Aku tak mengerti dengan jalan pikiranmu yang meninggalkanku dan melupakanku kemudian mengatakan bahwa aku yang melupakanmu.
Stefhi Anintia
"Zenio?"
Stefhi dan juga Berti berlalu dari hadapan Zenio. Stefhi tidak percaya bahwa yang ia lihat tadi Zenio.
Mereka berdua sekarang telah sampai di wc. Stefhi menunggu Berti di luar. Tak lama kemudian, mereka berdua sudah selesai dan langsung menuju ke kelas.
Saat di kelas mereka duduk di meja masing-masing. Beberapa menit kemudian Dion masuk memberitahukan bahwa Bu Fanessa yang mengajar Bahasa Indonesia tidak masuk.
Mereka semua hanya disuruh membaca buku dari halaman 110 - 136. Setelah diberitahukan anak-anak kelas Stefhi bersorak seperti mendapatkan kemenangan.
Bebas dari pelajaran.
Stefhi hanya mengerjakan perintahkan Bu Fanessa kepada Dion. Ia membuka buku paket tersebut.
Waktu berlalu lima belas menit. Stefhi telah selesai mambaca buku tersebut. Kemudian ia beralih menatap Berti yang sedang mem-videokannya.
"Say hai dong Stefh," ucap Berti.
"Hai" sapa Stefhi sambil melambaikkan tangan.
Setelah selesai mengepost video tersebut Berti beranjak untuk duduk di kursinya lagi.
Karena tidak ada guru yang mengajar jadilah kelas X ipa II ribut. Berbagai ocehan tak penting keluar dengan sendirinya.Lima menit kemudian, Bu Anne sebagai wali kelas X ipa II masuk dan dalam hitungan detik suara yang menggelegar itu berhenti.
"Saya disini selaku wali kelas kalian akan memberitahukan bahwa kelas kita kedatangan murid baru," ujarnya.
"Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu"
Siswa baru itu masuk dan menatap sekeliling kelas tersebut.
"Nama saya Zenio Fero. Sekian dari saya, ada pertanyaan?"
Stefhi yang mendengar nama tersebut kemudian menatap ke depan kelas.
Catrin menunjuk tangan.
"Nama panggilan lo siapa?"
"Zenio"
"Punya ig ga?"
Serentak anak-anak kelas itu menyerukan Catrin.
"Lah kan gue nanya woi"
"Sudah-sudah. Apabila tidak ada pertanyaan. Kamu Zenio duduk di belakang perempuan itu," ucap Bu Anne sambil menunjuk ke arah Stefhi.
Deg.
Stefhi hanya menatap nanar ke arah Zenio. Matanya bertatapan dengan mata Zenio.
Lain halnya dengan Berti ia hanya menatap Stefhi dan Zenio. Terlihat kesedihan di mata sahabatnya itu.
"Habis ini kalian mata pelajaran apa?" Tanya Bu Anne sebelum beranjak ke luar kelas.
"Istirahat buk" ujar Dion.
"Maksudnya habis istirahat"
"Fisika buk"
"Jangan ribut"
"Baik bu."
Setelah itu Bu Anne keluar, Zenio langsung menghampiri Stefhi dan membuat perhatian kelas terarah padanya.
Ada yang berbisik- bisik tentang apa yang terjadi pada Stefhi. Ada yang bergosip ria.
"Inget Albert Stefh," ucap Catrin.
"Kamu udah punya pacar ya Stefh? Secepat itu kamu ngelupain aku?" Ujar Zenio dengan suara yang pelan.
"Ga usah pake aku kamu deh. Resek lo" ujarnya ketus.
Berti yang melihat itupun segera menarik Stefhi keluar dari kelas dan mengajaknya ke kantin. Toh sepuluh menit lagi juga waktu istirahat.
Berti dan Stefhi berjalan beriringan keluar kelas. Berti tau sahabatnya itu sedang tidak ingin bericara masalah itu.
Setelah sampai di kantin Berti memesankan makanan yang dipesannya dan Stefhi. Stefhi duduk sendiri di kursi kantin.
Sambil mengecek notifikasi ponselnya.
Albert Arsenio : Di kantin?
Stefhi Anintia : Iya.
Albert Arsenio : Wali kelasmu blm keluar. Tungguin aku yang.
Stefhi Anintia : Iya Albert.
-----
Albert melihat jam yang melingkar dipergelangannya. Lima menit lagi waktu istirahat berbunyi, tetapi Bu Anne yang mengajar matematika belum juga keluar.
Albert merasa bosan ia pun membuka ponselnya untuk mengechat pacarnya.
Albert Arsenio : Di kantin?
Albert tetaplah Albert menulis pesan saja masih singkat.
Stefhi Anintia : Iya.
Kemudian Albert memblas pesan yang dikirim Stefhi.
Albert Arsenio : Wali kelasmu blm keluar. Tungguin aku yang.
Stefhi Anintia : Iya Albert.
Setelah membaca pesan tersebut Albert pun senyum - senyum sendiri. Ia tak mengetahui bahwa Bu Anne sedang melihatnya.
"Baiklah sekian pelajaran Matematika hari ini. Rupanya di kelas ini lagi ada yang kasmaran," ujarnya sambil melihat ke arah Albert.
Teman - teman sekelasnya pun melihat arah pandangan mata Bu Anne. Sontak mereka sekelas menertawakan Albert yang masih senyum -senyum sendiri.
Merasa dirinya lah yang ditertawakan kemudian Albert hanya menatap dengan wajah datar.
Ibu Anne pun keluar dari kelas. Albert langsung keluar dari kelas seraya ingin ke kantin bertemu Stefhi. Cewek yang membuatnya jatuh cinta pada pandang pertama.
Ia melihat Stefhi sedang makan bersama Berti. Berti melihat Albert yang berjalan ke arah mereka berdua.
"Apa lo kesini? Ganggu aja" ucap Berti.
"Lo yang ganggu dugong"
"Mentang - mentang baru jadian, ja---"
Ucapan Berti terpotong."Hei boleh gabung gak?" Ucap Cee.
"Boleh Kak Cee sama Bang Farid sini" ujar Berti.
"Dek janji lo?" Tagih Cee.
"Pesen sana dah. Dasar"
"Makasih ya adekku tercintahh"
"Sama-sama" ujar Stefhi malas.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Maaf kalo ada yag typo.
Jangan lupa vote + comment ya :)5 januari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl
Teen FictionGue suka lo waktu pertama kali gue ngomong langsung sama lo. -Albert Arsenio- Lo itu aneh, susah ditebak. Tapi gue suka lo. -Stefhi Anintia-