Other Side

1.2K 132 9
                                    

Happy Reading

.

.

Malam sunyi diselimuti gelap. Hanya cahaya bulan yang menerangi setiap celah dalam ruangan nan luas ini. Tiba-tiba angin menghembus kain gorden yang menjulang tinggi menutupi jendela. Suhu udara dalam ruangan itu mulai dingin.

Dua sejoli itu tak bergeming dengan kondisi tersebut. Sang pria jangkung mulai semakin mendekat dan memperpendek jarak diantara keduanya. Sambil memeluk pria pendek didepannya, satu kecupan didahi tak dapat ia hindarkan. Kemudian sang pria jangkung mulai melepas mantelnya.

"Bas. Pakai ini! Disini dingin." Ucap God lembut seraya memakaikan mantelnya itu pada Bas dan menggenggam tangannya.

Menatap senyuman yang diberikan God, Bas hanya bisa diam. Bibirnya mulai kelu tak tau harus merespon apa. Dalam hatinya ada getaran hangat seperti banyak kupu-kupu berterbangan diperutnya.

Bas memilih menunduk, namun hal itu malah membuatnya semakin aneh. Ia bisa melihat God menggenggam sebelah tangannya. Dan sejak kapan ia membalas genggaman itu? Batin Bas.

"Bas."

"Aku akan mengajakmu ke suatu tempat." Ucap God tersenyum.

Bas hanya menjawab dengan raut muka seperti bertanya-tanya.

"Kamu pasti akan menyukainya My sweety."

.

.

Bas pun kini ditarik oleh God menuju belakang mansion. Bas sepertinya pernah melewati lorong ini.

Ah ia mulai ingat waktu itu saat ia berkeliling mansion untuk mencari kemungkinan ia bisa kabur. Meskipun Bas saat itu menemukan diujung lorong ini terdapat pintu, namun hasilnya nihil karena pintu itu terkunci rapat.

Tapi saat mereka sekarang sampai dipintu tersebut, dengan mudah nya God membuka pintu itu bahkan tanpa menggunakan kunci apapun. Jadi selama ini pintu ini tak terkunci. Pikir Bas.

Kalau tau pintu ini terbuka mungkin Bas sudah sedari pagi untuk berusaha kabur. Akhirnya Bas berencana untuk kabur melewati pintu ini nanti.

Bas terlalu hanyut dalam pikirannya yang begitu senang menemukan pintu keluar dari mansion membosankan itu tanpa menyadari pemandangan didepannya yang begitu indah.

"Bas." Panggil God yang selangkah lebih jauh dari Bas.

Bas pun menengok menatap God. Tapi tak perlu waktu lama, kini Bas menyadari tempat apa yang ia singgahi saat ini.

"Wah. Ini indah sekali." Reflek Bas takjub.

Pemandangan dimalam hari dibawah sinar rembulan begitu menakjubkan. Ternyata ini adalah pintu menuju taman yang hanya bisa Bas tatap dari jendela kamarnya.

Taman ini banyak dihiasi oleh beraneka ragam bunga namun yang paling mendominasi adalah bunga lavender. Disana terdapat danau kecil yang dibagian pusatnya terdapat air mancur.

Bas bisa melihat pantulan bulan diatas permukaan air danau tersebut. Benar-benar indah.

"Apa kamu suka Bas?"

Bas hanya mengangguk.

"Selamat datang di surgaku Bas." Ucap God terkekeh senang.

Tangan Bas kembali digenggan God. Sekarang God menyeretnya untuk duduk dikursi yang ada di pinggiran danau.

"Aku kira kamu ini orang yang tidak suka hal yang seperti ini P'." Cibir Bas.

"Sebenarnya ini adalah taman milik nenek ku." Ucap God.

Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang