Waking Up

9.5K 947 5
                                    

Sam membuka matanya. Dia menyadari jika dia berada di klinik. Kepalanya terasa sangat sakit. Dia melepaskan selang oksigen dan mencoba bangkit dari ranjang.

Ya Tuhan. Badanku pegal-pegal sekali, batinnya.

Dia berjalan menuju ruangan periksa yang berada di bagian depan klinik. Dia membuka pintunya dan mendapati Miss Selen dan Mr. Arsenic sedang mengobrol berdua. Mereka kaget saat melihat Sam masuk ke ruangan.

"Apa yang terjadi pada saya?" tanya Sam.

"Kau sudah tidur lebih dari seminggu." jawab Miss Selen.

"Seminggu? Apa anda bercanda Miss?"

"Tidak. Itu sungguh terjadi. Malah kami pikir kau tidak bisa bangun lagi." ujar Mr. Arsenic.

"Daniel, itu tidak lucu." tegur Miss Selen.

"Lalu, bagaimana saya akhirnya bisa bangun?" tanya Sam penasaran.

Miss Selen menatap Mr. Arsenic. Mr. Arsenic pun menjawab, "Seorang putri sudah membangunkan pangerannya yang tertidur sangat lama. Seperti cerita putri tidur."

Sam terlihat bingung. Dongeng putri tidur adalah dongeng masyarakat non-penyihir. "Jika kau belum pernah dengar, kisah itu menceritakan tentang seorang putri yang dikutuk untuk mati pada ulang tahunnya yang ke 16 oleh peri jahat, tetapi peri baik menangkal kutukan itu sehingga putri itu hanya tertidur. Saat ulang tahunnya yang ke 16 kutukan itu membuat putri tertidur lama. Sampai akhirnya kutukan itu dipatahkan dengan ciuman cinta sejati dari seorang pangeran." jelas Miss Selen.

"Tentu saja kau tidak dibangunkan dengan cara seperti itu." tambah Mr. Arsenic.

"Sang putri untukku adalah seseorang atau sesuatu?" tanya Sam.

"Cepat atau lambat kau akan tau. Sang putri meminta ini untuk dirahasiakan." jawab Mr. Arsenic.

"Bagaimana aku bisa berterima kasih terhadap Sang putri yang telah membangunkanku?"

"Sampaikan saja kepada kami. Kami akan menyampaikannya."

"Sekarang aku sarankan kau makan. Pasti kau lapar selama seminggu belum makan. Aku akan menyiapkannya." kata Miss Selen.

"Terima Kasih Miss. Saya sebaiknya kembali ke ruang perawatan." kata Sam meninggalkan ruangan.

"Kau menyamakan dia dengan Princess Aurora dari Sleeping Beauty." ujar Miss Selen.

"Ya begitulah. Kali ini kita punya Prince Samuel the Sleeping Handsome." canda Mr. Arsenic.

Rose memanjat tangga tempat tidur. Dia menggoyangkan kaki Kate yang sedang membaca buku di tempat tidurnya. Dia ingin menyampaikan kabar gembira.

"Sam sudah sembuh. Dia sudah bangun pagi tadi. Aku baru dapat pesannya dari Miss Selen pagi tadi."

"Benarkah? Wow, Mr. Arsenic pasti sangat hebat dalam meracik obatnya." kata Kate. "Sebaiknya kau beritahu yang lain."

"Baiklah, akan aku lakukan."

Rose memberitahu teman-teman mereka yang lain. Mereka pun setuju untuk menjenguknya siang ini. Dalam hati Kate bersyukur kepada Tuhan karena Sam masih bisa bertahan hidup.

Mereka semua sudah berkumpul di klinik. Sam masih duduk setengah tidur di ranjangnya.

"Bagaimana kabarmu Sleeping Handsome." canda Harry.

"Ya begitulah. Aku sudah melewati seminggu dengan keadaan tidak sadar. Menurutmu bagaimana rasanya?"

"Ah... tak kusangka aku mengatakan ini. Aku merindukanmu. Tidak ada yang bisa kuledek seminggu ini." kata Hwa-Jae.

"Sialan kau Hwa-Jae. Nanti kalau aku sudah sembuh aku akan membalasmu."

"Sleeping Handsome terdengar seperti film parodi. Apa kau bangun karena dicium seorang putri?" tanya Edward.

"Soal itu aku tidak tau. Mr. Arsenic bilang aku telah ditolong oleh seorang Putri, tetapi bukan lewat ciuman. Dia juga tidak memberi tahu jika putri di sini adalah seseorang atau sesuatu."

"Kurasa sang Putri yang dimaksud adalah ramuan obat yang diramu Mr. Arsenic." ujar Kate sambil tersenyum.

"Tidak lucu." komentar Ryou.

"Memang tidak. Siapa yang sedang melucu?"

"Ngomong-ngomong Rose, di mana Dad dan Mom. Aku mau ketemu mereka." Rose hanya diam tertunduk. Dia menatap Kate yang langsung memalingkan wajahnya.

"Aku bisa mengantarkanmu menemui mereka, tapi mungkin hanya pertemuan singkat." kata Mr. Arsenic yang sedari tadi berdiri di dekat pintu.

"Tidak apa-apa Sir." jawab Sam.

"Aku akan siapkan mobil. Chatrene, kau harus ikut. Kau sudah berjanji untuk mengantarkan Sam kepada orangtuanya jika dia sudah sembuh. Sebaiknya kalian berdua bersiap-siap."

"Ya, Sir." jawab Kate.

Kate memilih pakaian terbaiknya untuk pertemuan ini. Pedang milik Mrs. Silvermist masih dia simpan dengan rapi. Dirinya masih belum bisa mengembalikannya.

Mobil Mr. Arsenic sudah siap. Sam masuk terlebih dahulu kemudian Kate menyusul di belakangnya. Mobil bergerak meninggalkan kawasan Wymond Academy.

"Kau berpakaian sangat rapi." komentar Sam.

"Hanya mencoba memberikan penampilan terbaikku." balas Kate.

Mobil itu berhenti di sebuah gerbang dengan tulisan 'Wymond Cemetery'. Mr. Arsenic berjalan lebih dulu. Sam dan Kate mengikuti di belakangnya. Mereka berhenti di depan sebuah nisan.

Di sini terbaring
William Silvermist & Alice Silvermist

"A true leader is someone who can lead his members to the glory with the right way."

"Jadi, Orangtuaku sudah meninggal?" tanya Sam kaget.

"Orangtuamu meninggal saat menjalankan misi dari The Hunter. Ibumu meninggal saat melindungi Rose. Ayahmu, dia dibunuh. Aku melihat mereka meninggal dengan mataku sendiri. Aku melewati acara pemakamannya untuk menemanimu. Aku baru mengunjungi makamnya sekarang." jelas Kate.

"Siapa yang membunuh orangtuaku. Kate, tolong beritahu aku!" pinta Sam.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu. Pembunuh orangtuamu sudah mati. Mungkin kau akan membaca hal yang berbeda di berita, tapi aku akan memberitahu kejadian yang sebenarnya." kata Mr. Arsenic.

"Aku hampir bisa menyelamatkan orangtuamu Sam, tapi aku tidak berhasil. Maafkan aku. Jika saja saat itu aku tidak lengah, mungkin aku bisa..." Air mata mulai menetes dari mata Kate.

Sam memberikan saputangannya dan berkata, "Setidaknya aku masih memiliki Rose. Sekarang aku harus menjaganya. Aku tidak menyalahkan hal ini padamu. Kita tidak tau apa yang akan terjadi. Semua peristiwa yang kita lewati bagaikan tinta yang tertulis di atas kertas. Tinta tidak bisa dihapus. Sekarang waktunya kita membuka lembaran baru dan menuliskan kisah kita sendiri."

"Seharusnya aku yang menghiburmu, tapi malah kau yang menghiburku." ujar Kate.

Sam hanya tersenyum. Dia masih belum bisa menerima hal ini, tapi dia tidak memperlihatkannya. Mendiang ayahnya selalu berkata jika dia harus menjadi tegar dalam menghadapi setiap cobaan.

"Ayo anak-anak. Kita harus kembali ke sekolah."

"Sebentar!" Sam membungkuk dan menatap bunga yang ada di makam itu. Dia membuat sulur-sulur mengitari nisan dan membuat bunga-bunga indah bermekaran. "Selamat tinggal, Dad, Mom." Sam berdiri dan mengikuti Mr. Arsenic dan Kate kembali ke mobil dan meninggalkan pemakaman itu.

Wymond Academy [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang