Realized

919 128 12
                                    

Happy Reading

.

.

Mulut berkata 'tidak' tapi hati berkata 'ya'. Sekali lagi sang pemilik hati membohongi diri. Mengartikan perasaan dengan menyakiti. Inikah wujud kekecewaan seorang pencinta yang tak terbalaskan? Mengapa harus ada cinta kalau hanya menyakitkan?

.

"Tuan. Apa anda baik-baik saja?"

Tepat setelah pertemuannya bersama Got, sedari tadi God terdiam seperti orang yang kebingungan dan marah. Tak ada satu pun kata yang terucap sampai saat ini dari mulutnya. Kimmon penasaran apa yang membuat tuannya menjadi seperti ini.

Sepanjang hidupnya, God belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Ini seperti ada sesuatu yang sangat mengganjal dihatinya yang membuatnya merasa tak nyaman. Tapi dalam otaknya iya merasa apa yang barusan ia lakukan itu benar.

Kini tak sadar God sudah sampai di mansion nya. Dengan cepat ia masuk dan pergi menuju ruang pribadinya. Disana God berteriak sekencang kencangnya mengeluarkan perasaan kesal yang selama ini bersemayam dihatinya.

Selang beberapa menit God kemudian tertawa. Padahal tidak ada yang perlu ditertawakan sedari tadi. Selama bertahun-tahun ruangan ini memang menemaninya dan tidak pernah gagal membuatnya tenang. Berkat ruangan ini God bisa menjadi dirinya sendiri.

"HAHAHA."

"Ya. Benar!"

"Apa yang kulakukan ini sudah benar."

God berkata seperti itu dengan riang dibalik senyuman misterius yang ia cetak dibibirnya. Kini ia tahu harus apa untuk membalas Got sialan itu.

.

Sejujurnya Got benar-benar kecewa dengan reaksi God tadi. Tapi ia yakin sekali Bas ini adalah orang yang disukai God, karena selama ini Got telah memata matainya. Tapi lihat yang ia rencanakan, semuanya terancam gagal. Apa benar God dan Bas tidak memiliki hubungan apapun? Batin Got.

"ARGHH. Sial!"

Got hanya bisa menatap Bas yang tergeletak manis di atas tempat tidurnya. Tentu saja Bas kini sudah lebih baik dan tidak terlihat lusuh seperti kemarin. Sambil duduk disamping Bas, ia mengamati dalam wajah Bas. Benar benar keindahan yang sempurna. Tak lama Bas membuka matanya.

"Uhuk.. Uhuk.."

Dengan sigap Got memberikannya minum. Tak ada kata apapun yang terucap dari Bas. Dia hanya diam mengalihkan wajahnya.

"Tahukah Bas."

"Kupikir kamu memang kekasih dari bajingan itu. Tapi ternyata ia sendiri mengelak semua itu."

"Bahkan ia sendiri mengatakan tak mengenal dirimu."

Bagai ditusuk hatinya oleh beribu pisau, Bas hancur mendengarnya. Sambil tetap memalingkan wajahnya, ia menangis dengan tubuhnya mulai bergetar. Tapi untuk apa ia menangis. Bukankah seharusnya ia senang karena itu artinya P'God sudah melupakannya. Tapi mengapa perasaan ini begitu sakit.

Melihat tubuh Bas yang bergetar, Got merasa iba. Ia tahu Bas sekarang sedang menangis.

"Hei. Mengapa kau menangis?"

"Jadi benar dia kekasihmu?"

Bas diam dan terus melanjutkan tangisannya. Got mulai semakin yakin bahwa Bas ini adalah pujaan hati God.

Diam berarti ya. Jadi kau ingin mengelak God. Lihat saja kalau begitu. Apa kau akan tahan dengan semua ini God. Batin Got.

"Bas. Lihatlah bahkan dia juga menyakitimu."

Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang