The End of Our Story #2

4K 366 19
                                    


Hoseok melihat kedekatan Namjoon dan Seokjin semakin erat. Dia tahu dia merasakan cemburu ketika laki-laki itu memberikan perhatian juga kepada Seokjin.

Tapi, dia juga tak ingin egois. Hingga dia ingin mengakhiri perasaannya agar merasa nyaman. Dia mulai semakin mendekatkan Namjoon dan Seokjin. Bahkan untuk hal-hal kecil.

"Kau lelah hyung? Ini ambil minumnya," ucap Namjoon memberikan botol air kepada Hoseok,di saba juga ada Seokjin yang sepertinya lebih haus daripada dirinya.

"Kau berikan saja pada Jin hyung, aku tidak begitu haus." Hoseok menolak pemberian Namjoon. Namjoon pun akhirnya memberikan botol air itu pada Seokjin.

Namjoon bukannya tidak peka, dia tahu bahwa kini Hoseok tengah berusaha menjauhinya. Tapi yang tidak dia bisa pikirkan kenapa harus memakai Jin hyung sebagai tameng?

"Apa kau menghindariku hyung???" tanya Namjoon berusaha tenang. Karena mereka kini tengah di ruang studio Hoseok.

"Menghindar untuk apa?"

"Menghindariku misalnya."

"Apa maksudmu Joonie-ah? Aku tidak menghindarimu, kenapa kau berpikir seperti itu?"

Namjoon mengacak surainya frustasi. "Kupikir kita dekat karena punya perasaan yang sama. Apa itu aku yang terlalu berharap lebih padamu??"

"Na-Namjoon-ah..."

"Baiklah, aku mengerti. Kau yang menginginkannya, bukan?"

Hoseok terdiam, matanya jatuh menatap mata sendu milik Namjoon. Ya, ini pertama kalinya Hoseok melihat raut kekecewaan pada Namjoon.

"Bukan begitu—" belum sempat Hoseok menyelesaikan perkataannya Namjoon sudah mendaratkan ciuman pada bibirnya. Hanya singkat. Tapi bagi Hoseok rasa itu menyakitkan.

"Ini yang terakhir, selama 4 tahun aku memendamnya sendirian. Kau tahu perasaanku." Hoseok tanpa terasa menjatuhkan air matanya, Namjoon menghapus air mata itu lalu tersenyum.

"Perasaanku tidak berubah, namun jika suatu saat itu berubah. Jangan salahkan dirimu, ayo kita tetap dekat." Setelahnya Namjoon lalu pergi meninggalkan Hoseok yang masih terdiam mematung di kursi miliknya.

...

Hoseok menatap punggung sempit yang berjalan menjauhinya itu.

"Kau melakukan hal yang terbaik." Hoseok menoleh pada asal suara.

"Setidaknya aku mengembalikan segalanya ke tempat yang semula. Ya, ini berakhir." Hoseok melihat kembali ke arah Namjoon berjalan pergi.


30 menit sebelumnya....

"Hyung, kau membawaku ke sini? Ke sungai Han untuk apa?"

"Joonie-ah," panggilnya, "ayo, kita akhiri semua. Ayo, kita akhiri perasaan itu di sini dan kembali menata masa depan yang lebih baik."

"H-hyung---"

"Ini salahku, jadi aku yang harus bertanggungjawab. Mengembalikan segalanya ke tempat yang seharusnya."

"Hyung...."

"Tidak apa-apa. Aku sudah membuang perasaan itu, kini giliranmu. Jangan bodohi perasaanmu, aku tahu kau mencintai Jin hyung."

"Apa? Ti-tidak Seokkie bukan begitu. Aku ... aku ...."

"Lihat? Kau saja kalah debat dengan dirimu sendiri. Hahaha. Aku baik-baik saja. Aku ingin kita berjalan bersama sebagai seorang sahabat."

Namjoon melihat seseorang berjalan kearah mereka. "Karenanya?" Hoseok menoleh ke arah pandang Namjoon.

Hoseok tersenyum. "Bukan, dia tidak ada hubungannya dengan kita. Tapi, kuharap dialah penawar dari racun yang kuminum sejak lama."

[✔️  COMPLETE ] What Happend In The Dorm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang