Rein berjalan dengan terburu-buru di lorong sekolah yang sudah sepi karna jam pelajaran sudah dimulai. Sial, hari ini dia terlambat, kalau bukan karna teh srily yang lupa membangunkannya pasti dia tidak akan seperti ini.
Untuk yang kedua kalinya dalam sejarah, Rein tidak mandi sebelum berangkat sekolah. Dia hanya menyemprotkan minyak wangi kesekujur tubuhnya agar bau badannya bisa tertutupi walaupun jika diendus masih tetap tercium, lagi pula siapa orang yang akan mengendus tubuh Rein seperti anjing kalau bukan.. Cupen.
Astaga!
Rein lupa kalo Cupen memiliki keturunan Buldog. Karna sudah sering Cupen kedapatan berjongkok diantara kursi kelas lalu mengendus sambil memajukan kepalanya. Mungkin Cupen ini nenek moyangnya bukan seorang pelaut, tapi seekor Cihuahua berbulu domba, MUNGKIN GAES. Oke, demi menjaga nama baiknya, hari ini Rein harus jauh-jauh dengan orang sejenis Cupen.
Berkali-kali Rein melirik jam tangan berwarna Cream yang dia pakai. Sudah pukul 09:00, untung saja tadi pak satpam tidak ada di sekitar gerbang jadi Rein bisa masuk dengan mudah.
PNS aja kalau telat sedikit langsung masuk berita, apalagi Rein sekarang. Jangan bilang sekarang didepan kelas Rein sudah ada wartawan yang siap meliput dan mewawancarai Rein. Dan nanti sore langsung ada berita "Diduga lupa jalan menuju sekolah, seorang siswi cantik nekat datang terlambat". Oke waktunya berhenti menghayal.
Rein melapalkan semua doa yang dia bisa, berharap Bu dewi tidak masuk kelas karna tercebur di sumur belakang sekolah.
Mata Rein menyipit ketika melihat dua laki-laki yang berjalan melewati tengah lapangan sambil tertawa dan membawa kantong plastik yang sepertinya makanan dari kantin. Merasa diperhatikan, salah seorang dari laki-laki itu menengok kebelakang --kearah Rein--.
"Chrisna." Ucap Rein setengah berteriak sambil berlari kearah mereka berdua.
"Eh buset ini putri solo kane banget jam segini baru dateng." Ucap Cupen.
"Ko diluar? Dihukum ya?" Tanya Rein yang sekarang sudah berjalan beriringan dengan Cupen dan Chrisna. Dia sengaja menjadikan Chrisna sebagai penghalang dia dari Cupen.
"Padu aja kamu." Kata Chrisna. "Bu Dewi gamasuk kelas, katanya di.."
"Alhamdulillah. Gasalah dede tadi baca doa makan, akhirnya doa dede terkabul. Makasih ya allah." Rein mengadahkan tangan didepan wajahnya seperti orang yang sedang berdoa.
"Apalagi ni anak gajelas." Cupen menarik rambut Rein hingga membentur kepala Chrisna.
"Diem lu. Ngajak gelut hah?" Tantang Rein sambil berkacak pinggang menghadap Cupen.
"Maaf, gue gasuka belut." Ucap Cupen sambil berjalan mendahului Rein dan Chrisna.
"Iyalah orang sukanya ke Rida." Celetuk Chrisna yang dari tadi hanya diam dan langsung membuat Cupen menghentikan langkahnya.
"Tapi Ridanya gasuka. Haa." Ucap Rein sambil menunjuk-nunjuk wajah Cupen yang hanya diam salah tingkah.
Chrisna dan Rein hanya menertawakan Cupen. Mereka tidak peduli jika suara tawanya mengganggu kelas lain yang sedang belajar.
Rein memang dekat dengan Chrisna dan Cupen. Rein sudah menganggap Chrisna, Cupen, Rida dan Layka seperti keluarganya. Tapi, Rein belum siap jika harus menceritakan semuanya pada mereka. Rein pasti akan menceritakannya, walaupun entah kapan.
Rein hanya memiliki 2 sahabat perempuan, Rida dan Layka. Rein bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan orang lain. Bahkan kenalannya hanya teman sekelas dan beberapa siswa dikelas lain yang pernah sekelas dengannya ketika smp. Dia juga lebih banyak memiliki teman laki-laki dari pada perempuan. Perempuan terlalu banyak drama, sedangkan hidup Rein saja sudah penuh dengan drama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fucking LOVE
FanfictionBercerita tentang dia yang selalu mencintai, tapi pada akhirnya tidak pernah berhasil untuk memiliki. Hanya karna luka dimasalalu yang selalu menjadi krikil dalam setiap kisah cintanya. Dia sudah tidak percaya akan adanya cinta, hanya karna pernah...