God Side

3.3K 208 4
                                    

Happy Reading

.

.

.

Pertemuan pertama, jujur aku terpesona. Mana mungkin ada orang yang imut, cantik dan tampan dalam waktu bersamaan. Saat itu ingin sekali aku mengajak berkenalan. Tapi siapa aku?

Aku tau dia Bas Suradet. Dia sering bermain di banyak series tv walaupun perannya tidak begitu penting. Tapi siapa yang tau, aku sangat memperhatikannya. Mungkin orang kini belum begitu mengenal dia. Tapi aku tidak. Aku sering melihat dia aku bahkan mengikuti semua perkembangan dia di media sosial ataupun di surat kabar.

.

.

"Sawadikrab P', perkenalkan namaku Bas."

Mungkin bintang sedang berjatuhan dikepala ini. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

Tak mau melewatkan kesempatan ini aku langsung menjabat tangan lembutnya itu. Ini benar-benar lembut. Tangannya begitu hangat dan mungil di tanganku. Haruskah aku tak mencuci tanganku setelah ini.

"Hai."

Aku grogi, aku gugup, aku bingung mau berucap apa. Rasanya badanku seketika tersiram oleh air es sehingga yang bisa aku perbuat hanya membeku.

"Namamu siapa P' ?"

Bodoh. Harusnya aku memperkenalkan diriku juga.

"Aku God itthipat thanit."

Keep calm, aku ini seorang model dan seharusnya aku bisa menahan ekspresi gugupku.

Begitulah bagaimana kami bisa dipertemukan. Aku bertemu dia saat kami mengikuti acara casting sebuah series.

Aku yang pertama mengetahui dia dan aku yang pertama mengaguminya.

.

.

Semakin hari semakin aku mengenalnya. Dia anak yang benar-benar nakal. Dia suka bermain. Namun satu yang tak ku sukai. Dia sangat baik pada semua orang. Lebih tepatnya dia mudah sekali bergaul dengan orang baru. Entah bagaimana, aku tak menyukainya. Terlebih kalau dia dengan laki-laki lain.

Berawal dari rasa kagum. Kini menjadi rasa ingin memiliki. Sepertinya aku mencintainya. Aku tak akan rela kalau dia menjadi milik orang lain.

.

.

"Bas. P' menyukaimu."

Pada akhirnya kesabaranku hilang. Aku tetapkan dalam diriku bahwa dia harus menjadi milikku.

Tapi apakah aku harus merutuki keputusanku ini.

"Apa maksudmu P' ?"

"Aku ini laki-laki?"

"P'God juga laki-laki."

"Mana mungkin sesama laki-laki menjalin hubungan."

Serasa duniaku runtuh. Harapanku hilang. Saat ini ingin rasanya aku memutar waktu kembali. Aku pikir aku akan baik-baik saja kalaupun cintaku bertepuk sebelah tangan.

Lebih baik aku tak tau. Lebih baik aku diam-diam mencintai tanpa tau perasaannya terhadapku.

Ternyata aku terlalu percaya diri. Semua perhatian dan senyuman yang ia berikan padaku tidak lebih dari perhatian pada seorang teman saja.

.

.

Sejak saat itu, kami tak pernah bertemu lagi. Lebih tepatnya dia tidak pernah mau lagi bertemu denganku. Yang ia lakukan hanya menghindar seolah-olah kami tak pernah bertemu.

Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang