2 - Arya?

54 8 4
                                    

STEFHI ANINTIA

"Kak Cee, gue mau tanya. Lo ya yang ngasih nomor hp gue ke kak Arya?" Tanya Stefhi penuh selidik.

"Ngaco lo, boro-boro mau ngasih. Enakan gue ngasih nomor gue sendiri," balas Cee.

"Jadi siapa dong yang gasih nomor hp gue ke dia?"

"Kemaren malam dia kesini mau ketemu sama bang Farid. Siapa abang yang ngasih nomor lo ke dia."

"Masa sih? Kok gue ga percaya sih."

"Gue beneran adekku sayangku. Emang dia kirim apaan sama lo?"

Stefhi merasa malas menunjukkan kepada Cee. Tetapi ia memutuskan untuk memberi tahu, ia menyodorkan ponselnya kepada Cee.

"Ponsel lo layarnya item semua"

Stefhi membukakan pesan masuk dari Arya. "Nah ini"

Arya Aygra Fernandez : ini gue Arya mau ngajak lo jalan nanti siang. Lo mau ga? Gue udah izin tadi sama abang lo.

Stefhi Anintia : g.

Adek gue yang manis sekali masa lo cuma balas g aja iyain aja apa kek. Haruskah gue ajarin lo cara membalas pesan yang baik lewat ponsel hm?

"Iyain aja biar kakakku yang cantik juga ini seneng," ucapnya sambil melihat jam yang melingkat di pergelangan tangannya. Masih pagi.

Ia berjalan ke kamar bang Farid sambil memikirkan kata - kata Cee tadi.

Setelah sampai di depan pintu kamar bang Farid. Kemudian, ia mengetok pintunya. Tanya ga ya tanya ga ya.

"Ada apa dek?"

"Bisa antarin Stefhi ke toko Bunda bang?" Tanya nya ragu-ragu. Sebenarnya ia ingin menanyakan apakah benar abangnya itu yang mengasih nomornya dengan kak Arya atau bukan.

"Tunggu lima menit"

ARYA AYGRA FERNANDEZ

Pesan masuk (1)

Arya berharap bahwa pesan tersebut Stefhi yang menyetujui ajakannya.

Stefhi Anintia : g.

Singkat, padat, dan jelas.

Miris.
Arya tak tau kalau dari tadi Vino mengintip siapa yang membalas pesan di ponsel Arya.

"Apa salah dan dosaku sayang. Cinta suci ku kau buwang-buwang," ucap Vino sambil joget.

"Eh kebo. Kok lo tiba-tiba di sini? Mana ga pake salam dulu langsung masuk-masuk aja," balas Arya dengan nada kesal.

"Biasanya juga gitu."

Arya hanya diam tidak membalas kata - kata Vino. Ia duduk di balkon kamarnya sambil mengirup udara pagi yang segar. Matanya melirik bahwa ada motor yang masuk ke halaman rumahnya. Farid dan Stefhi.

Arya langsung menuju ruang tamu untuk membukakan pintu.
Ia melihat Stefhi hanya diam berdiri di belakang Farid.

"Ar ini tugas kelompok yang kemarin, gue hari Senin ga masuk jadi lo tolong kumpulin ya," ucap Farid.

"Iya. Emangnya lo mau kemana?"

"Ke Bandung. Gue mau pergi dulu anterin Stefhi. Makasih ya"

"Yap, sama -sama"

GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang