"Waktunya makan malam!" teriak Clara berniat membangunkan putrinya, Axelle.
"Hoahm ...." Axelle menguap, "Ibu berisik sekali, rasanya seperti habis dihantam simbal raksasa."
Clara tertawa kecil. "Kalau begitu, ayo bangun. Kita makan malam bersama ayah. Besok libur, kita bertiga akan rekreasi."
"Re-rekreasi?!" ucap Axelle terkejut.
"Iya, benar. Selama ini nilaimu selalu bagus, 'kan? Sekarang, hadiahnya adalah rekreasi." Clara tersenyum manis.
"Ibu, ayo kita sarapa---eh makan malam!" ucap Axelle tak sabar.
Clara tertawa kecil. "Haha, oke Sayang. Ayo kita turun, kita makan malam."
Axelle tak sabar esok hari. Besok, dia akan rekreasi ke suatu tempat. Axelle tak pernah bepergian ke mana pun. Oleh karena itu, Axelle ingin tidur lebih cepat agar esok hari lebih cepat pula datangnya.
"Mari makan!" kata Frederick memegang garpu dan sendoknya.
"Wah, Ibu. Pasti ayah lapar."
"Haha, kamu tahu saja, Axelle." Frederick mengunyah makanannya.
"Axelle, besok kamu bangunnya lebih pagi, ya," ucap Clara.
"Ok, Bu."
***
"Makanannya enak sekali, Bu. Besok kita bekal itu juga, ya."
"Yah, masakan itu lagi? Axelle tidak bosan?" kata Clara pura-pura sedih.
"Tidak. Ibu, Axelle mau tidur dulu, ya."
"Oke, selamat tidur ya, Nak. Mimpi indah." Clara mengecup kening Axelle.
Axelle pun kembali ke dalam kamarnya. Mulai mengarungi lautan udara dan akhirnya sampai di pulau kapuk. Ia mulau menjelajahi hutan mimpi dan takkan kembali hingga 8 jam kemudian.
***
Esok harinya ...
"Selamat pagi, Axelle!" ucap Clara dikeras-keraskan dengan maksud membangunkan.
"Hoahm ... jam berapa sekarang, Bu?" tanya Axelle yang masih setengah tidur.
"Jam setengah enam. Ayo bangun, Axelle. Kita akan pergi rekreasi. Ingat?"
"Oh, iya. Axelle mau mandi dulu ya, Bu."
"Oke. Ibu akan membereskan barang-barangmu."
***
"Axelle, ayo pergi!" panggil Clara.
"Baik, tunggu sebentar."
"Jangan lama! Ayah dan ibu akan menunggu di mobil, oke?"
"Oke," ujar Axelle.
Frederick dan Clara berjalan berdampingan ke halaman rumah mereka, lalu memasuki mobil berwarna perak keabu-abuan. Axelle melirik dari jendela. Ia memeluk bonekanya, dan mengucapkan perpisahan sementara dengan bonekanya.
"Gary, aku akan pergi rekreasi. Kau tetap di rumah, ya. Jangan ke mana-mana. Aku akan merindukanmu." Axelle memeluk boneka beruangnya.
Axelle pun akhirnya melangkah menjauh dari bonekanya. Ia memutar gagang pintu, lalu menuruni tangga. Ia segera menghampiri ibu dan ayahnya yang tengah menunggu di dalam mobil. Mereka bertiga pun berangkat pergi rekreasi.
***
"Frederick, kita sudah lama tak pergi ke sana," kata Clara.
"Benar, sudah sejak kapan kita pergi ke sana."
"Oh iya. Axelle sayang, ini bekalmu. Makan dulu, ya. Perjalanan kita jauh," kata Clara mengulurkan sebuah kotak berisi nasi dan udang goreng. Axelle yang meminta bekal tersebut semalam.
"Iya, Bu." Axelle membuka kotak tersebut dan mulai mengunyah makanannya.
"Oh ya, Axelle," panggil Frederick.
"Iya, Yah?" respon Axelle.
"Nanti di tengah jalan, Axelle mau beli makanan apa?" tanya Frederick.
"Kenapa beli makanan, Yah?" tanya Axelle balik dengan polos.
Frederick tertawa kecil. "Axelle, kita perlu makan lagi. Bukannya kita belum sarapan? Kita perlu makan siang juga nanti."
"O-oh ...."
"Fred, aku mau nasi goreng saja." Clara membayangkan nasi goreng kecap berisi suwiran ayam dan sosis di depan matanya. Lengkap dengan ketimun dan tomat iris. Ada juga teh manis hangat yang membuat embusan angin yang dingin menjadi hangat.
Frederick tertawa. "Clara, kau tidak bosan makan nasi goreng?"
"Habisnya enak!" Clara tersenyum.
"Hahaha. Kalau Axelle mau beli apa?" tanya Frederick.
"Aku juga nasi goreng!" Axelle menjawab dengan mulut penuh makanan, menyebabkannya tersedak. Clara selaku ibu Axelle pun panik dan tergesa-gesa mengambil botol air mineral dalam ranselnya.
"Axelle, minum dulu, Nak." Clara memberikan sebotol air mineral.
Axelle meneguk air secara perlahan. "Huah, ini Bu, airnya."
"Lain kali, telan dulu makananmu di mulut, Axelle. Baru kau berbicara." Frederick menoleh sesekali.
"Maaf, Ayah."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Mermaids
Fantasía[ON-HOLD] Book 1 of Queens Series Axelle kecil menghilang. Tubuh yang tak dapat mengemban jiwanya. Beberapa orang juga merasakan hal yang sama dengannya, lalu menyadari kejanggalan yang mereka alami di sekitar. Mereka tak tahu banyak hal, begitu pul...