Surprise Party ~#1

3K 378 7
                                    

Happy Reading.......
.

.

.

.

.

.

.

.

.

Namjoon menatap keduanya dengan wajah bodoh lalu berjalan ke arah kulkas untuk mengambil air. Rasanya tenggorokan dia udah kering banget sehabis bangun tidur.

Taehyung dan Yoongi saling pandang dengan wajah khawatir.

"H-hyung, lo mau ramen???" tanya Taehyung untuk memecah keheningan di dapur siang itu.

"Apa lo butuh sesuatu, Namjoon??"

Namjoon menatap mereka setelah selesai dengan ritual minumnya.

"Wajah kalian kenapa? Tegang gitu?"

"Jinjja???" Taehyung memegangi wajahnya lantas Yoongi menyikut perut Taehyung.

"Jangan bercanda. Serius sedikit."

"Memangnya aku tidak kelihatan serius padamu?"

"Astaga, Tae, maksudku Namjoon," bisik Yoongi geram. Taehyung baru mengerti.

"Namjoon-ah ... apa tadi lo ngeliat kita berdua —" Namjoon mengangguk lalu berjalan keluar dapur untuk kembali ke kamar.

"Yakkk!!! Namjoon...."

"Arra arra... gue enggak akan bilang ke siapa-siapa!" seru Namjoon lalu masuk ke dalam kamarnya.

Taehyung tersenyum ke arah Yoongi. " Apa kamu tersenyum begitu. Jadi makan enggak?" tanya Yoongi. Taehyung mengangguk mengiyakan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jimin tengah tertidur setelah tadi makan dan meminum obatnya. Jungkook menghampiri ranjang Jimin, dia menatap wajah Jimin yang tengah tertidur.

"Kenapa Jimin hyung begitu menggemaskan saat tidur seperti ini???" Jungkook tersenyum sendiri, dia lalu menatap bibir cherry Jimin yang tampak sedikit mengkilap. Jungkook dengan susah payah meneguk salivanya.

"Astaga, gue bisa gila kalo ngeliat bibir Jimin hyung. Itu seksi sekali," gumam Jungkook sembari menggigit bibir bawahnya.

Entah kenapa tanpa dia sadari wajahnya sudah berada begitu dekat dengan wajah Jimin yg tengah tertidur begitu pulasnya.

"Jimin hyung ...."



💋CUP💋



Jungkook mencium Jimin. Bibirnya hanya menempel tapi entah kenapa pikirannya menyuruh untuk melumat bibir ranum cherry itu perlahan. Astaga!!! Jungkook sadarlah.

Jungkook menyadarkan pikirannya lalu menjauhkan tubuhnya dari ranjang Jimin.

"Astaga, bodohnya gue. Kenapa sampai terbawa suasana seperti itu sih! Pabo pabo."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini Jimin sudah diijinkan untuk pulang dari rumah sakit, tepat satu minggu sudah dia dirawat.

"Akhirnya ... gue bener-bener kangen kamar di dorm," seru Jimin senang. Jin yang membereskan pakaian Jimin hanya tersenyum mendengar kata-kata Jimin.

"Tapi, hyung, kenapa lo sama Namjoon hyung yang jemput??" tanya Jimin mempoutkan bibirnya.

"Astaga ... masih untung gue sama Namjoon jemput lo, Jim. Lo mau pulang sendirian naik taksi? Pilih mana??"

"Maksudku bukan begitu, hyung. Kenapa Taehyung nggak ikut jemput gue? Kan gue pengennya Tae yang jemput," gerutu Jimin.

Jin menghampiri Jimin lalu mengusap dengan sayang kepala Jimin.

"Nanti lo juga tahu," ujar Jin sambil mengerlingkan matanya. Jimin menatap bingung.

Namjoon yang sudah selesai mengurus administrasi masuk ke dalam kamar dan mengajak keduanya pulang.

"Sudah selesai? Ayo kita pulang," ajak Namjoon lalu membantu menuntun Jimin.

.
.
.
.

Di dorm Jungkook, Taehyung, Hoseok dan Yoongi sedang sibuk membuat pesta kejutan untuk kepulangan Jimin.

"Astaga, hyung, lo bisa nggak sih niup balonnya agak gedean dikit," seru Jungkook.

Yah, sedari tadi hanya Jungkook yang terlihat antusias dengan pesta kejutan ini. Ia bahkan yang mengomando hyungnya ke sini, ke situ, begini, begitu.

Hoseok memutar matanya jengah. "Yak! Jeon Jungkook, sampe kapan gue harus niupin balon ini? Awh, rahang gue ampe sakit," seru Hoseok mulai lelah.

"Baiklah biar gue aja yang urus ini. Hyung, kau gantung saja ucapan selamat datang itu di tembok sebelah sana," suruh Jungkook. Hoseok ingin mengumpat tapi inget kalo Jungkook adalah adik kesayangan.

"Baiklah, baiklah." Hoseok mengalah lalu naik untuk menggantung tulisan selamat datang itu. Yoongi yang baru selesai masak ikut bergabung dengan Hoseok dan Jungkook yang tengah sibuk sendiri-sendiri.

"Ada yang bisa gue bantu? Gue nganggur nih."

"Kebetulan hyung bantuin gue pasang tulisan ini di ujung lainnya," sahut Hoseok. Yoongi mengangguk lalu mengambil kursi untuk naik memasang bagian ujung yang lain.

"Apa segini sudah pas?"

"Naik sedikit, hyung. Samakan posisinya denganku."

"Ya! Tubuhmu dua senti meter lebih tinggi. Gimana gue mau sesuainnya!" teriak Yoongi. Ia lalu menjinjitkan kakinya agar sesuai dengan Hoseok, tetapi entah kenapa kursi mulai tidak seimbang dan goyah. Taehyung yang baru masuk ke dalam dorm melihat Yoongi akan jatuh.

"K-kursinya ...." Kursinya mulai oleng.

"Hyung/hyung/hyung." Hoseok dan Jungkook melotot kaget melihat Yoongi yang hampir saja jatuh jika Taehyung tidak segera menolongnya.

Pandangan Yoongi dan Taehyung saling bertemu, kaki Yoongi masih ada di atas kursi dengan badan yang condong ke arah Taehyung. Tangannya memegang kedua bahu namja tampan itu sedangkan kedua tangan Taehyung memegang pinggang Yoongi.

Taehyung tersenyum. "Hati-hati, hyung." Aroma mint dari napas Taehyung semakin menghipnotis Yoongi. Maniknya menatap lekat manik milik kekasihnya itu. Hingga dehaman Jungkook dan Hoseok menyadarkannya.

"Ehemmm eghm eghm ... Yoongi hyung, apa Tae-hyung segitu tampannya ampe diliatin gitu. Awas matanya jatoh, hyung." ledek Jungkook terkekeh. Yoongi langsung turun dari kursi dan melepas pegangannya pada Taehyung.

"Apaan sih, Kook, biasa aja," gerutu Yoongi tapi wajahnya yang merah merona tidak bisa dia sembunyikan.

"Hyung, wajah lo merah kek kepiting rebus," sahut Hoseok tertawa. Taehyung menggantikan Yoongi memasangkan tulisan itu.

"Ma-makasih Tae."

"Everything for you," bisik Taehyung. Yoongi semakin bersemu merah. Astaga, sejak kapan Taehyung si alien bodoh ini begitu pintar menggombal.
.
.

.

.

.

.

.

.

Tebece👋

[✔️  COMPLETE ] What Happend In The Dorm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang