Musuh

1.5K 148 11
                                    

Happy Reading

.

.

Rasa suka kemudian berubah menjadi cinta. Tidak semua cinta berakhir bahagia. Ketika cinta terjadi sepihak, cinta dapat berubah seketika menjadi obsesi sepihak. Obsesi agar cinta itu menjadi sempurna. Terkadang orang-orang hanya berpikir pihak lain yang akan sengsara. Tapi tau kah? tiap detik, tiap menit 'si Obsesi' itu terluka hatinya karena tahu semua akan sia-sia dan melukai pujaan hatinya.

Dimalam yang sunyi. Denting suara piano memenuhi ruangan serba merah itu. Alunannya terdengar miris dan menyedihkan. Satu-satunya orang disana yaitu God yang memainkannya terhanyut dalam melodi itu. Sambil memejamkan matanya ia berpikir tentang apa yang harus ia lakukan sekarang untuk memuaskan keinginannya.

Ini memang caranya menenangkan diri dari rasa amarah yang sering kali terjadi padanya. Kalian tak perlu khawatir suara ini terdengar sampai luar sana, karena ruangan ini kedap suara. Suara jeritan pun tak akan bisa terdengar keluar sana.

Lama-lama ekspersi God mulai tenang, hingga pada akhirnya ia menyudahi kegiatannya itu dengan satu senyuman terpatri di bibirnya. Akhirnya God mendapat pencerahan. God tau yang harus ia lakukan sekarang.

God lalu berjalan menuju ruang tersembunyi yang berisi foto pujaan hatinya, segera ia mengambil buku catatan diatas meja dan menuliskan sebaris tulisan. God tersenyum puas dengan apa yang ia tulis disana dan tak sabar dengan apa yang akan terjadi nanti.

"Aku tau ia hanya temanmu, tapi mau bagaimana lagi, aku perlu menghukumnya karena dia pernah menyentuhmu." God bermonolog di depan foto Joss yang sedang merangkul Bas.

.

.

Klik...klik...

Ceklek...

"Tuan bangun. Anda sudah boleh keluar dari sini."

"Tuan."

Bas terbangun dari tidurnya. Sejak semalam ia di kurung dan kemudian tertidur dalam posisi duduk di bawah kasur. Sekarang Bas merasakan tubuhnya begitu pegal. Saat akhirnya kesadarannya terkumpul, Bas tersadar kalau yang membangunkannya adalah asisten rumah tangga di mansion ini. Yang Bas ingat dia adalah Copter.

"Tuan Bas. Mari saya antar ke ruangan anda."

Sambil mengucek matanya, Bas menerima uluran tangan dari Copter.

"Ah iya tuan. Perkenalkan nama saya Copter."

"Aku tau. Perkenalkan namaku Bas." Jawab Bas sambil tersenyum.

.

.

Kini mereka berdua sudah berada di kamar Bas. Copter disana membereskan kamar itu dan membantu menyiapkan pakaian Bas.

"Tuan. Saya pamit keluar. Kalau ada yang perlu saya bantu, anda bisa memanggil saya."

Selang beberapa langkah Copter pergi.

"Tunggu P'."

"Ada apa tuan?"

Bas mendekati Copter.

"Bisakah kamu mengizinkanku ikut denganmu hari ini?"

"Aku sangat bosan sendirian disini."

Copter berpikir sejenak. Tapi melihat wajah memelas Bas membuatnya tak dapat menolak.

"Baiklah tuan. Anda bisa mengikuti saya bekerja di dapur."

.

.

Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang