11 - Tatapan

39 2 2
                                    

Setelah acara ulang tahun kemaren pagi ini Stefhi memulai hari dengan wajah lebih segar daripada sebelumnya. Wajar, pagi ini ia akan di jemput oleh Albert.

Ia merapikan seragam sekolah yang dikenakannya serta memoleskan sedikit liptint di bibirnya. Ia beranjak dari meja riasnya untuk bersiap-siap sarapan.

Di ruang makan hanya terdapat kak Farid sedang menyantap sarapan yang dibuatkan bunda untuknya.

"Loh bukannya Abang udah libur ya?" Tanya Stefhi.

Farid sudah kelas XII dan sudah melaksanakan seperangkat ujian yang sedikit Stefhi ketahui.

"Iya, hari ini gladi resik untuk perpisahan," jawab Farid sambil mengunyah sarapannya.

"Kok gue nda tau ya?" Balas Stefhi sembari menarik kursi untuk duduk.

"Baru dapat infonya malam tadi. Jadi gue buru-buru nih ke sekolah. Lo ke sekolah bareng gue?"

"Sama Albert. Kak Cee, ayah sama bunda mana?" Tanya Stefhi.

"Ayah sama bunda lagi pergi tadi ada urusan, Cee mungkin belum bangun, emang lo ga bangunin?" Balasnya sambil berjalan membawa piring yang sudah digunakannya.

"Oiya lupa, bentar. Abang bareng kak Cee?"
Stefhi pun berlari ke kamar Cee.

"Iya"

Stefhi memasuki ruang kamar kakaknya tersebut dan mendapati kakaknya masih tertidur tapi dengan pakaian sekolah yang ia kenakan.

"Kak Cee bangun woi bangun, ntar telat ke sekolah. Pr lo tuh belum kelar," teriak Stefhi.

"Santai sist, gue udah bangun dari jam 4 dan gue langsung mandi. Pr gue udah kelar semua tapi gue ngantuk jadi tidur lagi. Emang bang Farid udah siap?" Tany Cee sambil menguap.

"Kita udah selesai sarapan malah,"

"Lah kok kalian ninggalin gue sih," ucap Cee sambil keluar dari kamarnya.

Tak lama setelah itu Cee berteriak kepada Stefhi.

"Woi ada pacar lo diluar buruan" teriak Cee sambil berjalan membuka pintu depan rumahnya.

Stefhi berjalan keluar kamad Cee kemudian mengambil tasnya. Ia bermpamitan dengan kedua kakaknya untuk pergi ke sekolah. Toh di sekolah nanti dia juga bakal ketemu dengan kakaknya itu.

Ia memasuki mobil Albert dan melihat pacarnya sedang tersenyum kepadanya.

"Apa senyum - senyum?" Ucap Stefhi sambil melotot ke arah Albert.

"Ayolah jalan ntar telat lagi" tambah Stefhi.

"Apa? Jalan? Kamu ga mau sekolah yang?" Balas Albert.

"Jalan ke sekolah maksudnya," Stefhi membalas sambil memukul lengan Albert.

"Hehe iya"

-------

Sekolah hari ini jam kosong, sesuai perkataan abangnya bahwa hari ini aka dilaksanakan gladi resik bagi siswa - siswi kelas XII

Semua siswa-siswi dibebaskan untuk tidak belajar asalkan tidak keluar dari perkarangan sekolah.

Di dalam kelas, Stefhi bersama Berti sedang melakukan adu tulisan. Mereka berdua membuat lettering. Daripada melakukan kegiatan yang aneh-aneh Stefhi lebih memilih untuk memperindah tulisan yang ia buat.

Di kelasnya itu tampak Zenio sedang melihat Stefhi. Hal itu diketahui oleh Berti karena ia tidak suka Zenio melihat Stefhi. Berti tau Zenio masih menginginkan Stefhi. Berti tidak menyukai orang yang telah menyakitkan hati sahabatnya itu.

Albert memasuki kelas Stefhi dengan tatapan tajam ke arah Zenio. Ia tidak ingin Zenio mendekati Stefhi.

"Stefhi lagi buat apa tu?" Tanya Albert.

"Lettering lah lo ga bisa liat apa ya jelas - jelas ini lettering," jawab Berti.

"Selo bro, gue nanya Stefhi bukan nanya lo," balas Albert, Stefhi hanya tersenyum.

"Stefh, gue hari ini ada kegiatan osis untuk pelepasan siswa-siswi itu. Maklum anak baru tapi udah sibuk," ucap Albert sambil merapikan rambutnya dan kemudian buku yang dipegang Berti mendarat di kepalanya.

"Lo tu ngomong muncrat di kertas gue, liat nih luntur kan," ucap Berti.

"Iya gapapa, nanti kalo udah selesai kabarin aja ya Bert," Stefhi membalas perkataan Albert.

"Iya sayang, aku pergi dulu ya," ucap Albert sambil mendaratkan buku di kepala Berti.

"Albert Kampret."

Di sisi lain Zenio masih menatap ke arah Stefhi, setelah Albert benar - benar keluar kelas Zenio beranjak ke arah Stefhi.

"Stefh ikut gue bentar yuk," ajak Zenio.

"Mau apa? Kalo mau ngomong disini aja" balas Stefhi sambil mengisyaratkan Beri untuk pergi dulu.

Berti sudah hafal dengan tatapan sahabatnya itu.

"Gue mau minta maaf, dulu pernah salah sama lo," ujar Zenio.

"Gue udah maafin Zen, udahlah ga usah di bahas terus. Gue males,"

"Lo beneran udah maafin gue kan Stefh?" Zenio mengakatan dengan nada sendu.

"Iya udah kok. Sekarang apa lagi?"

"Lo masih ingat waktu kita pacaran dulu Stefh?" Tanya Zenio.

"Udah gue lupain semuanya."

"Menurut lo sekarang gue siapa lo Stefh?" Tanyanya lagi.

"Menurut gue sekarang kita cuma sebatas TEMAN Zen. T-E-M-A-N, ga lebih," balas Stefhi.

"Kalo gitu lo mau kita balikan ga?"
Ucap Zenio sambil memegang tangan Stefhi yang kemudian dilepas oleh Albert.

"Apa kato lo? Balikan? Ini balikan!" Ucap Albert sambil meninju wajah Zenio.

...

------

Walaupun kita sebatas teman, melihat wajahmu sudah mencukupi rinduku.

-Zenio

Hidupin mulmednya ya, vote + comment juga

See you :)

23 mei 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang