Judul: Mentari dengan Jingga di Matamu
Karya/unamewp: Resi YR / Fika_chu27
Jumlah kata: 270 kata
Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar. (Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah, Tere Liye)
***
Mungkin benar, jika pelangi akan datang ketika hujan turun. Tetapi tidak saat ini, aku merasakan pelangi sama sekali enggan menampakkan batang hidungnya.
Sama dengan hujan yang kian deras, dengan aroma mawar yang seakan merayap di bawah harum tanah. Dan hatiku, yang seakan tak tahu kemana arah pulang.
Aku dan dia, berteman baik. Merasakan sesuatu yang mulai spesial, dengan jarak dan waktu yang berbeda.
Perasaan kami tak terungkap, seperti terhimpit oleh tembok yang besar. Aku dan dia, selalu menjadi sahabat. Apakah bisa jika meminta, untuk lebih dari ini?
Aku tak tahu. Udara kian memanas, jantungku juga ikut terpacu. Tapi tidak dengannya. Diam dan kaku, kebiasaan dia yang kukenal.
Aku kehabisan kata-kata, pahit rasanya memendam rasa yang seakan tak ada habisnya. Kenapa rembulan selalu tersenyum ketika satu manusia menderita seperti ini?
Kebahagiaan bukan milik satu orang, tapi aku merasa seperti terjajah oleh besi yang mengikat. Aku terlena bahkan tak tahu dengan keadaan yang sangat menyiksa.
Syarul, itu namanya. Jiwa kami tak jauh berbeda tapi tak menyatu, walau senyum simpulku tertarik bukan berarti aku bahagia. Itu hanya kilat langit yang menunjukkan sedikit senyum.
Dan sosok pemuda yang membuat malamku semakin buruk dan indah, cukup membuat sebuah lebah keluar dari sarangnya dan menari mencari madu. Kehangatan dan kasih sayang tanpa status yang jelas apakah itu yang kalian inginkan?
Jika poros bumi terus berputar, tetapi hati kami tak bersama. Maka biarkanlah waktu dan jarak ini menyelesaikan semuanya.
YOU ARE READING
WRITING CLASS - NOVEMBER [Inspiration by Quote]
NouvellesTerinspirasi dari masing-masing quote yang tercantum di bagian atas cerita. Ketentuan : Menulis 200 kata dalam 30 menit. Tanpa penyuntingan.