Part 5

14 1 0
                                    

"Aku mohon jangan terlalu kasar denganku"

"Well, itu tergantung dengan sikapmu nanti" senyuman terukir dibibirnya

....

***

Terlihat sepasang manusia sedang tertidur dengan lelap di sebuah kamar dengan warna serba hitam menghiasi dinding kamar itu, entah apa yang telah terjadi diantara mereka, hingga cahaya matahari menerangi kamar tersebut dan seorang perempuan terlihat mulai bangun dengan perlahan mengerjapkan matanya, menyesuaikannya dengan cahaya kamar tersebut. Ia bingung kenapa ia bisa ada disini, apa yang telah terjadi padanya, dan stelah berpikir sejenak, akhirnya  ia mengingat akan perbuatannya, semalam ia sudah berbuat yang tidak pantas, ia sudah kotor, dinodai oleh pria disampingnya ini.

Wanita itu bangun dengan sangat hati hati agar tidak membangunkan pria disebelahnya dan berjalan mengambil bajunya yang berserakan dengan sangat pelan, karena ia masih merasakan sakit di selangkangannya. Ia sadar penuh dengan apa yang ia lakukan semalam, ia melakukan hal yang seharusnya hanya akan dia berikan kepada suaminya kelak, ia tidak tau kenapa ia memutuskan untuk seperti ini, tetapi ia tidak menyesalinya, lelaki itu sudah berjanji kepadanya, ia pasti tidak akan mengingkarinya.

Dengan cepat dan hati hati, wanita tersebut keluar dari kamar yang ia tempati, ia tidak bisa terus disana jika tidak ingin menyesal nantinya, ia segera pergi keluar mencari pintu keluar, dan dengan cepat ia menghentikan kendaraan di depannya, ia menaikinya dan segera menyebutkan alamat yang akan ia tuju.

***
Terlihat banyak sekali orang yang baru saja keluar dari kantor, karena ini memang sudah jam pulang kantor, termasuk dua orang wanita yang saat ini akan berpisah.

"Gue duluan yaa"

"Okeee"

Sip, mulai hari ini berarti sudah jadi rutinitas bahwa gue harus kerja di malam hari, selamat tinggal rutinitas malam yang biasa kupakai untuk bersantai dan menenangkan fikiran

Tidak ada lagi sistem kebut drama, cemilan malam, yahh setidaknya masih ada kantung mata yang tersisa nantinya

###

"Antarkan ini ke meja nomor 8"

"Baik" senyumannya yang indah terus ia tampilkan

"Selamat menikmati"

"Oh... Apa kau baru disini?"

"Ya, begitulah" secepatnya ia meninggalkan meja tersebut

Pertanyaan itu terus berulang, memangnya kenapa jika ia baru kerja disini? Apa ia harus mengenalkan dirinya setiap ada pelanggan yang masuk? Sekalian saja dia menjadi satpam dan menyapa di depan pintu masuk

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu? "

"Ya, aku bosan, selalu ditanya dengan pertanyaan yang sama, apakah mereka tidak bisa menyimpulkan sendiri?"

"Itu biasa terjadi Vinka, memang pelanggan disini sangaat....  ingin tahu" ujar bartender tersebut menggoda dirinya, dia yang selalu menghilangkan kebosanannya jika tidak ada pelanggan

"Bagaimana? Dia bekerja dengan baik bukan?"

"Seperti yang Tuan lihat"

Pria tersebut menyesap winenya dengan sekali teguk, ia bangga dan sangat senang sudah bisa mempekerjakan Vinka di tempatnya

###

Siapa yang sangka dia disini, padahal aku sudah berusaha untuk melupakannya tapi memang aku tidak mau, dan entah karena kebetulan atau memang takdirnya untuk dipertemukan kembali, ini hal bagus yang telah dia nantikan.

Dari awal dia memang tidak mau meninggalkan orang yang dia cintai, tapi apa daya seorang anak yang ingin mematuhi keinginan orangtuanya, dengan berat hati dia harus meninggalkan kekasih tercintanya demi mematuhi dan menjalankan usaha orangtuanya.

Berat memang dimana kau diharuskan untuk memilih antara orang yang kau cintai atau orangtuamu sendiri, tapi nasi sudah menjadi bubur, sekarang hanya perlu memastikan bahwa kekasihnya masih mau menerimanya.

###

"Bagaimana bisa???!!!"

Semua orang yang berada disana hanya diam dan menunduk tidak ada yang berani menjawab pertanyaan tersebut, mereka takut karena ini sudah kesekian kalinya mereka gagal dalam melakukan sesuatu

"Apa kalian tuli? Apa kalian bisu tidak bisa menjawab ucapanku?"

"Cih, PERGI DARI SINI SEBELUM AKU LENYAPKAN KALIAN SEMUA!!"

Mereka dengan gerakan cepat langsung menuju pintu yang hanya satu satunya berada disana, sudah tidak tahan untuk keluar dari suasana tersebut

Bagaimana bisa, padahal dia sudah kubayar dengan sangat mahal, jika masih gagal, percuma aku mengeluarkan uang dengan sangat banyak hanya untuk mendapatkan hasil yang gagal, sial bagaimana bisa dia begitu cepat ketahuan, apa aku salah membayar orang?

###

Bagaimana caranya aku keluar dari kota ini agar tidak melakukan hal itu lagi, aku sudah tidak sanggup melakukan itu, berlebihan memang jika didengar oleh orang yang biasa melakukannya, tapi itu pertama dan terakhir kalinya ia akan melakukannya, ia tidak mau lagi, lebih baik ia mati kelaparan daripada harus melakukan hal yang tidak baik untuk tubuhnya, ia merasa jijik dengan tubuhnya sendiri walaupun sudah membersihkannya setiap kali ia bertemu air

Namaku Michella, atau bisa dipanggil Michel. Aku hanyalah gadis biasa yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluargaku, kami memang miskin, tetapi kasih sayang diantara kami tidak pernah kurang satu sama lain, aku bersyukur dilahirkan di keluarga ini walaupun kondisi keuangan kami buruk, tapi setidaknya ayah dan ibuku memberikan kasih sayang melimpah sehingga aku tidak akan mengeluh akan kerasnya hidup ini karena ada orang tuaku yang selalu mendukung dan selalu ada disaat aku sedih atau kesulitan.

Kami tinggal di desa kecil yang bahkan jarang dilalui orang. Saat ini ayahku sedang sakit, ia membutuhkan obat dan perawatan yang biayanya tidak sedikit, ibu yang selalu menemani ayah agar cepat sembuh, ia selalu di sisinya menemani ketika ayah kesakitan karena tidak bisa melakukan apa-apa. Terkadang ibu menerima pekerjaan rumah dari beberapa tetangga jika diperlukan, itupun bayaran yang diterima tidak seberapa.

Aku? Aku hanya gadis biasa, tidak memiliki kemampuan yang cerdas, aku hanya bisa mengandalkan tubuh dan wajahku. Orang-orang bilang wajahku sangatlah cantik, banyak pria yang tertarik padaku dan ingin menikahiku, tapi aku tidak mau, tidak sebelum aku dapat memberikan kehidupan yang layak untuk orang tuaku, aku akan membalas kebaikan dan kasih sayang mereka dengan memberikan kehidupan yang layak, memiliki rumah sendiri, tidak memusingkan biaya pengobatan jika sakit, makan dengan enak, tidur dengan nyaman, itu merupakan impianku untuk keluargaku, aku akan membalasnya dengan bekerja keras mendapatkan uang yang banyak.

###

Setelah membersihkan meja dan peralatannya, ia segera pulang dari tempatnya bekerja di malam hari, dini hari ia pulang ke rumah kecilnya yang nyaman, walaupun sendiri ia tidak akan merasa sedih lagi, ia mencoba untuk menerima semua keadaan yang menimpa dirinya.

"Baiklah, tidak usah bersedih, ini sudah hari ke sekian yang ku lewati dengan baik sendirian" Ucap Vinka

Waktunya tidur walaupun nanti pagi ia masih harus bangun dan berangkat kerja seperti biasanya.

#
#
#
#
#
#
#

To be continued•

Our PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang