👑👅{14th} Fourteenth

5.5K 410 3
                                    

Abaikan typo yang merajalela... 👌

Selamat malam minggu...

Ig: nisasaniunuy1

👑👅

Author pov

"Pesawat LA yang lepas landas dari bandara Internasional Jakarta menuju ke Berlin, Jerman, siang tadi sekitar pukul 13.15 hilang kontak. Pesawat dengan muatan 165 penumpang dan 7 awak itu diperkirakan jatuh diperairan laut Atlantik... "

Dengan badan gemetar, Raka mematikan televisi dan beranjak mengambil telepon genggam untuk mencoba menghubungi Sena.

Berkali-kali ia mencoba menghubungi Sena, tapi sayang, panggilan nya belum juga terhubung.

Raka berjalan gontai menuju kamar dan menahan isak tangisnya. Raka mendudukan badan nya dan bersenderan di kasur sambil menekuk lututnya.

'Sena gak papa, dia baik-baik aja. Pasti...' Raka mencoba meyakini dirinya.

Telepon genggan yang sebelumnya Raka taruh di atas nakas berdering. Dengan penuh semangat, Raka melihat siapa yang menghubunginya.

Harapannya kembali putus. Yang menghubunginya bukanlah Sena, melainkan Sony.

Raka membiarkan benda persegi itu tanpa memperdulikannya.

Raka hari ini sedang sendirian dirumah. Orang tuanya sedang pergi kerumah bibinya yang baru saja melahirkan. Sedangkan Farhan sedang pergi dengan Rifky.

~Sementara itu...~

Sony terus menerus mencoba menghubungi Raka. Ini sudah yang keseratus kalinya ia mencoba. Tapi belum juga Raka mengangkat panggilannya.

Dengan tergesa-gesa, Sony berjalan cepat keluar rumahnya dan pergi ke rumah Raka dengan sepeda motornya.

Sony sangat khawatir dengan Raka. Dia takut akan terjadi sesuatu dengan Raka.

Mengingat waktu dulu Raka pernah mencoba bunuh diri karena di tolak oleh perempuan yang ia suka. Sony gak mau hal itu terulang kembali.

~Di rumah Raka~

Raka yang tadinya sedang meringkuk di kasur, kini sedang berdiri di depan cermin dengan memegang sebuah cutter di tangannya.

'Kalau gue gak akan bisa bahagia dengan Sena di dunia, gue bakal bahagia di surga' itulah yang dipikirkan Raka saat ini.

Raka mendekatkan cutter itu ke urat nadinya. Perlahan-lahan, ia menggesekkan benda tajam itu.

Srek..

Siletan pertama tidak begitu dalam, hanya mengeluarkan sedikit darah. Raka kembali menyiletnya.

Srek..

Brak...

Sony mendobrak pintu kamar mandi Raka. Betapa terkejutnya ia, Raka saat ini sedang terkulai tak berdaya di lantai dengan darah yang mengalir dari tangan kirinya.

Dengan cepat Sony menggendong Raka dengan gaya bridal style dan membawa Raka kerumah sakit terdekat.

Sony berteriak histeris ketika memasuki kawasan rumah sakit. Suster-suster berlarian mendekat dengan membawa kasur.

Sony menaruh Raka di kasur tersebut dan mendorong nya hingga ke ruang UGD.

"Maaf Anda tidak bisa masuk, " kata salah satu suster.

"Tapi Sus, saya mau menemani Raka"

"Tidak bisa, maaf"

Suster menutup pintu nya. Sony menggaruk kepalanya kesal.

👑👅

Sony pov

Raka, gue bingung sama lo. Lo itu kenapa ngelakuin hal itu sih?

Dan gue juga, kenapa gue gak bisa jaga Raka dengan baik sih. Gue itu udah janji sama dia dan orang terdekatnya. Tapi kenapa gue gak bisa ngelakuin dengan benar sih?

Payah lo Son...

Payah...

Gue berjalan bolak-balik bak setrika didepan ruang UGD. Menggigiti kuku jari yang memucat.

Tak berapa lama, salah satu suster keluar dengan terburu-buru.

Gue yang melihat hal itu, berusaha mengejar nya. Tapi buat apa ya? 'Kan Raka yang kenapa-napa, bukan suster itu.

Gue mengambil telepon genggam dan menghubungi kedua orang tua Raka.

Tut.. Tut...

Panggilan nya terhubung.

'Halo?'

"Halo om, ini Sony"

'Oh Sony, ada apa?'

"Raka kecelakaan om, dia sekarang berada di rumah sakit"

Gak ada jawaban, yang gue dengar hanyalah suara orang menangis.

"Om? "

'Ya, om segera kesana. Kamu beritahu alamatnya'

Tut... Tut...

Panggilan berakhir. Gue mengetikan alamat rumah sakit ke orang tua Raka.

Sekitar sepuluh menit kemudian orangtua Raka datang bersama Farhan dan pacarnya.

"Gimana keadaan Raka? " tanya Om Ludov dengan nafas terengah-engah.

"Raka sekarang sedang ditangani oleh dokter om"

"Kenapa bisa begini sih Son? " tanya Farhan dengan kurang sopan. Padahal umur gue dan dia itu tuaan gue.

"Gue-"

Belum selesai gue ngomong, dokter yang menangani Raka keluar. Kami berjalan kearah dokter dan menanyakan keadaan Raka.

"Gimana dok, keadaan anak saya? " tanya om Ludov.

Dokter menggeleng dan tersenyum miris. Kemudian ia berbicara.

"Anak anda sekarang sedang koma" kata dokter, kemudian menarik nafas dan kembali berbicara. "Luka di tangan anak bapak sudah kami jahit. Tapi sekarang ia sedang kekurangan banyak darah. Dan sayang sekali, stok untuk golongan darah anak anda sedang kosong"

Tangis kami kembali pecah ketika mendengar pernyataan dokter barusan.

"Memangnya golongan darah kak Raka apa, dok? " tanya Rifky yang sedang memeluk Farhan.

"Golongan darah nya AB positif, dan golongan darah itu sangatlah langka"

Golongan darah gue sama Raka sama. Tanpa basa-basi gue menawarkan diri.

"Pakai darah saya aja dok"

👑👅

A/N: Huhu... Sani suka sama part ini. Part Puncak nya... Yey...

Don't forget to vote and commented
Pai pai

NisaSaniUnuy

Tbc

Bestfriend or Boyfriend? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang