Chapter 2

117 29 5
                                    

Gak terima gue.Masa iya,gue yang ganteng ginih di bilang gila sih.Kurang ajar mereka,harus di kasih makan nih...ehk ko makan?maksud nya hukuman.Harga diri coy,masa kalah sama cabe gendot sih.

Aku melangkah berjalan ke arah si gendut,yang kini tengah asik menertawai ku.Rahangku mengeras,tanganku mengepal kuat dengan sorot mataku yang tajam.

"Hiyaaa. . . ."

   Bugh

   Argh....

Aku menendang tangan si gendut yang memegang pistol, sehingga membuat nya mengaduh kesakitan. Dan pistol yang di pegangnya melayang, sebelum pistol itu jatuh kelantai, aku terlebih dahulu menangkapnya.

   HAP.....dapat

Dengan cekatan aku segera mengunci leher serta tangan si gendut yang sibuk mengaduh nyeri di tanyanya.Ku lihat si cungkring dan yang lainnya langsung menodongkan senjata mereka ke arah ku.

"Mau apa loe semua ha?" tanyaku, seringaian muncul di bibirku

"Ayo sini kalo berani" tantangku.

Mereka diam tidak bisa berkutik kenapa? Karena sekarang posisinya sudah berbeda. Bos mereka jadi tawanan ku, ck gak nyangka aku bisa seberani ini, ternyata aku bukan hanya tampan tapi juga pemberani. Heran aku, dalam keadaan kayak gini Masih sempet-sempetnya narsis. Gak papa yang penting sombong,iya gak?. Iya'in ajah biar dia seneng.

Aku kembali menarik pelatuk pistol itu, sehingga membuat mereka semua terdiam. Aku lihat wajah si gendut agak memerah. . . . hehehe mungkin dia malu.

"Cepat bebaskan dia, atau aku tak akan segan-segan membunuh dia" ancam ku.

Si cungkring melirik kembali si gendut, dan akhirnya si gendut menganggukan kepalanya. Entah si gendut memberikan kode apa pada si cungkring, yang berhasil membuat dia mematuhi perintah ku.

Si cungkring memasang wajah mesem nya, mungkin dia tidak rela melepas tawanan yang sangat-sangat berharga. Namun apa boleh buat, kini tawanan mereka berhasil bebas dengan mudah nya.

Pria itu berjalan keluar dengan sempoyongan, kayak nya gara-gara luka di bahunya yang membuat tubuhnya tidak seimbang. Sebelum benar-benar keluar, pria itu menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku mengerti, hingga akhirnya pria itu menghilang di balik pintu.

"He kunyuk, lepasin Bos kita" suara si cungkring berhasil mengalihkan tatapan ku kearahnya.

"Apa?" tanyaku pura-pura bodoh

"Loe?" tunjuknya dengan rahang yang mengeras.

"Loe maunya apa?" tawarku

"Lepasin Bos KITA. Bocah kurang ajar, beraninya loe nyuruh-nyuruh gue, loe udah jatohin harga diri gue, mampus loe bocah" amuk si cungkring yang siap melemparkan pisau ke arah ku.

   DOR....

    Ting....

Aku menembak pisau yang dilayangkan si cungkring, sehingga pisau itu beradu dengan timah panas yang dikirim oleh ku. Fiuhh. . . . viks hari ini sial mimpi apa aku semalam Sampe berhadapan ama maut lagi.

Ngiung...ngiung...ngiung

"Polisi....polisi...." teriak seseorang dari balik pintu

Angel DemonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang