Menurut tebakan kalian, apa yang Arthit lakuin setelah menerima foto-foto Kongpob berdua sama cewek lain?
***
Sangat aneh ketika melihat Angel tak lagi bergelayut manja di lengan Mars. Berita tentang penundaan syuting pasangan Moon & Star baru fakultas teknik karena Angel yang terluka juga sudah sampai di telinga para mahasiswa, hingga menimbulkan desas-desus baru tentang kelanjutan hubungan mereka yang tak lagi terlihat berinteraksi satu sama lain.
Angel, lebih sering berkumpul bersama teman-teman perempuannya, sesekali bergabung dengan senior tingkat dua untuk makan siang bersama. Sedangkan Mars juga memiliki geng sendiri, lebih memilih menghabiskan waktu bermain basket setiap kali ada kesempatan. Keduanya sama-sama sulit dimintai konfirmasi dan selalu memberikan jawaban ambigu saat ada yang memberanikan diri bertanya tentang gosip yang semakin berkembang di di sosial media.
Bahkan teman-teman Mars pun tak mampu menggali sesuatu dari mulut pemuda itu meskipun tingkah anehnya semakin membuat mereka sakit kepala beberapa hari belakangan.
“Mars. Ada senior yang mencarimu”
Ujar salah satu temannya seraya menunjuk ke pinggir lapangan basket. Gerombolan junior yang tadinya asyik saling mengejar bola di salah satu sisi lapangan mendadak terdiam, tatapan mereka bergantian menatap Mars dan sosok yang dimaksud dengan tatapan heran sekaligus ngeri.
Jika senior yang dimaksud itu P’Tew atau P’Kongpob, mereka tidak akan kaget karena dua senior itu adalah dua orang yang paling sering berhubungan dengan Mars dalam urusan bulan kampus dan semacamnya. Atau jika itu P’Yatch, mereka sudah biasa menghadapi sang ketua OSPEK sehingga persiapan mental akan dengan mudah mereka bangun. Tapi ini.... P’Arthit, mereka mendengar cerita tentang masanya memimpin OSPEK, meskipun laki-laki bermata sipit itu sudah pacaran dengan mahasiswa paling sopan seantero kampus, namun sikap dingin dan galaknya tampaknya tidak bisa dilunturkan.
Mars sendiri tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Dia biasa mendengar tentang P”Arthit juga melihat video-video pendeknya yang tak berhenti menghiasi laman sosial media, namun berhadapan secara langsung, sekalipun tidak pernah dia bayangkan. Jangankan mengantisipasi, membaca ekspresinya saja dia tidak bisa.
“Khrap P’? Ada yang bisa kubantu?” Tanyanya pada akhirnya.
Arthit hanya mengedikkan bahu agar sang junior mengikutinya. Mars menurut, dengan sesekali melemparkan pandangan ke sekitar demi mencari keberadaan teman-teman sang senior yang biasanya sangat berisik dimanapun mereka berada, atau mungkin malah P’Kongpob yang bisa jadi ada hubungannya dengan ini.
Terlalu larut dengan pemikirannya membuat Mars tidak sadar langkah Arthit sudah menuntunnya ke dalam sebuah ruang kelas kosong yang terletak di sebelah ruang loker. Kesadarannya baru muncul saat kerahnya tiba-tiba diceengkeram dan punggungnya menghantam tembok dingin ruangan.
“Apa maksudmu mengirimkan foto-foto Kongpob padaku?” Tanya Arthit to the point. Nada suaranya yang dingin menusuk membuat Mars sadar, kejujuran hanya akan memperpendek jalan hidupnya.
“Foto? Foto apa maksudmu, p’?”
Arthit tersenyum miring, sudah menyangka elakan adalah respon pertama yang akan dia dapatkan. Dengan satu sentakan, laki-laki itu mendorong Mars hingga tubuhnya tersungkur ke lantai.
“Kau serius ingin aku menjelaskan? Akun Line kloning yang berasal dari laptopmu sendiri harusnya tidak perlu membuatmu bertanya-tanya”
Arthit menahan kepalan tangannya saat melangkah mendekati meja dosen dan membuka sebuah folder di dalam laptop. Mars yang tidak menyadari kapan laptopnya menghilang hanya bisa menganga, namun buru-buru mengganti ekspresinya meskipun sedikit terlambat.