16. Teman baru, mungkin.

70 7 2
                                    

Sebelumnya aku mau berterimakasih buat kalian yang masih setia nunggu cerita yg updatenya seabad ini.

Chap ini bakal lebih seru kalo kalian bacanya sambil koprol

🎈

Suara gelak tawa menyambut kedatangan Rein yang sedang menuruni tangga menuju dapur.

Suara itu berasal dari arah ruang santai yang sekarang sudah dipenuhi oleh beberapa orang yang tidak Rein ketahui siapa mereka itu.

Tadi saat dia baru datang dengan Abyan, Rein langsung masuk kamar, tidak lupa memberikan barang belanjaannya kepada Dirta.

Yang Rein tau, Abyan beserta teman-temannya sudah kenal dekat dengan Dirta. karna mereka terlihat sangat akrab. Mungkin saja kedatangan mereka hanya ingin bertamu.

Setelah meneguk segelas air untuk mengihalngkan dahaganya, Rein berbalik untuk kembali ke kamar dan melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

"Eh Rein, sini sini." Panggil Dirta ketika Rein baru saja keluar dari dapur.

Ruang santai ini berada ditengah-tengah rumah, jadi jika ingin ke dapur pasti melewati ruang santai, apalagi posisi tangga yang berada di pojok ruangan.

Suara Dirta tadi membuat keenam remaja yang ada disana terdiam lalu fokus memperhatikan Rein yang sekarang sudah mendekat.

"Duduk sini, kita ngobrol. Sekalian kamu kenalan juga sama mereka, lumayan dapet temen baru." Tawar Dirta yang duduk diatas karpet sambil menepuk ruang kosong disamping kanannya.

"Rein lagi baca novel, tanggung dikit lagi." Tolak Rein sambil menatap Dirta, Rein enggan untuk menoleh kearah kanan, karna disana ada Abyan dan teman-temannya.

"Gasopan loh ada tamu, tapi tuan rumahnya malah diem dikamar." Sindir Dirta yang membuat Rein tertunduk karna malu.

"Yang kaya gini mah bukan tuan rumah, tapi tuan putri." Celetuk salah satu dari mereka yang sedang dalam posisi terlentang diatas karpet.

"Diem heh, malu." Balas lelaki yang memakai kaos merah dengan tataan rambutnya paling rapi daripada teman-temannya yang lain.

Rein mengangkat wajahnya untuk melihat kearah para remaja yang berada di ruang santainya ini.

Sialnya, ketika Rein melihat kearah Abyan, secara bersamaan Abyan pun melihat kearahnya. Cukup lama mereka saling tatap, sampai Abyan memasang cengiran yang langsung membuat Rein mengalihkan pandangannya.

Jika boleh jujur, keenam remaja didepannya memiliki paras yang cukup tampan. Walaupun mereka hanya mengenakan kaos yang warnanya sudah pudar dengan rambut yang acak-acakan. Bahkan salah satu dari mereka hanya mengenakan celana bokser berwarna merah, oh, jangan lupakan satu remaja berbaju hitam dipinggir Abyan yang dengan santainya tertidur dengan bantal sova sebagai ganjalan kepalanya, Rein menebak bahwa dia tertidur karna ada suara dengkuran yang cukup keras.

Fucking LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang