Side Story : Will Of Greed

56 10 18
                                    

"Apa!?" aku terkejut.

"Oho, Lord. Aku berterima kasih atas kemurahan hatimu." ucap Bingley sambil melukiskan senyum licik di atas wajahnya yang keriput.

Aku menelan ludahku. Tubuhku membeku, jantungku seolah baru dicabik-cabik. Dengan gemetar aku memutarkan kepalaku ke arah Hades, sang dewa neraka yang berkuasa atas para pendosa. Ia tersenyum licik seperti rubah yang menemukan mangsa di tengah kelaparan yang ia alami. Senyum licik sang dewa neraka seolah mengejek, menindas dan menertawai takdir dan harga diriku. Aku tersenyum kecut. Entah karena aku ingin atau karena mentalku sudah mencapai limitnya.

"Dengan ini kucabut jabatanmu sebagai penjaga sector of greed, Bingley. Terima kasih atas sepuluh abad pelayanan anda di neraka. Anda sudah boleh dilahirkan dalam kehidupan yang baru lagi." ucap Hades sambil memegang tangan kakek tua itu dengan senyum ramah di atas wajahnya.

"P-penjaga sector of greed...?" aku terbata-bata hingga rasanya aku akan kehilangan kendali atas pikiranku.

Aku segera memandang kakek yang bernama Bingley itu.

"S-sepuluh abad!?" intonasi ucapanku semakin mengeras.

"Benar. Aku sudah menjabat sebagai penjaga sector of greed selama seribu tahun, lelaki muda." klarifikasi dari kakek itu mengguncang jiwaku.

"BUGH!" aku ambruk di atas kedua lututku.

Aku meremas kepalaku sendiri. Air mata mulai mengalir di atas pipiku dengan keras. Bukannya meringis, tetapi aku tertawa. Aku menertawai takdirku yang menyedihkan. Bagiku, Tuhan telah berbuat tak adil padaku.

"Ini tidak adil! Mengapa Tuhan membuatku terlahir dalam keadaan miskin! Ini tidak adil! Andai saja aku tidak miskin, aku tak mungkin menindas orang-orang itu!" aku menjerit-jerit seperti orang yang kesadarannya akan lenyap.

"Apakah kau sendiri telah berbuat adil kepada sesamamu?" pertanyaan ini lebih dari cukup untuk membungkamku.

Aku menunduk dan menatap lantai putih gedung megah ini. Aku menggigit bibirku sedikit. Air mataku tak dapat berhenti mengalir.

"Lihatlah cermin yang kuberikan, Simon." perintah Hades dengan intonasi yang halus.

Aku menatap cermin emas yang diberikan Hades tadi. Cermin itu menunjukan wajahku yang merah. Oh cermin, tanpa kau ketahui, apa yang kau perlihatkan padaku menghancurkanku dari dalam.

 Oh cermin, tanpa kau ketahui, apa yang kau perlihatkan padaku menghancurkanku dari dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ingatlah kembali semua yang terjadi pada saat kau berusia dua puluh tahun." ucap Hades sambil memegang bahuku.

Aku menuruti instruksinya begitu saja. Tangan Hades yang ramping memegang pipiku. Mataku perlahan terpejam dan seluruh tubuhku melemah. Sebelum segalanya berubah menjadi hitam tanpa secercah cahaya, aku dapat melihat seorang anak kecil yang lugu di cermin. Setelah itu aku tak lagi melihat apapun. Hanya warna hitam yang sejati, warna hitam yang lebih gelap daripada kegelapan.

My Sweetest Hell [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang