Setia

1.1K 133 10
                                    

Happy Reading

.

.

Ketika keinginan dalam pikiran terwujud dalam kenyataan, memberikan rasa puas. Seperti mendapat dan melihat rumah idaman yang dibayangkan setiap hari, yang dirasakan saat itu tentu saja adalah ingin melihat rumah itu terus menerus. Inilah yang dirasakan God sekarang. Ingin merasakan 'kepuasan' seperti ini terus menerus. Kepuasan tertawa diatas penderitaan orang lain.

HAHAHA

.

"ARGHHH."

Joss merintih kesakitan. Melihat darah yang mengucur dari tangannya bukan membuat kucing ini puas, namun semakin membuatnya semakin buas.

"God tolong aku!!!"

God akhirnya berhenti tertawa. Baginya ini sudah tidak menarik lagi. Yang terjadi didepannya hanya cabik mencabik. God sedikit kecewa sebenarnya.

"Ah. Maaf Joss!"

God mulai menunjukan sisi baiknya dengan berpura-pura panik. Ia pun membantu memisahkan kucing itu dari Joss.

"Munich!" Ucap God.

Bagaikan mantra, kucing itupun mengikuti perintah God tanpa pikir panjang. God kemudian mengelus elus kucing itu.

"Munich?" Heran Joss sambil merintih.

"Hahaha. Sebenarnya nama kucing ini adalah Munich." Ucap God.

"ARGHH.. Aku pikir tadi kau memanggilnya Jaow."

"Benarkah?" Tanya God dengan pokerface nya.

Ya benar! Kucing ini bernama Munich. Jaow hanyalah sebuah isyarat yang biasa God ucapkan untuk menyuruh kucingnya makan. (Iyain aja dah)

"ARGHH."

God akhirnya tersadar kalau temannya ini sedang terluka di depannya.

"Kimmon!"

Seperti Kimmon mengawasi dari luar ruangan, ia begitu sigap datang ketika God memanggilnya.

"Ya tuan?"

"Munichku berbuat ulah lagi."

"Tolong bantu temanku. Obati dia!" Perintah God.

"Baik tuan."

Sang asisten kemudian kembali dengan membawa kotak obat. Masih diruangan itu, Joss di obati dengan dipakaikan perban pada tangannya. Kimmon bagaikan sudah lihai melakukan ini, sehingga tak ada hambatan apapun saat mengobati Joss. Untungnya luka Joss hanya sampai bagian bahu tangan kanannya.

"Terima kasih." Ucap Joss setelahnya.

Kimmon hanya mengangguk kemudian undur diri dari sana. Sedangkan God sendiri entah kemana membawa kucingnya pergi.

Joss merintih kesakitan sambil kebingingungan. Tapi tak lama God datang lagi.

"Tenang Joss. Kucingku sudah aku amankan."

Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang