[WC-N6] Not Too Late

9 7 0
                                    

Judul: Not Too Late

Karya/ uname wp: Rizky. A/ RizkiyArdahanaArdaha

Jumlah kata: 417

Lepaskanlah. Maka besok lusa, jika dia cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan.

(Rindu, Tere Liye)

***

Sudah tiga tahun berlalu, daun berguguran berganti menjadi daun yang baru. Kini, udara semakin lembab, merasa tenang ketika melihat warna-warni dari alam. Aku sudah menyelesaikan tugas akhir kuliahku, untuk sekarang tinggal menunggu kabar kelulusan. Aku masih mengingat rasanya merelakan dirimu pergi dengan segudang tanya yang menantikan kepastian. Ingatan akan janji yang engkau buat mengenai kamu, aku, kita, tak lepas dari pikiranku. Aku relakan dirimu pergi, tetapi bawalah sebuah kejutan yang kunanti saat kamu kembali lagi. Itu yang kuharapkan, itu yang aku minta, tidak lebih.

Aku menatap jalan raya yang sekarang dipenuhi dengan kepadatan teknologi yang sudah canggih di masa ini. Aku gantungkan earphone di leher, benda ini selalu menemaniku dikala aku sendiri dan menangis.

Aku melihat seorang anak kecil datang dan memberikan kertas tanpa diketahui alamat pengirimnya. Saat aku meraih kertas tersebut, anak kecil itu langsung pergi menjauh dari hadapanku. Kubaca dengan teliti tulisan tangan ini.

"Saat kau membaca ini, maka pergilah ke taman tempat kita saling mengeluarkan unek-unek pribadi masing-masing."

Saat itu juga, aku langsung berlari dengan cepat menuju taman itu. Tanpa peduli dengan tatapan dan cacian orang yang melewatiku, yang kupikirkan hanya satu,bertemu kembali dengan dia.

Aku sampai di taman itu dan melihat beberapa kelopak bunga mawar yang menghiasi jalanan. Aku mengikuti arah di mana kelopak bunga mawar itu menuntunku, kemudian kelopak itu berakhir di depan sebuah patung yang berbentuk hati.

"Sudah tiga tahun yang lalu ya."

Deg

Dia, aku dapat mendengar suaranya, apa aku sedang bermimpi? aku membalikan badan dan terkejut melihat lelaki dengan menggunakan baju jas bewarna hitam, rambut yang klimis, celana jeans hitam dengan memegang cincin. Diriku sontak menangis dan terduduk tanpa memperdulikan kotornya seragam yang kugunakan.

"Amanda, maaf atas keterlambatan ini, maaf telah membuat dirimu menunggu, maaf telah membuat dirimu bersabar, maaf telah membuatmu bingung, maaf telah membuatmu kecewa, tapi sudah saatnya aku kembali menemanimu, maaf aku tidak memberimu kabar kalau aku akan kembali, yang aku mau hanya kamu dan cerita kita, aku ingin membuat lembaran baru dari buku ini. Aku ingin bahagia bersamamu. Aku ingin menjadi tempat bagimu untuk bersandar. Amanda, will you marry me?"

Hancur sudah pertahanan yang selama ini telah kubuat, aku meneteskan air mata akan kepastian yang telah kutunggu. Ya, lelaki manjaku kembali. Aku memeluknya sambil berbisik kepadanya dengan senyum.

"Yes i will."

WRITING CLASS - NOVEMBER [Inspiration by Quote]Where stories live. Discover now