Summary : Seorang junior dari SMA memutuskan untuk masuk fakultas teknik dan bertanya-tanya, bagaimana bisa P'Kongpob kesayangannya pacaran dengan seorang yang kejam.
Setting : Kongpob tahun kedua & Arthit tahun keempat kuliah
============================
Rangsit university yang biasanya ramai, hari ini semakin ramai dengan tambahan remaja-remaja berseragam SMA yang datang untuk wawancara masuk universitas. Kongpob sendiri harusnya menikmati liburan, namun karena sudah resmi menjadi bagian dari panitia OSPEK, dia tetap datang untuk rapat bersama semua tim. Menginjak tahun kedua di universitas, pemuda itu mulai ambil bagian sebagai tim pendukung untuk orientasi mahasiswa baru.
Kongpob memperhatikan sekitar. Mengamati banyak anak berseragam SMA datang untuk wawancara membuatnya mengingat masa saat dirinya pertama kali menginjakkan kaki di fakultas dan bertemu Arthit.
"Kong, aku beli minuman dulu. Tunggulah!" Pamit Arthit saat langkah mereka melewati kantin. Tentu saja mereka datang bersama, Arthit adalah mantan ketua OSPEK tahun lalu sehingga dia memiliki kewajiban untuk membina panitia di bawahnya.
"P'Kongpob"
Kongpob baru akan mencari bangku untuk duduk saat seseorang memanggilnya dari jauh.
"Au Fai. Kau disini?" Jawabnya senang bercampur heran, Kongpob langsung memeluk gadis berseragam SMA yang merupakan adik kelasnya di SMA.
"Aku mendaftar disini, Phi"
"Disini? Di fakultas teknik?"
Gadis itu mengangguk,
"Kupikir kau lebih suka sastra daripada teknik?" tanya Kong tidak percaya. Mereka dulu dekat sebelum dia pindah ke asrama, karena Fai tinggal disebelah rumahnya, Ibunya sering mempercayakan Fai kecil ke keluarga Suttiluck dan sudah dianggap sebagai anak bungsu disana. Gadis itu dekat dengan kedua kakaknya, namun begitu Kong sering membantu gadis itu mengerjakan tugas dan seingatnya, Fai sangat antusias saat belajar sastra, puisi dan semacamnya sehingga dia heran saat melihat sosoknya muncul di tempat ini.
"Aku berubah pikiran, Phi, aku ingin masuk ke fakultas teknik sekarang"
Kong mengucapkan kata 'Oh' tanpa suara "Tapi apa sudah kau pikirkan matang-matang? Belajar sesuatu yang tidak kau suka selama 4 tahun tidak akan mudah, loh" nasehat Kong, dia hanya tidak mau juniornya itu membuang waktu dan menyesal.
Fai terlihat berpikir, namun kemudian tersenyum dan menggeleng "Aku sudah berpikir matang-matang, Phi. Lagipula selain Passion, ada juga hal lain yang mungkin akan membuat 4 tahunku menyenangkan"
"Begitukah? Apa itu?"
"Cinta"
Kongpob tertawa mendengar jawaban itu. Fai mengingatkannya pada Arthit. Sosok yang dengan mudah membalikkan kerisauannya akan jurusan kuliah, sosok yang membuatnya selalu tidak sabar menantikan pagi datang agar bisa segera berjumpa dengan mentarinya. Cinta, sosok itu membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Aku setuju untuk yang itu" Jawab Kongpob tersenyum. Mereka terpaksa terpisah karena Fai harus segera kembali ke ruang wawancara. Kongpob melupakan acara menunggu dan memutuskan untuk menyusul kekasihnya ke kantin. Dengan senyum terkembang di bibirnya, dia mencolek-colek punggung Arthit yang sedang antri di stand minuman.
"P'Arthit khrup, coba tebak siapa yang baru saja kutemui!"
Arthit berbalik dan mengangkat alis,
"Tetangga sekaligus adik kelasku di SMA"
"Tetangga atau mantan pacar?" tanya Arthit penuh selidik, membuat Kongpob terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu.