Lo itu mirip mentari yang indah.
Kalo senyum mengeluarkan cahaya.-Albert Arsenio
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Setelah menempuh jarak perjalanan selama lima belas menit. Akhirnya kini, Stefhi berada di depan rumah Albert. Menurutnya rumah ini tidak asing dimatanya.
"Ayo," ucap Albert.
"Eh iya," balasnya sambil keluar dari mobil.
Albert pun berjalan menuju rumahnya, yang diikuti oleh Stefhi.
"Assalamualaikum, Ma"
Terdengar balasan dari ibu Albert.
"Wa'alaikumsalam. Sini masuk mama lagi di ruang makan," balasnya.
Stefhi melihat foto - foto yang ada di ruanv tamu Albert. Ia melihat foto Albert masih kecil. Bagi Stefhi Albert sangat menggemaskan.
Kemudian, ia melihat foto cewek yang berumuran satu tahun di atas Albert.
"Gue gantengkan Stefh?" Tanya Albert.
"Iya," jawab Stefhi jujur.
"Sudah lihat fotonya?" Tanya nya.
"Eh udah, Albert lo adeknya kak Lala?" Tanya Stefhi ragu.
"Iya"
"Kok ga pernah tau?"
Seketika itu mama Albert datang ke ruang tamu.
"Mama suruh ke ruang makan kok ga dateng. Ada Stefhi ya. Mana bunda?" Tanya ibu Albert kepada Stefhi.
"Iya tante, Bunda masih di toko tante," balas Stefhi.
Kemudian ia dan Albert melangkah menuju ruang makan.
Di ruang makan, Stefhi tidak canggung karena ia sudah kenal dengan ibu Albert. Beruntung bagi Stefhi, kalo itu bukan orang asing baginya.
"Kamu kaget ya kalau Albert ini adeknya Lala?" Tanya ibu Albert.
"Iya tante," ucapnya.
"Albert ini pindah dari Semarang kesini. Waktu SD dulu ia disini, karena kata neneknya ia nakal jadi dipindahkan ke tempat neneknya di Semarang. Sekarang ia SMA dipindahkan lagi disini," cerita ibu Albert.
"Menurut kamu Albert itu gimana orangnya?" Tambah ibu Albert.
Stefhi langsung melihat ke arah Albert. Masa iya baru kenal dua hari iya sudah harus menilai Albert.
Tatapan mata Albert menandakan bahwa ia ingin mengatakan "ngomong aja."
"Saya baru kenal Albert tante. Tapi kalo saya lihat Albert jarang bicara," ucap Stefhi.
"Oh gitu. Ya udah makanannya makan dulu."
"Iya tante."
Selesai makan, Stefhi mengobrol sebentar dengan ibu Albert. Kemudian, ia berpamitan untuk pulang.
Ia masuk ke dalam mobil Albert. Di sepanjang perjalanan dalam mobil Albert, Stefhi menanyakan kak Lala kepada Albert.
Ia bercerita kalau kak Lala itu teman kak Cee. Albert yang baru pernah melihat Stefgi berbicara panjang lebarpun sekali - sekali ia tersenyum.
Tak lama kemudian, ia sudah berhenti di depan rumah Stefhi.
"Albert, makasih ya. Lo ga mau mampir dulu?" Tanya Stefhi.
"Ga, makasih"
"Kalo gitu gue masuk dulu," ucap Stefhi seraya membuka pintu mobil Albert.
Tangan Stefhi ditarik oleh Albert. Sontak Stefhi melihat ke belakang. Ternyata Albert sedang melihatnya.
"Stefh, lo mau ga jadi pacar gue?" Tanya Albert sambil memegang bunga yang ia oegang di belakang badannya.
Stefhi yang terkejut langsung blushing. Pipinya langsung memerah.
Stefhi melihat Albert. Tak ada pertanda bahwa Albert sedang mengerjainya.
"Mau ga?" Ulang Albert.
"Iya gue mau," ucapnya sambil mengambil bunga yang disiapkan Albert untuknya.
Albert tersenyum.
"Ya udah sana masuk. Hati - hati babe," ucap Albert.
"Iya" ucap Stefhi sambil masuk ke rumah.
Ia siap - siap di interogasi oleh kakaknya Cee.
-----------
Happy Reading :)
Jangan lupa vote + comment ya :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl
Teen FictionGue suka lo waktu pertama kali gue ngomong langsung sama lo. -Albert Arsenio- Lo itu aneh, susah ditebak. Tapi gue suka lo. -Stefhi Anintia-