Chapter 14

50 11 2
                                    

" Dimana Romeo? " tanyanya kemudian pada Alex

Wajah Angel seketika berubah pucat, dirinya menahan susah payah agar tidak bereaksi dan bersikap seacuh mungkin. Angel menatap Alex yang bersikap santai seakan tidak terjadi apapun, itu membuat Angel kesal, bagaimana bisa pria itu sesantai itu.

"Oh. . . Romeo masih tidur tan. Malem dia bantuin Alex ngerubah sedikit perangkat sisi tv di rumah ini. Jam 4 dia baru aja tidur" ujar Alex

Angel menatap sinis Alex saat pria itu menatapnya juga. Rasa terima kasih tak urung Angel ucapkan dalam hatinya, tubuhnya kini bisa bernafas kembali. Kemudian gadis itu mendudukkan kembali bokongnya pada sofa empuk

"Kasihan sekali kalian. Biarkan saja dia beristirahat. Setelah pulang aku akan membuatkan kalian sop hangat agar tubuh kalian membaik " ucap Mila penuh kasih sayang

"Ah tante. . . . ngerepotin ntarnya"

Mendengar Alex mengucapkan itu membuat Angel sangat muak, sudah jelas kedatangan mereka sangat merepotkan mommy nya, ditambah sekarang Angel harus rela berbagi ketentraman di rumah ini.

"Tidak apa-apa Alex, aku senang melakukannya"

Fiuhh . . . .Alex sangat bersyukur kepada tuhan. Untunglah alasannya kali ini sangat logis, sehingga tidak membuat Mr.Corloes merasa curiga. Dia sangat berharap-harap agar Romeo segera bangun dari mimpi buruknya. sekarang setidaknya untuk 5 jam kedepan dia bisa bernapas dengan lega.

"Lalu kena kau juga tidak beristirahat? Apa kau alergi terhada penyakit? " tanya Carloes sambil mengejek

"Aku tidak sama seperti mu sir" katanya semberi mencibikkan bibirnya

"Apa maksud mu? "

"Kaukan Robot. Tidak mengenal lelah, yang kau tau hanya bekerja. . . . bekerja dan bekerja" cerca Alex

"YAK! " pekik Carloes tidak terima.
"Jangan asal bicara! Gunakan mulut mu dengan baik, jika tidak, aku akan menyobeknya"

"Ha" Alex menutup mulutnya yang terbuka dengan tangan kanannya, seakan terkejut hingga matanya membulat sempurna.
"Aku takut" ucapnya merenggut sedih.

"Menjijikan! Singkirkan wajah jelek itu! Jika tidak aku yang akan menyingkirkannya dengan ini" ucap Angel angkat bicara, tidak tahan mendengar ocehan Alex membuatnya sangat mual.

Alex menelan air saliva nya dengan susah payah saat melihat sebuah bogeman serta tatapan tajam milik Angel. Angel tidak pernah berbohong dengan ancamannya, Alex tau itu dari sisi tv di sekolah Angle yang berhasil dia sadap. Banyak yang telah gadis itu lakukan, sangat mengerikan.

Alex memilih diam tidak ingin menatap kearah Angel. Carloes mendesah pelan melihat kelakuan Angel yang semakin hari semakin menjadi-jadi, anaknya sudah seperti iblis jika marah atau merasa terganggu.

Mila yang menyadari keadaan menjadi tegang berinisiatif untuk menengahi.

"Sepertinya kau juga akan pergi? Nampak sudah rapih" Alex tersenyum canggung pada mila

"Iya tan, mau pergi ke markas, biasa panggilan hehe. . . . " jawabnya cengengesan

"Apa pandu yang memanggil" tanya carloes

"Hmmm. . . .dia mengatakan telah terjadi transaksi ilegal di London, dan ini berhubungan dengan si pria bertopeng itu. Anak buahnya telah menjual beberapa senjata ilegal, dan ophium dalam jumblah besar. Dia menyuruhku melacak keberadaan mereka" tutur Alex sangat serius

Angel yang diam-diam menyimak merasa tertarik dengan perbincangan Alex, menjadi seorang detektif adalah impiannya sejak kecil.

Carloes mengernyitkan dahinya kala Alex bercerita "Apa maksudmu orang yang telah mencuri data-data pribadi para agen IS (intelejen secret) " Alex menganggukan kepalanya.

Angel DemonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang