Maura Singing

30 1 0
                                    

Beberapa hari berjalan dengan cepat, hari ini tanggal 27-12-2017 liburan ini begitu membosankan.

Zilfa pergi keluar kota, Damai dan Refan pergi ke villa, Gita, Tika dan Yuna berlibur ke desa sebrang.

Aku sendiri, sampai saat itu tiba aku hanya memikirkannya sambil terus merasakan sakit didadaku.

Aku bernyanyi lagu-lagu yang Damai biasa nyanyikan lewat telponnya padaku.

Saat senja tiba dengan sendirinya aku mulai bernyanyi, jari-jari ini mulai mengetuk pelan meja dihadapanku membentuk suatu musik yang indah.

"Jujur aku menyimpan perasaanku padamu..
Aku tak bisa ungkapkan itu pada dirimu...
Jujur aku sangat mengharap kau ada disisiku...
Aku tak bisa... hiks... aku tak... hiks... hiks... aku tak bisa untuk terus bersamamu..."
Aku menangis mengisap-isap meratapi nasibku yang sebentar lagi entah...

"Damai, maafkan aku..."
Malam ini menjadi malam yang panjang untukku didalam kamarku sendiri.

===

29.12.2017
Hari ini aku mendapat kabar jika Damai dan keluarganya akan datang kerumahku.

Mereka berbincang tentang hari pertunanganku dan Damai yang akan diselenggarakan akhir tahun.

Pesta besar, dengan kembang api yang meriah di langit-langit malam dan dentuman musik yang romantis akan menyertai pesta besar itu.

Damai mengusulkan tempat, "Gimana kalau pesta itu diadakan di stadion? Pasti seru."

Aku hanya tersenyum melihatnya bersemangat namun senyumku menghilang saat dia memintaku untuk,
"Dan saat pesta itu diadakan, Maura.. lo mau kan nyanyiin lagi kesukaan guwe?"

Deg.
"G-guwe?"

Damai mengangguk dan tersenyum lepas.

Dengan susah hati aku mengangguk dan mengiyakan permintaannya namun, 'apa yang akan terjadi padaku saat hari itu tiba?'

===

Pagi ini adalah pagi yang ingin ku habiskan bersama semua teman-temanku. Ku telpon satu persatu mulai dari Zilfa, Gita, Yuna, Tika, Refan, dan terakhir Damai.

"Dam, lo bisakan kesini? Guwe sendirian dirumah."

"Emm.. bisa kok lo mau guwe bawain apa?"

"Bawain martabak sama gorengan dong, laper nih."

"Siap tuan putri, 20 menit lagi guwe sampe."

"Oke, guwe tutup dulu ya.. guwe nungguin kak Zilfa juga nih."

"Oke tuan putriku."
Aku menutup telponnya, dan benar fellingku tak lama kemudian Zilfa masuk kedalam rumah.

"Wow, kak lo bawa apa itu?"

"Haha, ini guwe bawa nasi padang sama tea juice."

"Asiik makan besar ini.."

"Hmm.. eh Ra, kayanya guwe mesti keluar sebentar deh."

"Hah?"

"Bentar aja ya, guwe mau njemput seseorang nih takutnya nanti dia marah-marah."

"Emm pacarnya ya kak?"

"Huss.. ngawur lo. Bukan lah, ada pokoknya nanti guwe balik lagi, ga lama kok."
Tiba-tiba Yuna dan Tika tiba,
"Wissdh.. Zilfa udah duluan aja nih."

My Love is Bad Boy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang