Go Public

4.3K 382 43
                                    

Summary : Arthit bingung bagaimana caranya memberitahu teman-teman kantornya -termasuk Sam, kalau dirinya sudah punya pacar. Dan Tuhan memberi jalanNYA sendiri untuk mengungkapkannya.

Setting : Kongpob di tahun keempat universitas.

===================================

===================================

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"

Pagi Arthit" Sam bertemu Arthit senin pagi saat dilihatnya sang junior sedang menenteng termos mini menuju pantry. "Flu?" Pandangannya jatuh ke arah masker yang menutupi hampir separuh wajah sang junior.

"Hanya gejala, P'. Aku terus bersin-bersin kalau tidak pakai masker" Jawab Arthit sambil mengisi termosnya dengan air panas dan sesuatu seperti serbuk teh.

"Itu pasti karena kau hujan-hujanan tempo hari, 'kan?"

Arthit tertawa kecil, tapi tidak menjawab.

"Lagipula kau ini ada-ada saja. Hujan sedang lebat-lebatnya tapi malah nekat naik motor tanpa mantel sepotongpun" Tegurnya tidak habis pikir "Ngomong-ngomong, siapa yang kemarin menjemputmu?" tanyanya berusaha menjaga intonasi agar tidak terdengar terlalu penasaran.

"Oh, itu Kongpob. Dia kehujanan dari kampus makanya aku panik, P'. Jadilah aku langsung pergi"

"Kongpob?" Sam mengerutkan kening.

"Khrup, dia magang disini tahun lalu, P' ingat? dia juniorku di kampus"

Sam bukannya tidak ingat siapa itu Kongpob, terlebih jika laki-laki muda itu magang di divisinya dan langsung berada di bawah pengawasannya. Namun yang membuatnya heran adalah sejak kapan mereka dekat. Sepanjang yang dia ingat, meskipun Arthit merupakan alumni di kampus Kongpob, namun tidak ada tanda-tanda jika mereka dekat, beberapa kali dia melihat mereka berinteraksi hanya dalam urusan pekerjaan atau saat Kongpob dia suruh untuk menyampaikan laporan. Sangat berbeda dengan yang dilihatnya kemarin, Arthit menunjukkan banyak emosi saat menyambut mahasiswa itu di depan kantor.

"Jadi dia mengunjungimu kemarin?" tanyanya dengan keheranan yang tidak bisa ditutupi.

Arthit yang baru menyadari kalau dirinya terlalu antusias menceritakan soal Kongpob, hanya mengangguk samar.

Sam tersenyum "Sejujurnya aku tidak menyangka kalau kalian dekat"

"Dia juniorku, P'. Tentu saja hal itu mungkin"

"Begitu, ya?"

Arthit mengangguk sungkan "Kalau begitu, aku duluan,P'" laki-laki itu buru-buru enyah dari pandangan Sam menuju meja kerjanya.

Sesampainya disana, Arthit tidak berhenti memukulkan kepalanya di meja 'Stupid Arthit. Padahal itu tadi kesempatan bagus untuk bilang kalau Kong itu pacarmu' Gumamnya kesal. Setelah ini tidak akan ada lagi kesempatan untuk membuatnya mengungkapkan soal statusnya, terlebih lagi Kongpob sudah tidak magang disini, dia pacaran atau tidak dengannya sudah tidak penting lagi seharusnya untuk orang-orang kantor. Hanya saja, Arthit merasa belum tenang jika Sam belum mengetahui soal fakta itu, jika seniornya benar menyimpan perasaan padanya, dia akan merasa sangat bersalah sudah membuatnya berharap.

Opposite AttractWhere stories live. Discover now