1.Ini aku

561 39 12
                                    

Sudah 1 jam aku berada di ruang OSIS. Semua sedang sibuk mempersiapkan acara Sumpah Pemuda yang akan diadakan 1 minggu lagi.

Kertas -kertas berserakan dimana-mana, semua sibuk dengan pekerjaan.a masing-masing. Aku bisa melihat wajah mereka yang kelelahan dan seperti.a itu pun terjadi padaku .

Aku menutup layar laptop setelah memastikan bahwa pekerjaanku sudah selesai. Meregangkan persendianku yang terasa pegal karna mengetik sistem acara yang cukup menguras tenaga dan pikiran.

"Gua balik duluan ya Ki. Udah dijemput sama goblok soalnya" ucapku pada Kintan yang masih sibuk berkutat dengan laptopnya. "Semangat biar cepet kurus" sambungku sambil memasukan laptop ke dalam tas berwarna biru dongker yang selalu ku pakai ke sekolah.

"Dih pacar sendiri dibilang goblok ya. Yaudah balik Sono , gaguna juga lagian" balas Kintan tanpa menoleh ke arahku. Aku hanya terkekeh geli melihatnya.

"Assalamualaikum." sambungku sambil berjalan menuju pintu, tapi aku tidak mendengar jawaban dari 6 orang yang ada di ruangan ini "yang gajawab mand..."

"WAALAIKUM SALAM" teriak mereka bersamaan sebelum aku menyelesaikan ucapanku. Aku hanya menahan senyum ketika melihat mereka kesal karna tingkahku.

Aku berjalan melewati lorong-lorong sekolah yang sudah sepi. Wajar saja karna sekolah sudah dipulangkan sejak hampir 2 jam yang lalu. Hanya ada beberapa siswa yang sedang menikmati Wifi sekolah dan beberapa sepertinya baru selesai mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

Sesekali angin berhembus kencang menerbangkan rambutku yang tidak diikat dan membuat daun daun kering berterbangan. Aku menyelipkan anak rambut ke belakang telinga, menoleh ke kanan dan ke kiri , sedikit ada perasaan takut karna melihat keadaan sekolah yang cukup menyeramkan.

Jika sekolah lain memiliki kisah 'tanah bekas kuburan' berbeda dengan sekolahku yang merupakan 'tanah bekas sawah'. Ya walaupun tidak ada cerita menyeramkan tentang sekolahku ini. Tapi aku harus waspada, siapa tau saja dilorong depan tiba-tiba ada hantu berbentuk orang-orang sawah.

Sesekali ada siswa yang menyapa dan tersenyum kepadaku, sedangkan aku hanya membalas dengan ekspresi datar atau senyuman satu jari. Bukan.a sombong, hanya saja aku memang tidak begitu terbiasa berinteraksi dengan orang yang tidak ku kenal.

Senyumku seketika mengembang ketika melihat motor sport berwarna hitam dan laki-laki yang tengah duduk menyadar dimotor itu. Aku langsung mempercepat langkahku untuk menghampirinya yang sepertinya sudah lama menungguku.

"Eh bang goblok lama ya nungguin putri solo" ucapku masih dengan senyuman yang sepertinya enggan hilang jika berada didekatnya.

"Padahal kalo 5 menit lagi gadateng, aku langsung cari cewe lain buat ngisi jok belakang." Balas Tian dengan memasang tampang so kerennya. Sudah 6 bulan aku menjalin hubungan dengannya.

Kami pertama kali bertemu di acara youtube fanfest . Pertemuan pertamaku dengannya tidak bisa dibilang 'menyenangkan' karna saat itu aku jatuh dengan posisi menungging tepat didepannya, dan Tian membantuku . Sejak saat itu aku dengan Tian pun menjadi dekat.

"Kaya yang laku aja" ucapku sambil memasang helm berwarna cream.

"Laku lah. Gapercaya?" tanya Tian ketika aku sudah duduk diatas jok motornya.

"Bodo" jawabku sambil memasang wajah jutek.

"Tadinya padahal mau nelaktir kebab sama kompor-kompornya" balas Tian sambil tersenyum, aku selalu suka saat dia tersenyum, motor Tian sudah melaju memasuki jalanan yang mulai padat.

"Yaudah ayo. Tapi gamau kompor, mau roda gerobaknya aja." Ucapku kembali tersenyum.

"Buat apaan?"

"Buat nyicil bikin gerobak kebab. Biar nanti bisa jualan kebab, enak setiap hari jadi bisa makan kebab sepuasnya" balasku mulai ngelantur.

"Untung yang kaya gini cuma satu." gumam Tian.

"Kamu ngomong apa? Ngomong jorok ya?" tanyaku mendekatkan kepala ke depan agar bisa lebih jelas mendengar suaranya.

"Ngga. Lagi ngehapal nomor tukang sedot wc" jawab Tian sambil menahan senyum.

Aku hanya ber ohria mendengar jawaban Tian.

★★★


S

udah hampir jam 6 sore dan aku baru sampai rumah sehabis keliling komlpek bersama Tian dengan motornya.

"Aku pulang ya." ucap Tian

"Iya Hati-hati. Awas nabrak tiang listrik" Ucapku kepada Tian. Dia hanya tertawa kecil sebagai balasan 'iya'

Tiada henti aku tersenyum memperhatikan motor Tian yang melaju kencang keluar komplek.

Aku menghembuskan napas berat ketika akan mendorong gerbang bercat putih dengan tinggi 2 meter itu. Rasanya aku ingin berlama-lama diluar dan tidak pulang kerumah.

Rumah ini tidak seindah dan sehangat  dulu. Hanya ada air mata dan benci yang mengisi setiap jengkal dalam rumah ini.

Aku mendorong pintu dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara dan melihat mamah yang sedang menonton tv diruang santai. Pandangan kami bertemu, tapi mamah langsung memalingkan wajahnya kembali. Seolah-olah tidak melihat kedatanganku. Aku hanya bisa menghela napas agar rasa sakit didadaku hilang. Ya selalu seperti ini setiap hari.

Aku berjalan cepat kearah tangga menuju lantai dua. Berlama-lama dilantai bawah malah membuat dadaku semakin sesak.

★★★

Hai hahah. Ini cerita baru, insya allah seru. Vote and komen jangan lupa. Trs promosin juga kalo bisa haha.

Ketikan masih banyak yg typo

Update lagi kalo yang baca dan vote makin banyak. Insya allah hari Senin updet buat chap 2 yeah haha😎

Kasih tau temen" kalian buat baca cerita aku. Judul.a emang sedikit sadis haha

*SalamDinda

Fucking LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang