Part 6 : Gyula's Satisfication

92 14 36
                                    

"Dia itu... ...hahahaha... Konyol.." samar-samar aku mendengar percakapan yang tak kupahami.

"Di mana aku?" batinku sambil perlahan membuka mataku.

"Oh. Sudah bangun?" tanya seorang lelaki muda yang berpakaian serba jingga.

"Aku pamit, tuan." orang yang berbicara dengan lelaki muda itu segera lenyap dengan senyap.

Lelaki yang masih di sana tampak lebih muda dariku. Rambutnya jabrik berwana hitam pekat. Matanya berwarna jingga sama seperti pakaiannya dan anehnya ia tak bisa berhenti menjulurkan lidahnya keluar. Dia memang seperti orang tak makan lima tahun dan tak mati-mati secara ajaib.

"Tunggu!? Lapar!? Ini kan sector of glutonny!? Berarti dia Gyula!? Wait, wait. Aku terikat di kursi! Dia memegang pisau.. Apakah penjaga sector of glutonny adalah seorang kanibal!?" batinku tak berhenti meracau dalam kepanikan.

"Srett!!" wajahku digores dengan pisau perak itu.

"Tes.." darahku mengalir dari pipi.

"Kau.. Gyula, penguasa sector of glutonny!" seruku sambil melototi lelaki berpakaian serba jingga itu.

"Tepat. Beraninya kau mengatakan bahwa aku lebih muda. Gila ya?" pertanyaan sinis itu keluar dari Gyula.

"K-kapan aku bilang itu!?" dengan refleks aku menanyakan dia kembali.

"Sepertinya kamu bodoh juga." ejek Gyula sambil memegang daguku.

"Gulp" aku menelan ludah.

Gyula mengerikan. Dia galak. Tidak seperti penjaga sector of lust. Aku harus menjaga perkataanku di momen seperti ini.

"GALAK!? Kamu bilang apa?!" amuk Gyula sambil mengepalkan tangannya.

"T-tung.." aku tak bisa menyelesaikan sepatah kata.

"BRAK..!!" tinju Gyula melayang ke wajahku dengan ganas.

"UHUKH!" aku batuk hingga darahku muncrat.

Astaga. Penjaga ini memang perlu kiranti plus orange juice! Sedikit-sedikit bentak. Aku bisa mati sebelum menemukan Serah juga kalau begini.

"Kiranti?" tanya Gyula sambil mempersiapkan tinjunya lagi.

"Anda niat ke mana, tamu bangsatku?" tanya laki-laki pemarah itu dengan kesal.

"T-ta.." lagi. Aku tak menyelesaikan sepatah kata.

"BUGHH...!!!" ulu hatiku dipukul sepenuh tenaga.

"A.. AKH..!!" darah muncrat lagi dari mulutku.

Entah bagaimana, bernafas terasa sulit. Aku menatap tajam Gyula. Namun, tampaknya tidak berguna. Ia justru mengasah pisaunya. Yang lebih mengerikan, dia bukan mengasahnya pakai batu ataupun alat yang layak untuk menempa. Demi nama kentang ajaib, ia mengasahnya di kulitnya. Itu kulit atau batu asah coba?

"Dagingmu kayaknya enak." ucap Gyula sambil tersenyum bagai psikopat sejati.

"L-lepaskan aku.. Aku mohon.." aku terpaksa membuang harga diriku pergi.

Gyula tersenyum bak iblis yang menikmati penderitaan korbannya. Ia mengarahkan pisaunya ke tangan kiriku. Ia tertawa kecil dan memandang kedua mataku. Cukup dengan memandang matanya, aku bisa mengetahui apa yang dia ingin katakan. Bila tatapan miliknya bisa berbicara, maka ia sedang berkata "bolehkan aku potong?"

"Lepaskan? Boleh. Ya kamu tau syaratnya kan?" ucap Gyula sambil memegang pipiku.

"Tanganku?" tanyaku dengan nada yang datar.

My Sweetest Hell [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang