Tiga

815 108 9
                                    

Tiati ff gaje '-'

Pada malam hari ini hujan masih mengguyur kota setempat , begitu juga dengan Jihoon yang terus menerus menangis di kamarnya. Tisu berserakan dimana mana dan air mata yang terus keluar tanpa henti membuat kondisi Jihoon semakin buruk.

"Guanlin ngapa lu tega? Kurang apa sih gue? Apa salah gue? Kenapa Guanlin?" Gumam Jihoon.

Jihoon saat ini benar benar merasakan sedih yang sangat sakit baginya , lebih sakit dari pada luka yang pernah dia alami sebelumnya.

Lalu tiba tiba pintu kamar Jihoon terbuka dan ada seseorang masuk , membawakan semangkuk bubur dan segelas susu hangat untuk Jihoon. Dia adalah adik sepupu Jihoon yang menginap beberapa hari di rumah Jihoon , namanya Yoo Seonho.

Seonho menaruh makanan dan minumannya di meja lalu mendekati Jihoon , dia duduk di pinggir kasur Jihoon dan mengelus punggung Jihoon , seonho berusaha menenangkan Jihoon dan membujuknya untuk makan.

"Kak ayo makan.. Mau aku suapi?"

"Ga usah , gue bisa makan sendiri , pergilah dan biarin gue sendiri... Makasih buat makanannya" Jihoon menunjukan senyum manis yang terpaksa kepada seonho , dia melakukan itu agar seonho bisa percaya bahwa dia baik baik saja.

"Hmm.. Yasudah , nanti kalau sudah makan tidur ya kak , jan begadang"

"Selamat malam kak"

"Hmm... Malam"

Seonho keluar meninggalkan Jihoon sendiri di kamarnya . Setelah Jihoon merasa bahwa seonho sudah jauh dari kamarnya , dia mendekat pada makanan dan minuman yang di bawakan seonho tadi , seperti biasa Jihoon menyantap makanannya namun sepertinya dia tidak nafsu makan bubur , Jihoon ingin makan yang manis manis seperti es krim tpi sekarang sudah larut malam dan siapa yang akan beli? Sementara Jihoon sendiri tidak ingin kemana mana... Tidak mungkin kalo dia menyuruh seonho , dia pasti sudah tidur.

Jihoon memasukkan makanan ke mulutnya dengan paksa , meski dia tidak nafsu makan , makanannya tetap habis tak bersisa.. Susunya juga sudah habis masuk ke perut Jihoon , yang tersisa hanya mangkuk dan gelas. Jihoon naik ke kasur nya lalu memejamkan matanya , Jihoon berusaha untuk tidur tanpa ucapan selamat malam dari Guanlin.

Matahari telah muncul menyapa Jihoon dengan terang cahayanya , tapi Jihoon tidak terbangun... dia masih tertidur bahkan sambil mendengkur , dengkurannya terdengar sampai kamar seonho . Seonho terganggu akan dengkuran itu ia pun mendatangi kamar Jihoon. Sebelum sampai ke kamar Jihoon dia melihat jam dinding yang ada di ruang keluarga , jam itu menunjukan pukul 7 pagi. Seonho terkejut lalu berlari ke kamar Jihoon.

Sampai di kamar Jihoon , seonho membangunkannya dengan cara menggoyangkan dan mendorong dorong tubuh Jihoon , tentu Jihoon terganggu akan hal itu dia kan bisa saja membangunkannya dengan cara manis.

"Jihoon bangun , cepat kita nanti terlambat" dia masih menggoyangkan tubuh Jihoon.

"Ahh.. berhenti mendorong ku" Jihoon menyingkirkan tangan seonho darinya.

"Baiklah , apa kakak tau ini pukul brp?" seonho melipat tangannya.

"Ini masih pagi , mungkin pukul 6 , tidurlah lagi" dengan santai nya Jihoon mengatakan pukul 6 pagi . Sedangkan seonho bertambah kesal dengan sikap kakaknya yang sok tau ini.

"Ini pukul 7 kakak ku yang kiyowo" dengan lembutnya seonho mengatakan itu namun perasaannya sedang kesal.

"Oh" jawab Jihoon singkat.

"Hah? Pukul 7 ?" Jihoon mengubah posisi nya dari terlentang menjadi duduk , mata Jihoon terbuka lebar dan terlihat bahwa matanya sembab.

"Kenapa lu ga bilang ini pukul 7 , cepat bersiap" Jihoon beranjak dari kasur nya dan menuju kamar mandi.

"Dia benar juga , knp gue ga bilang?" gumam seonho pelan namun tetap terdengar Jihoon.

"Seonho cepat bersiap!" teriak Jihoon dari kamar mandi.

"iya!" seonho balas teriak.

Setelah selesai bersiap keduanya menuju ruang makan , mereka memakan lahap sarapan yang sudah di siapkan pembantu untuk mereka berdua. Di rumah hanya ada mereka berdua , ibu Jihoon sudah berangkat kerja dari tadi pagi sedangkan ayah Jihoon sedang di jepang mengurus kepentingan kantor.

Jihoon memakan makanannya dengan tergesa gesa sedangkan seonho hanya santai melahap makanannya.

"Pelan pelan kak" ucap seonho.

"Ga bisa , kita sudah terlambat , cepat habiskan makanan lu" jwb Jihoon dalam keadaan mulut yang penuh makanan.

"Apa kakak sudah baikan? kakak terlihat lebih bertenaga hari ini" pertannyaan seonho membuat Jihoon terdiam kaku , Jihoon hanya mengunyah makanan yang masih berada di dalam mulutnya.

"Bisa ga ngomong yang lain aja? Gue lagi ga mau bahas itu" senyum terpaksa Jihoon kembali terukir.

"Iya Iya" Seonho membalas senyuman Jihoon.

Setelah hening beberapa saat , makanan mereka pun habis , mereka menuju halte bis yang tidak jauh dari rumah Jihoon . Jihoon masih tidak sadar bahwa buku diary nya tidak ada padanya sekarang.

Tak lama menunggu , bis nya pun datang , mereka naik lalu duduk di bangku dekat Jinyoung berada.. Saat melihat Jihoon , Jinyoung ingin memberikan buku itu namun dia berubah pikiran.

'Kembalikan sekarang atau nanti ya? Hmm...sebaiknya nanti saja saat jam istirahat , aku akan menemuinya' gumam Jinyoung dalam hati.

Maapkeun klo typo :"

Gaje? Peringatan selalu ada di awal :)

CU...


Diary ; Winkdeep[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang