereka bisa melatihnya sendiri di rumah. Aku juga akan melatihmu dan Rose."

Sam mengangguk tanda setuju. Dia memandangi tulisan The Hunters yang terpampang di layar besar.

"Suatu hari nanti kau akan menggantikanku memimpin organisasi ini." ujar Mr. Silvermist.

"Aku tahu, tetapi rasanya aku belum siap."

"Kau akan banyak belajar, Nak."

Akhirnya semua anak dipulangkan ke rumah masing-masing. Mr. Silvermist sudah menghubungi Mr. Nattmor. Mr. Nattmor menginstruksikan supaya Kate tetap tinggal di Silvermist Palace.

Pagi itu Kate mengikuti Rose dan Sam untuk latihan. Latihan pagi itu adalah latihan memanah. Keluarga Silvermist adalah pencinta olahraga panahan. Mereka bahkan memiliki area memanah sendiri.

"Kau mau mencobanya?" tanya Sam.

"Boleh," jawab Kate.

Sam menjelaskan kepada Kate dasar-dasar memanah dan memperagakan caranya. Sam memfokuskan pandangannya ke target dan melepaskan anak panahnya. Anak panah itu melayang dan tertancap tepat di tengah-tengah. Dia memberikan busur panah dan sebuah anak panah kepada Kate supaya Kate bisa mencobanya. Kate berusaha fokus untuk menembakan anak panahnya, tetapi anak panah itu sangat jauh dari target.

"Butuh banyak latihan memang." komentar Sam.

"Yeah, ngomong-ngomong sudah berapa tahun kau berlatih panahan?" tanya Kate.

"Sejak aku duduk di bangku sekolah dasar. Sebenarnya memanah sama dengan melemparkan mantera. Kau harus fokus." jawab Sam.

"Aku lebih memilih melempar."

Rose mempersilakan Kate untuk mencoba busur silang miliknya. Busur silang lebih mudah digunakan orang awam karena hanya perlu menekan tombol untuk menembakan anak panahnya. Sedangkan busur dan anak panah biasa cara menembakan anak panahnya adalah dengan menarik tali sebagai pendorong.

Mr. Silvermist yang memperhatikan latihan itu mendekat ke arah mereka. "Sepertinya busur dan panah tidak cocok untukmu. Aku lihat saat berlatih dengam Mr. Nattmor kau mahir bertarung dengan tangan kosong. Mungkin kau lebih cocok menggunakan senjata jarak dekat seperti belati atau senjata yang agak memerlukan jarak seperti pedang atau tongkat bambu."

"Terima kasih, Sir. Saya dulu sempat mengikuti kegiatan beladiri di sekolah."

"Wah, bagus kalau begitu. Namun, jika kau lebih memilih belajar berkelahi seperti itu, aku bukan orang yang tepat untuk mengajarimu. Nattmor memang lebih hebat dalam pertarungan tangan kosong. Mungkin itu karena dia sudah melatihnya selama puluhan tahun."

"Dad, kalau begitu berarti Mr. Nattmor sudah tua?" tanya Rose.

"Yeah, untuk ukuran manusia seperti kita dia sangat tua, tetapi untuk ukuran vampir sepertinya dia masih muda." jawab Mr. Silvermist.

"Kalau begitu berarti Kate akan awet muda dong?" tanya Rose lagi.

"Tentu saja." jawab Kate. "Vampir memiliki kemampuan regenerasi sel yang cepat sehingga sel-sel tubuhnya selalu baru."

"Sepertinya enak jadi vampir. Bisa awet muda." ujar Rose.

"Awet muda, tapi harus minum darah manusia." ujar Kate. "Ngomong-ngomong aku belum minum darah dua minggu." tambahnya.

"Oh ya, minum darah. Darren menitipkan beberapa kantong darah untukmu. Nanti aku akan memberikannya kepadamu, tetapi jangan minum di depan yang lain." Kata Mr. Silvermist.

"Mengapa begitu? Kan kami penasaran." tanya Sam.

"Kau tidak tahu dia akan berubah seperti apa saat minum darah. Sekarang sih mungkin dia terlihat biasa, tetapi jika sedang minum darah..."

Wajah Sam dan Rose langsung memandang takut ke arah Kate. Sementara itu Kate hanya tersenyum. Ah, Mr. Silvermist suka menjahili anak-anaknya juga.

Wymond Academy [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang