"Astaga, ia bilang begitu padamu?" tanya Yang Mulia Raja.
Axelle mengangguk. "Ya, dia mengatakannya saat aku berada di Hutan Grimoire."
"Hutan Grimoire? Apa yang dia lakukan di sana?" tanya Yang Mulia Raja.
"Aku tak tahu apa-apa."
"Konon, para bangsawan Erwindarz tak suka meninggikan diri. Legenda mengatakan bahwa hal itu terjadi karena berkat dari Roh Tumbuhan, Dryad. Lalu ada rumor lain yang mengatakan karena mereka terkutuk oleh penyihir baik, sebab pada mulanya Kerajaan Erwindarz dipenuhi kedengkian, amarah, dan dendam.
"Tapi, bagi saya, mereka sama seperti Duyung pada umumnya, hanya saja mereka tak sombong. Walau begitu ada saja tingkah mereka yang sesekali menyombongkan diri, tapi hanya bercanda."
"Oh ... begitu rupanya."
"Nah, kita sudah selesai. Ayo kita kembali ke istana."
***
"Ayah---maksudku Yang Mulia Raja!" panggil Axelle.
Yang Mulia Raja menoleh sembari tersenyum. "Kau boleh memanggilku 'Ayah'. Ada apa?"
"Bisa ayah ceritakan hal yang terjadi 13 tahun lalu?" tanya Axelle.
Yang Mulia Raja mengangguk. "Ya. Tentu saja."
~~~
"Saat kau lahir, Axelle, bintang memenuhi langit biru. Saat itulah kebahagiaan bermula untuk Kerajaan Pradohartz. Karena, putri kami sebelum dirimu telah meninggal dunia karena kecelakaan. Namanya Dhara. Ia cantik seperti dirimu.
"Saat ia berumur 15 tahun, ia sedang bermain bersama teman-temannya di Hutan yang sekarang sudah dimusnahkan, Rews'eda. Ia dan teman-temannya bertemu dengan Sadie, seorang gadis misterius yang meminta Dhara dan teman-temannya mencari pohon tak berkulit. Entah kenapa mereka menuruti Sadie.
"Mereka memutuskan untuk berpencar, lalu saat kembali berkumpul, Dhara tak kembali. Mereka panik, lalu mencari Dhara bersama. Tak hanya Dhara, Sadie pun ikut lenyap. Hari pun semakin larut. Karena lelah, teman-temannya menemuiku dan menceritakan semuanya. Peristiwa itu terjadi saat kau lahir.
"Setelah itu, kami tak ingin kau bernasib sama dengan Dhara saat kau kecil. Sehingga kami memutuskan untuk menitipkanmu ke satu keluarga di Bumi. Setelah itu, semua berjalan aman dan tentram. Tak ada permusuhan sama sekali. Tapi, sebelumnya ada seorang penyihir yang menggunakan mantra. Katanya, 'Bulan terbagi menjadi dua, dan hanya Matahari dan keempat Bintang yang menyelamatkannya. Jika Mentari runtuh, maka kedua Bulan akan hilang. Jika para Bintang kehilangan sinarnya, maka dunia akan dipenuhi kegelapan'.
"Lalu, dirimu---Axelle---terbagi menjadi dua. Lalu kau yang 'ini' dititipkan. Satunya lagi berwarna abu pucat. Dari ujung rambut hingga ujung kaki. Saat itu juga, ia menghilang. Dampak dari kehilangan Axelle satu lagi adalah kau kehilangan ingatan tentang Planet Fa'Diel.
"Saat kau berumur 8 tahun, Kerajaan Pradohartz mengirim Ratu Ernest ke Bumi untuk menemuimu. Tapi katanya, kau tak ingin bertemu dengannya. Esoknya, Jam Chronos---yaitu jam yang mengatur jalannya waktu---rusak. Entah siapa yang melakukannya.
"Karena Chronos telah rusak, semua yang berada di semesta akan melompat lima tahun lebih cepat. Tapi, karena terlalu cepat, maka Ratu Ernestine tak dapat kembali lagi kemari hingga 2 tahun ke depan. Tapi, dampak positifnya adalah kau yang kembali kemari lebih cepat. Aku tak tahu kejadian 5 tahun lalu dan seterusnya. Tapi yang pasti, ada kekuatan kegelapan di balik ini. Aku sangat yakin."
~~~
"Astaga, seperti dongeng saja."
"Benar. Hal ini bukanlah kebetulan."
"Lalu, kenapa aku kemari?" tanya Axelle.
"Beberapa prajurit mencoba untuk memperbaiki Jam Chronos. Sayangnya hidup mereka melayang saat memperbaikinya."
"Jadi, ayah ingin aku memperbaiki Jam Chronos?" tanya Axelle yang dibalas anggukan Yang Mulia Raja.
"Tak hanya itu, kalau bisa ungkapkan hal-hal yang belum kuketahui. Di antaranya:
☆Dhara dan Sadie,
☆Mantra penyihir,
☆'Axelle Abu',
☆Perusak Jam Chronos, dan
☆Kejadian 5 tahun lalu.""Oh ya. Apa ayah tahu beberapa informasi mengenai Roh Fa'Diel?" tanya Axelle.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Mermaids
Fantastik[ON-HOLD] Book 1 of Queens Series Axelle kecil menghilang. Tubuh yang tak dapat mengemban jiwanya. Beberapa orang juga merasakan hal yang sama dengannya, lalu menyadari kejanggalan yang mereka alami di sekitar. Mereka tak tahu banyak hal, begitu pul...