Love 1

29 3 0
                                    

Pagi ini aku terbangun, dan ku lihat banyak orang tidur tak menentu berceceran dihadapanku.

Seorang laki-laki memegangi tanganku erat, aku masih terlalu bingung dimana ini, kepalaku sakit dan tak ku ingat sedikitpun apa yang kualami semalam.

"Aa.. kepalaku."
Rintihan kecilku membuat laki-laki ini bangun, lalu meucek kedua matanya.

Setelah mlihatku jelas, dia memelukku hangat itu yang ku rasakan. Namun sungguh disayangkan aku tak mengingatnya, ku berbisik lembut di telinganya.
"Siapa kamu?"

Damai terkejut mendengarnya, matanya membulat, dan hatinya? Maura tak lagi mengingatku? Kenapa dia melupakan aku? Matanya berkaca-kaca, dan perlahan melepaskan pelukannya.

Teman-temanku terbangun dan berjalan mendekatiku, kini mereka mengrumuniku seperti semut yang menemukan gula.

"Maura, anakku. Akhirnya sadar juga kamu, ibu nungguin kamu dari kemarin nak, kamu gak sadar-sadar."

Ibu memelukku, namun kepalaku begitu sakit sampai aku berteriak membuat semua orang disitu kebingungan. Merekapun menyingkir sedikit demi sedikit dari hadapanku.

"Maura? Hilang ingatan."
Ucap Damai lirih membuat semua orang terbelalak mendengarnya.

"Hah? Maura? Lo gak kenal sama guwe? Ini guwe sepupu lo Ra!"
Zilfa memandangku dengan raut wajah memelas.

"Maura!"
Dia memelukku didepan semua orang, seketika ku lepaskan pelukannya dan aku menatapi mereka satu persatu.

"Kau? Entah siapa dirimu itu, aku tak tau! Kalian semua, kalian, ka-kalian siapa?"
Kupegangi kepalaku yang masih terasa sakit.

===

"Aku tak yakin ini akan berhasil, karena dia bertukar jiwa dengan sesosok yang telah meninggal."

"Lalu, sekarang dimana Kencana?"

"Maafkan aku ayah, Kencana tewas kini dia bersama ibunya di alam roh."

"Hiks! Tak apa, besok ayah akan pulang untuk upacara pemakaman. Jaga dirimu baik-baik putriku."

"Iya yah."

"Kalau begitu ayah tutup telponnya."

Ketika tak ada panggilan lagi, tetesan airmata melintas di pipi, "Kencana? Adikku, kenapa kau tinggalkan aku sendiri disini."

Catreen terus saja memandangi wajah adiknya itu, dan dia memeluk jazadnya. Termakan waktu sendiri menepiskan kisah-kisah masalalunya bersama Kencana.

===

08:45 a.m
Dirumah sakit.

"Ini tanggal berapa?"

"29 Juli 2017."
Jawab Yuna.

"Apa? Seingatku sekarang tanggal 18 November 2012."

"Hah?"
Damai, Gita, dan Zilfa bersamaan.

"Apa elo bener-bener lupa guwe?"
Tanya Yuna.

Aku hanya menganggukan kepala, tak lama dokter masuk kedalam ruanganku dan memeriksaku.

Dikatakanlah, "Amnesia yang dia alami tidak parah, seiring berjalannya waktu dia akan mendapatkan kembali ingatannya. Saran saya lebih baik jika anak ini kalian bawa berkeliling tempat-tempat yang sering dia kunjungi dan khususnya orang-orang yang dekat dengannya. Itu akan lebih baik untuk pemeriksaan medis kedepan."

My Love is Bad Boy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang