1- Lihat mantan

102 10 26
                                    

Pagi ini Stefhi berangkat ke sekolah bersama kedua kakaknya.

"Gue hari ini latihan basket, kalian berdua mau nunggu gue atau pulang duluan?" Tanya bang Farid.

"Gimana nih Stefh?" Tanya kak Cee kepadaku.

"Terserah kakak aja," kataku

"Lo mah terserah mulu."

Kemudian kak Cee berbicara sesuatu kepadaku dengan nada yang kecil agar bang Farid tidak dengar.

"Kalo lo ikut gue nunggu bang Farid lo bisa lihat - lihat cogan Stefh kan lumayan. Lo belum pernah lihat mantan ke 2 gue secara langsung kan?" Tanya kak Cee.

"Belum"

"Nah itu, sekalian gue kenalin lo ke cogan-cogan SMA ini. Lo kan murid kelas 1 yang belum lama masuk SMA ini."

"Ish aneh banget sih lo jadi kakak," ucap gue.

"Jadi gimana? Lo pulang duluan atau ikut gue?"

"Ikut kakak aja deh"

"Oke"

-----

STEFHI ANINTIA

Sekarang gue duduk di kursi yang tak jauh dari lapangan basket. Jam masih menunjukkan pukul 4 sore, biasanya kak Farid pulang sekitar jam 5 lewatan.

Disamping gue, ada kak Cee duduk dengan sorot mata tajam melihat ke pemain basket.

"Nah dek, lo lihat ke arah sana. Lo lihat orang yang tinggi itu," ucapnya sambil menunjuk ke arah seorang lelaki.

"Ya terus?" Tanyaku tak mengerti

"Itu mantan gue bego,"

"Kok jadi gue sih kak yang bego"

"Ganteng banget capung"

"Ish jijik"

Gue beranjak dari tempat duduk bermaksud ingin pergi ke kantin. Sudah 10 menit menahan lapar.

"Kak Cee, Stefhi ke kantin bentar ya. Lapar nih perut Stefhi," ucapnya.

"Jangan lama-lama ya lo"

Stefhi berjalan menuju kantin. Semenjak sekolah di SMA ini ia menyukai jajan di tempat Bi yem.
Bi yem pun sudah kenal dengan Stefhi.

"Bi lotek sama es jeruknya satu ya"

"Siap neng"

Tak lama kemudian pesanannya sampai. Ia pun segera memakan makanannya.

Ting!

Hp Stefhi berbunyi. Ternyata pesan dari Kak Cee.

Cee Anintia : jus naga bi lilis 1 dek.

Stefhi Anintia : iya kak.

Stefhi segera membayar pesanannya dan segera pergi membelikan pesanan kakaknya.

Setelah selesai ia pun kembali ke tempat Kak Cee.

"Dek yang megang jus sini ntar,"

Stefhi memberhentikan langkahnya ia pun melihat sekitarnya. Merasa dirinya yang di panggil.

"Gue?" Tanya nya.

"Iya"

"Adeknya Farid kan?"

"Iya"

"Gue titip ini dong, bilangin tugasnya harus selesai lusa"

"Oke"

"Kenalin gue Arya" sapanya

"Stefhi. Kak gue pergi dulu ya"

"Iya"

Stefhi segera pergi ke lapangan basket di tempat ia duduk bersama kak Cee tadi.

Ia pun berjalan menuju kak Cee. Ternyata di sampingnya ada Bang Farid.

"Nih kak jus lo" ucapnya sambil menyodorkan jus.

"Untuk gue mana?" Tanya Bang Farid.

"Kan ga mesan tadi, ini titipan temen lo. Katanya tugasnya harus selesai lusa."

"Oh dari Arya"

"Arya yang ganteng itu ya bang?" Tanya Kak Cee antusias.

"Hm"

"Lo ga bilang - bilang kalo ketemu cogan dek."

"Mana gue tau" balas Stefhi.

"Yok lah pulang"

-----

19.12

Tingtong

Bel rumahnya berbunyi.

"Bentar" ucap Cee.

Cee pun membuka pintu rumahnya.

"Kak Arya? Pasti nyariin bang Farid kan?" Tanya Cee.

"Iya"

"Masuk dulu"

Cee segera memanggil bang Farid.

- Di kamar -

Stefhi sedang menonton acara kesukaannya. Kemudian, ia melihat Kak Cee berjalan sambil senyum - senyum.

"Kenapa lo kak?" Tanyanya.

"Ada Bang Arya di bawah"

"Lah terus?"

"Ganteng banget capung"

"Alay banget"

FARID AURELIO

"Bang ada bang Arya di bawah. Katanya nyariin lo," ucap Cee kepadaku.

Aku langsung berjalan ke ruang tamu.

"Ada apa Ar?"

"Mau main aja"

"Ke kamar gue aja"

Gue dan Arya berjalam menuju kamar gue.

Gue heran kenapa hari ini Arya kalem. Biasanya kalo datang langsung ke kamar gue.

"Ga biasanya lo gitu. Ada apa?"

"Gue suka sama adek lo"

"Adek gue ada 2"

"Yang Stefhi"

"Lo cinta pandangan pertama kan?"

"Hm" jawabnya sambil cengegesan.

Gue tau kalo Arya jarang lihat Stefhi. Walaupun Arya sering main ke rumah, ia jarang melihat Stefhi.
Cee aja jarang, apalagi Stefhi
Ya Stefhi jarang di rumah. Ia sering ke toko kue bunda.

"Jadi lo mau apa?"

"Mau minta nomornya"

"Lo kan bisa line gue"

"Biar enak, makanya gue langsung ngomong sama lo" jawabnya sambil senyum - senyum.

"Pantes aja datang duduk kalem di bawah. Biasanya langsung buka pintu kamar gue"

"Mana nomornya?"

"Kalo gue ga mau kasih gimana?"

"Pelit bener lo dugong"

"Nih. Jangan macem - macem lo sama adek gue" kataku sambil memberikan nomornya.

"Yoi. Makasih, gue pulang dulu"

"Hm"

Next?
Jangan lupa vote + comment ya (:

GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang