Part 9 : Dantalion

80 12 40
                                    

"Kuncilah movemen musuhku, bind!" dari situlah kutahu bahwa ayah adalah seorang spellcaster.

Pergerakan Superbia dibatasi sepenuhnya. Tak sedikitpun ia dapat bergeming. Menggerakkan bibirnya saja pun tak mampu. Ayah berhasil mengunci pergerakannya dengan sihirnya itu.

"Selama ini, ayah adalah seorang spellcaster!?" komentarku karena terkejut.

"Cuma kamu yang boleh keren, my son?" tanya ayah sambil tersenyum percaya diri ke arahku.

Tak lama setelah berbicara denganku, ayahku, Avaritia, mengarahkan telapak tangannya sehingga menghadap Superbia. Superbia ingin memberontak tetap tak mampu. Mengumpat pun tak mampu.

"Terjanglah musuhku dengan gelombang airmu yang perkasa. Lindungi mereka yang kusayangi dengan berkatmu dan hancurkan musuhmu dengan gelombang air nan perkasa, pinjamkan kekuatanmu, Poseidon!" ayah melafalkan mantera spellcasting-nya dengan mantap.

 Lindungi mereka yang kusayangi dengan berkatmu dan hancurkan musuhmu dengan gelombang air nan perkasa, pinjamkan kekuatanmu, Poseidon!" ayah melafalkan mantera spellcasting-nya dengan mantap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BOOOM...!!!" ledakan yang cukup menggelegar.

"Ayah menang?" tanyaku dengan hati yang terkejut sekaligus kagum.

Raut wajah ayah tampak serius. Ia tak sekalipun memandangku. Ia masih menatap arah serangannya tadi. Tidak. Pertempuran belum usai.

"Larilah, James. Ini berbahaya." perintah ayah sambil menggenggam trisulanya dengan erat.

"Mengapa?" tanyaku dengan singkat, padat dan jelas.

"Bukankah jelas? Dia ini penjaga sektor terkuat. Kamu tahu itu!" jawab ayah dengan nada membentak.

"Memang." sebuah jawaban tak terduga dari orang yang usai diserang.

Dari balik kabut, berdirilah seorang penjaga sektor dengan perkasa. Superbia adalah laki-laki tampan dengan tinggi badan sekitar seratus sembilan puluh sentimeter. Rambutnya panjang walaupun dia adalah laki-laki. Matanya biru keabuan menyiratkan kelicikan khas neraka.

"Bentangkanlah sayapmu, angin yang perkasa, hancurkan musuhku dengan desiran anginmu yang setajam pedang Excalibur, kupanggil kau, Sylph!" kupanggil roh elemen angin itu dengan tangan yang jarang kupakai yakni tangan kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bentangkanlah sayapmu, angin yang perkasa, hancurkan musuhku dengan desiran anginmu yang setajam pedang Excalibur, kupanggil kau, Sylph!" kupanggil roh elemen angin itu dengan tangan yang jarang kupakai yakni tangan kanan.

My Sweetest Hell [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang