Silent

916 121 9
                                    

Happy Reading

.

.

Si obsesif rela melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Tapi terkadang saat tujuan itu hampir didapatkan, ia terlena dan melupakan bahwa sebaik-baik ia menyimpan kebusukan maka akan tercium juga pada akhirnya.

.

Di hadapan God kini telah terduduk lemah sahabat lama yang kini menjadi musuhnya. God tahu bahwa Got telah sadar.

"Apa kau sudah baikan?"

"Maafkan aku karena orang suruhanku terlalu kasar padamu."

"Padahal aku sudah meminta mereka untuk lembut padamu." Ucap God.

Got yang mendengar ucapan itu marah dan kesal. Sialan kau God itthiphat. Batin Got

"Aku benar-benar tulus meminta maaf padamu."

"Aku berharap kita bisa selesaikan masalah antara kita berdua."

Got mendecih mendengar tawaran God. Apa God pikir ia akan tertipu begitu saja setelah apa yang sudah God lakukan padanya selama ini. Bahkan sekarang perusahaannya bangkrut dan tubuhnya telah lumpuh.

Got diam saja dan memalingkan wajahnya. Melihat respon seperti itu, God menjadi geram.

"Baiklah. Kalau kau tak mau."

"Kau tahu kan apa yang bisa aku lakukan kalau kau menggangguku lagi?" Tanya God lebih tepatnya sebuah ancaman.

God pun pergi hendak keluar dari kamar yang diketahui adalah ruangan di rumah sakit tempat dimana Got dirawat selama ini.

"Kau pikir aku akan diam saja setelah kau melakukan semua ini padaku God?" Ucap Got menahan God di ambang pintu.

God lalu mengalihkan wajahnya melihat Got kembali. God mencoba membaca apa yang direncanakan Got kali ini. Ia tak habis pikir mengapa sahabatnya ini belum menyerah mengganggu kehidupannya. Dan tak lama bagi God untuk menyadarinya setelah ia melihat di tangan God ada ponsel yang sejak tadi ia genggam. Ia langsung tahu apa yang direncanakan Got sekarang karena mereka memiliki pemikiran yang sama-sama seorang yang obsesif.

"Sial." Umpat God.

Ia langsung berlari keluar dan terburu-buru mengendarai mobilnya kembali menuju mansion. Dalam perjalanan, God tak henti-hentinya berdoa agar Bas masih tetap ada di mansionnya.

.

Brakk...

"Tuan." Sapa Kim terkaget melihat tuannya yang berjalan panik.

"Tuan apa ada yang terjadi?" Tanya Kim sambil mengekori God.

Tapi pertanyaan itu tak di gubris sedikitpun oleh sang lawan. God terus berjalan terburu-buru menuju lantai atas dimana kamar Bas berada.

Tok... Tok... Tok...

"BAS!"

Tak ada siapapun yang menjawab. Karena tak sabar, God membuka paksa pintu itu yang ternyata sama sekali tidak terkunci.

Brakk...

"Bas."

Betapa leganya God melihat Bas sedang tertidur dengan lelap diatas kasurnya. Dengan hati-hati God mendekati Bas dan membetulkan selimut yang menyelimuti Bas.

"Aku sangat takut kau pergi dariku Bas." Lirih God sambil mengelus kepala Bas.

Cup

God mengecup kening Bas sayang.

Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang