👑👅{8th} Eighth

7.1K 549 27
                                    

👑👅

Author pov

Disinilah mereka berada, diruang serba putih dengan bau obat-obatan. Ya. Di Infirmary. Raka membawa Sena dan Sony ke infirmary.

"Lo berdua duduk diam disini" suruh Raka dengan tegas. Sedangkan Sena dan Sony hanya bisa menghela nafas.

Raka keluar untuk mencari beberapa murid yang bertugas di ruangan ini. Tapi sayang nya, tidak ada. Jadilah dia yang harus mengobati mereka berdua.

Raka berjalan untuk mengambil kapas, obat merah, dan es batu.

"Kita mulai dari Sena, karena dia disini jadi korban" kata Raka.

"Tapi gue juga korban kan? Kalau gue pelaku, pasti gue gak bonyok juga, " protes Sony.

"Tapi yang mulai kan elo Son"

Baru saja Sony ingin berbicara lagi, tapi sudah diberhentikan oleh Raka.

"Gak boleh protes, kalau protes, obatin sendiri" ancam Raka.

Raka mendekatkan tangan nya kearah wajah Sena. Dengan pelan-pelan Raka mengobati luka yang terdapat di sudut bibir Sena.

"Raka, gue dong, keburu masuk nih, nanti kalau udah masuk gimana? Habis ini tuh pelajaran yang gue suka. Lagipula gue juga mau ke kantin dulu, mau sar-"

Sreet

Karena Raka bosan dengan ocehan yang dikeluarkan Sony, dia mengambil plester dan menaruh nya di bibir Sony.

"Lo pikir ini salah siapa? Salah lo kan? Kalau lo gak yang mulai duluan, gak mungkin kayak gini. Sekarang lo milih diam terus gue obatin, atau lo protes dan gak gue obatin" cerocos Raka. Setelah itu terdengar helaan nafas dari Sony.

Sena yang dari tadi diam, akhirnya ikut berbicara.

"Son, lo kenapa tiba-tiba nonjok gue? Memangnya gue punya salah ya sama lo? " tanya Sena ke Sony. Sony membuka plester yang menutupi mulutnya dengan kasar. Kemudian ia menatap Sena dengan muka sebal.

"Menurut lo? "

"Enggak"

"Serah loh"

"Dah selesai"kata Raka. "Nih" Raka memberikan es batu untuk Sena. Sena yang mengerti maksud Raka akhirnya menerima es batu tersebut dan menempelkan nya ke wajah nya yang luka.

"Sekarang giliran Sony"

Raka mendekat kan tangannya kearah wajah Sony, dan mengobati luka yang ada di wajah Sony. Setelah itu Raka memberikan es batu ke Sony.

"Tugas gue udah selesai, terserah lo berdua deh mau ngapain, gue mau kekelas, mau nyalin tugas. "

Raka keluar infirmary dan berjalan menuju kelas nya. Di koridor dia bertemu dengan Sani.

"Hai San"

"Oh hai, ada apa nih? Tumben"

"Tau aja loh, gue nyalin tugas matematika dong"

"Mumpung gue lagi baik, wokeh dah, cus lah ke kelas"

Raka dan Sani berjalan bersama menuju kelas. Di ambang pintu kelas sudah ada Ade yang sedang memegangi serokan. Hari ini jadwal piket Ade.

"Awas de, duo cecan mau lewat" kata Sani, dibelakangnya ada Raka yang sedang natap Sani kesal.

'Selalu saja, gue dibilang cantik, gue ini ganteng neng. Mulut lo itu, gue sumpahin tuh mulut jadi maju lima senti'. Ucap Raka di dalam hati, ditambah sumpah serapah.

Ade menggeser tubuhnya yang menghalangi pintu. Pintu kelas memang hanya satu yang terbuka. Satunya lagi ditutup. Hal itu dikarenakan kelas yang menggunakan ac, jadi supaya tetap dingin.

"Gomawo Ade"kata Sani, dia memang anak yang suka dengan sesuatu yang berhubungan dengan negeri gingseng tersebut. Jadi gitu dah, sok-sokan.

"Hm"

Raka dan Sani masuk ke kelas. Setelah mendapat buku yang dimaksud, Raka langsung duduk ditempatnya dan mulain menyalin.

👑👅

Sementara itu...

Sony dan Sena masih berada di infirmary.

"Son, lo sahabat nya Raka kan? " tanya Sena. Sony yang merasa terpanggil karena Sena menyebut namanya pun menengok kearah Sena.

"Ya"

"Gue suka sama Raka, lo setuju kan kalau gue pdkt in Raka"

Sony merasa kesal dengan pernyataan yang Sena keluarkan barusan. Sony tidak menjawab nya, dia memilih pergi meninggalkan Sena. Dan Sena pun menganggap kalau Sony setuju dengan pernyataan nya barusan.

'Gue gak akan biarin lo deketin Raka, karena gue gak suka itu.' kata Sony di dalam hati.

👑👅

A/N:Entah kenapa gue pengen update tiga part, tapi gak bisa. Bukan gak bisa sih, tapi malas ngetik

Tbc

Bestfriend or Boyfriend? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang