6-Berubah?

109 16 7
                                    

Ting... Ponsel Lala berdering.

+625677546553
Miss you.

Lala membaca pesan itu.
"Nomor itu lagi, apakah dia ingin bercanda dengan ku?" Lala berbicara dengan suara pelan, tapi Dylan masih mendengarnya.

"Oo, SMS itu dari aku, kemarin aku mau kerjain kamu karna marah sama aku. Pas mau SMS lagi. Yahh hpnya lowbat. Tadi pagi pengen di kirim, tapi nggak ada jaringan. Mungkin baru ada jaringan".

Dylan menjelaskan panjang lebar. Lala cukup kecewa dengan semuanya. Lala sudah berharap nomor itu adalah dia.

Lala langsung berdiri, beranjak dari tempat duduknya. Meninggal Dylan yang masih menatapnya. Dylan sedikit bingung, kenapa gadis itu seperti kecewa?

***
Lala masuk ke kelasnya dengan wajah cuek, seperti biasa. Duduk ditempatnya diam, tatapan kosong, kesedihan, kecewa, kerinduan. Terlihat jelas di matanya. Mungkin saatnya Lala melupakan segalanya tentang dia.

Menunggu juga ada batasnya. Sekarang Lala hanya pasrah pada takdir. Jika takdir ingin menjauhkan Lala dari dia, Lala bisa apa?

Jam pulang sekolah sebentar lagi, karna sekarang guru sedang rapat. 3 jam hanya duduk, melamun, diam. Semua orang pasti akan bosan, tapi Lala? Tetap dengan gaya seperti itu.

Dylan sudah pergi ke kantin dengan temannya.
"La? Aku dengar-dengar yah, ada anak baru yang mau masuk kelas kita loh". Fira berbicara sambil memegang ponselnya. Lala hanya melirik sekilas, pembicaraan yang tidak penting bagi Lala.

Kring......
"Ayo la, udah bel". Fira mengajak Lala keluar kelas.
"Hm". Lala hanya bergumam, tidak berniat membalas ucapan Fira.

***

Sudah beberapa hari ini Lala tidak pulang bersama Dylan. Seperti ada yang aneh dari Dylan.

"Kamu mau pulang?". Dylan berjalan santai di samping Lala.

"Kamu dari mana?" Lala bertanya tanpa melihat Dylan, tatapannya tetap lurus.

"Kenapa? Kamu kangen?". Dylan berhasil membuat Lala tambah jengkel.

"Aku tanya, jangan tanya balik. Kalau nggak mau jawab nggak usah". Lala menjawab dengan ketus.

"Iya deh, aku tadi dari ruang kepala sekolah, kan besok ada anak baru di kelas kita. Nah sebagai murid teladan aku di suruh menemaninya besok". Dylan bercerita dengan bangga. Tapi Lala? Tidak menanggapi hanya jalan saja.

***

Sekarang Lala di bukit ini, mungkin sekarang Lala sudah puas menunggu, menunggu sesuatu yang tidak pasti. 2 tahun bukan waktu yang sebentar.

Diam. Menatap matahari yang sebentar lagi hilang. Lala tidak bersama Dylan, yah karna Lala memang tidak mood bersama Dylan.

"seandainya kakak kembali? Apa yang akan aku lakukan? Sok tegar? Sok bijak? Menjauh? Entah lah kak, aku sendiri bingung harus berbuat apa". Berbicara sendiri, Lala merasa lebih tenang jika sendiri.

"Mungkin sekarang aku akan berusaha melupakan kakak. Melupakan apa yang pernah terjadi di masa lalu, dan apa yang pernah kau ukir di dalam sini". Lala terdiam sambil memegang hatinya.

"Rindu ini seperti penyakit mematikan. Tidak ada obatnya, dan suatu saat pasti akan mati. Mungkin sekarang aku juga akan membunuh rindu ini. Terlalu lelah jika berusaha namun tidak ada hasil". Lala lagi-lagi diam setelah berkata panjang.

"Aku merindukan mu, tapi harus melupakan mu".












Selamat tinggal.







Maaf kalau ceritanya agak geser.

Jangan lupa vote
&
Komen




❣Istri sehun
Jodoh mingyu
Pacar Chanyeol
Selingkuhan Xiumin
Kekasih bayangan kai



ANHELOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang