Pengakuan ~ 2

3.9K 479 30
                                    


Jungkook mulai mengganggu Jimin dan terus membuat Jimin kesal, dia terus saja mengambil makanan apa pun yang Jimin ambil.

"Iih Kookie, lo mah gitu ngambilin punya gue mulu. 'Kan masih banyak kali lauk di meja."

"Kenapa? Gue suka kok."

"Ih, lo nyebelin banget sih, Jeon Jungkook."

"Emang." Ledek Jungkook terkekeh sambil menyuap telur gulung hasil serobotannya dari si bantet Jimin. Jimin mengerucutkan bibirnya sambil bersungut-sungut. Dan itu bikin Jungkook makin gemes liatnya.

"Tumben elo makan di rumah. Ga pergi makan keluar lagi sama Suho?" tanya Jin tiba-tiba. Hoseok tersenyum sambil melahap nasinya.

"Dia hari ini pergi ke Jepang buat pemotretan majalah, jadi ga bisa. Hew, hew, hew." jawab Hoseok lalu lanjut makan lagi. 

Jin memandangi Namjoon yang sejak tadi diam sambil sesekali menghela napas berkali-kali. Jin makin tambah pusing ngeliat Jungkook sama Jimin ga berhenti ngoceh karena saling rebutan makanan.

"Lo berdua kalo ga bisa diem di meja makan, lama-lama gue kawinin juga nih." Sahut Jin, membuat Jungkook tersedak dan Jimin melotot ke arah Jin. Taehyung dan Yoongi tertawa keras melihat ketiganya. Namjoon hanya geleng-geleng kepala lalu sibuk dengan pikirannya lagi. Sambil sesekali melirik ke arah Jin dan Hoseok bergantian.

Pikirannya ruet. Jelas. Tapi pilihan ada karena memang harus dipilih, jadi selama beberapa malam ini dia bertarung dengan pikirannya sendiri, hingga sebuah keputusan telak ia ambil.

Jin, Hoseok dan Jungkook sedang duduk beralas karpet melihat acara televisi malam ini. Sedangkan Jimin asyik bermain game di ponselnya di atas sofa sambil tengkurap. Tidak peduli pada Jungkook yang tiba-tiba merebahkan kepalanya di pinggang Jimin.

Namjoon keluar dari kamarnya menuju tempat berkumpulnya para member. Dia tidak melihat Taehyung dan Yoongi di sana.

"Ke mana Yoongi hyung dan si alien aneh?" tanya Namjoon.

"Yoongi hyung ingin membeli sesuatu di minimarket, dan Tae-hyung menemaninya," jawab Jungkook masih dengan mata menatap layar tv. Namjoon sedikit berpikir, mengingat obrolannya dengan Taehyung tempo hari, lalu tersenyum kecil.

"Dia sudah membuat keputusan, ya," gumam Namjoon.

"Keputusan apa, Hyung??" tanya Jimin bingung, Namjoon memandangi Jimin lalu tersenyum.

"Bukan apa-apa," jawab Namjoon sembari menghela napas.

"Seokjin hyung, Hoseok hyung gue pengen ngomong." Sahut Namjoon menatap kedua namja itu bergantian. Dua namja yang merasa terpanggil melotot kaget karena tiba-tiba Namjoon ingin bicara.

Setelah beberapa hari ini sang leader menghindari mereka, dan kini menatap mereka serius. Hoseok dan Jin meneguk saliva mereka masing-masing sebelum mengangguk setuju.


...



Di perjalanan balik ke dorm, setelah selesai membeli keperluan. Yoongi dan Taehyung berjalan beriringan, sesekali Taehyung menoleh ke arah Yoongi lalu tersenyum kecil.

"Ngapain sih elo tadi pake ngikut-ngikut segala. Padahal ga ada yang elo beli," ucap Yoongi, Taehyung seperti biasa hanya nyengir kotak. Favorit Yoongi.

"Hehehe sengaja, biar bisa nemenin Yoongi hyung."

"Gue udah gede, bisa jaga diri. Dasar alien aneh." 

Taehyung terhenti, menatap Yoongi yang masih terus berjalan. "Hyung ...."

"Ya, kenapa??" sahut Yoongi terus berjalan tanpa menoleh kebelakang.

"AKU MENYUKAIMU!!!." Yoongi terhenti, tubuhnya bergetar, jantungnya memacu lebih cepat, napasnya memburu mendengar pernyataan dari alien aneh yang selama ini mengisi hati dan pikirannya.

Taehyung berjalan mendekati Yoongi yang terdiam mematung, Yoongi berbalik tepat saat Taehyung berdiri di belakangnya.

"Ap-apa lo bilang??" Taehyung membuang napas menghilangkan rasa gugupnya.

"Aku menyukaimu hyung. Aku mencintaimu," jawab Taehyung tegas, seketika muka Yoongi berubah merah karena malu. Dia menundukkan wajahnya dan memainkan kakinya.

"Yoongi hyung."

"Y-Ya."

"Seharusnya kamu bilang sesuatu, aku sudah menyatakan perasaanku." Sungut Taehyung.

Sejak kapan dia bicara 'aku-kamu' seperti sekarang? Ah lupakan.

"Ak-Aku ....."

Aku?? Kenapa jadi ikut-ikutan sih. Sial!!!

"Kamu mencintaiku atau tidak?" tanya Taehyung tak sabaran. "Sudahlah, lupakan saja. Ayo kita kembali, aku rasa mereka semua sudah menunggu." Ajak Taehyung lalu berbalik, tapi sebelum melangkah tangan Yoongi menghentikannya.

"Lo tuh ga sabaran banget sih, gue 'kan belom jawab. Lagian elo bilangnya ga pake ancang-ancang maen ngegas aja. Dengerin dulu."

"Lagian hyung dari tadi diem aja. Jadi apa jawabannya??" tanya Taehyung ga sabaran lagi, yang kini sudah menggenggam kedua tangan Yoongi.

"I-Itu ...."

"Itu apa sih?? Ih, buruan."

"Dasar alien bodoh, gue juga cinta sama elo.—eh." Yoongi terkejut dengan jawabannya sendiri, Taehyung terkekeh melihat wajah Yoongi yang kini bersemu malu.

"Aku tahu. Aku tahu Yoongi hyung menyukaiku selama ini. Hahaha."

"Apa??" 



CUP


Mata Yoongi melotot kaget karena tiba-tiba Taehyung langsung menciumnya—di bibir.

"Emmm ... aku tahu hyung, aku tahu." ucap Taehyung tersenyum lalu kembali mencium Yoongi, merengkuh tubuh mungil itu agar lebih dekat. Menciumi bibirnya dengan lembut seperti candu yang memabukkan, mensesap manis bibirnya yang semerah cherry dan selembut bulu itu. Menumpahkan segala perasaan yang kini terlampiaskan oleh keduanya. Hingga suara dering ponsel Taehyung menghentikan pagutan mereka.

"Jungkook??" Taehyung memandangi Yoongi meminta persetujuan namja manis di sampingnya itu. setelah mendapat anggukan dari kekasihnya dia langsung mengangkat telpon dari Jungkook.

"Ya kelinci bong--apa??? Di mana??"

"..........."

"Oke gue kesana sekarang."

"Kenapa?" Yoongi bertanya karena melihat tangan Taehyung gemetar dan panik.

"Hyung ... Jimin kecelakaan."

"Apa?? Tunggu apalagi ayo ke rumah sakit."



















Nah loh??? Apa yang terjadi sama Jimin?? Kok bisa dia kecelakaan?? Bukannya tadi masih dorm????

Terus apa ya yang bakalan di omongin Namjoon????


Penasaran???

Jujur gue ga terlalu bisa bikin cerita yang baper-baper. Dan sorry banget kalo kurang mgefeel ya!!!! Heheheehhe







[Edited, 27 Mei 2020]

[✔️  COMPLETE ] What Happend In The Dorm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang