Chapter 1

276 37 6
                                    

Tekan bintang dlu yah😁!!!

**********


Bermain dengan pistol merupakan kegiatan yang paling aku suka. Kenapa?. . . .karena aku sangat suka dengan suara letupan demi letupannya. Bahkan aku sangat menyukai nya. Bagiku suaranya sangat menenangkan hati.

Hanya senjata api itulah yang dapat menghibur hati ku, ketika sedih atau pada saat hati ku sedang bahagia. Walaupun kedengarannya sangat konyol, tapi itulah aku.

Angel ily Carloes, putri dari seorang ketua agen intelejen negara. Yang terkenal dengan kenakalannya, kelihaiannya dalam memanjat pagar sekolah, dan si pembuat onar. Hanya itu yang mereka tau, mereka tidak tau jika aku sangat pandai dalam bermain senjata api. Yang mereka tau, aku hanya pandai dalam berkelahi dan tentu si pembuat masalah. Bukan tanpa alasan aku selalu membuat masalah, namun merekalah yang memulai. Dimana ada asap pasti disitu ada api.

Aku sangat menyembunyikan identitas asli ku. Dari nama ku angel ily carloes menjadi angel ily carliz. Karena jika tidak begitu nyawa ku bisa dalam bahaya. Ayah ku Mr.Carloes yang terkenal dengan sifat dinginnya, misi-misi yang selalu berhasil ditanganinya dengan mudah, membunuh para mafia, dari mafia kelas ikan teri, sampai mafia kelas kakap.
Ckck..... Nama kok ikan kakap, gak sekalian ajah tuh jadi ikan CUPANG sekalian.

Ya..... intinya aku harus merahasiakan identitas asli keluarga ku. Bahkan pekerjaan ayah, aku merahasiakannya. Yang tadinya ketua agen yang dihormati, menjadi tukang bakso keliling......hehehehe aneh juga sih ya? masa anak tukang bakso, rumahnya segede gedong...hehehe. Maka dari itu aku berencana ingin mencari sebuah rumah kecil. Dan tentunya harus ada ijin dari si Carloes.

Katakanlah aku tidak sopan, durhaka, atau apalah itu. Aku sangat kesal dengan ayah, dia jarang sekali berada di rumah. Sekalinya ada hanya beberapa hari saja. Tuntutan pekerjaan lah yang telah membuat ayah jarang sekali bersama ku.

Aku hanya tinggal bersama Bik Mila berdua di Amsterdam. Bik mila adalah ART (asisten rumah tangga) dirumah ku. Mata indahnya selalu memancarkan kelelahan karena harus terus bekerja, namun hal itu tidak menghilangkan wajah cantiknya yang tidak kalah cantiknya dengan sesosok bidadari. Bahkan aku sangat iri dengan kecantikannya,padahal umurnya sudah menginjak 35 tahun. Bik mila sangat baik kepadaku. Seperti saat-saat seperti ini, bik mila yang selalu mengingatkan ku untuk makan. Karena terkadang aku lupa dengan hal-hal kecil, makanpun aku sampai melupakannya. Dan yang membuat ku lupa, aku terlalu asik dengan duniaku.

"non........"

DOR

Karena suara bik mila yang mengagetkan ku, dengan refleks aku menekan pelatuknya. Alhasil timah panas itu meleset. Tidak tepat dikening melainkan pipi kanan sang target. Sebuah boneka yang di Disain mirip manusia, yang khusus untuk melatih para penembak.

Aku memandanginya dengan kecewa.
"Shitt.....meleset" umpatku

"non, mari makan. Bibi sudah siapkan bakso kesukaan non" kata bik mila yang ku lihat, ia sedang menaruh bakso tersebut diatas meja.

"Iya bik taro dulu ajah, aku mau beres-beres dulu" jawabku, dan ku lihat bik mila menganggukan kepala.

Ku bereskan senjata api itu ketempatnya semula dengan benar.

Angel DemonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang