Blind

971 126 19
                                    

Happy Reading

.

.

Lagi ia pergi menjauh. Entah mengapa ia pergi padahal itu semua dilakukan hanya karenanya. Usaha untuk meraih cinta sudah didepan mata. Tapi tiba-tiba semua kandas. Salahkah bila seorang seperti God terlalu mencintai Bas?

"Bas."

"Jangan seperti ini."

"Mengapa semuanya jadi seperti ini?"

"Apa salah kalau aku menghukum orang yang menyakitimu?"

God bermonolog sendiri di dalam kamar pribadinya. Sambil menatap dalam wajah Bas dalam foto yang tergantung tepat di depannya. God berubah menjadi orang yang penuh dengan ketakutan. Sedari tadi tangannya gemetar tak tahu karena apa. Keringat dingin mulai menutupi seluruh telapak tangan dan keningnya. God kembali frustasi dan mulai memikirkan yang tidak-tidak. Memikirkan kemungkinan terburuk bahwa Bas akan meninggalkannya.

BRAKK

"Bodoh."

"Semua ini karena si bodoh itu."

"Seharusnya sejak awal aku langsung menyingkirkannya saja."

.

Hiks... Hiks... Hiks...

Bas menangis dalam kegelapan ruangan. Ia tak tahu harus melakukan apa lagi sekarang. Bas bisa saja meminta pertolongan Joss untuk menjemputnya dari sini. Tapi ia yakin nantinya Joss akan terluka, sama halnya seperti yang terjadi pada Got.

Meow

Tiba-tiba tangis Bas terhenti karena ia bisa melihat ada munich tak jauh dari kasur yang ia duduki sedari tadi. Munich terus bersuara seolah-olah memintanya untuk berhenti menangis. Melihat munich yang terkurung disini Bas merasa sedih. Mungkin munich sudah beberapa kali melihat kelakuan mengerikan sang majikannya.

Perlahan-lahan Bas turun dari kasur dan menghampiri munich. Munich terlihat kurus dan cukup menakutkan karena dalam kegelapan, mata merahnya semakin terlihat.

"Apa kamu dikurung disini?"

Munich diam saja menatap kearah wajah Bas.

Meow Meow Meow

Tapi kemudian munich terus bersuara yang lama kelamaan suaranya semakin keras. Taring dari mulut munich terlihat dengan jelas. Tanpa aba-aba munich menerkam kaki Bas yang masih berdiri.

Bas kesakitan karena cabikan dari taring munich dan cakar dikakinya. Ia terus berusaha melepaskan munich sambil menyeret kakinya. Darah mulai berlumuran memenuhi kaki Bas.

"ARGHHH. Tolong aku!!!"

Kemudian suara ketukan pintu yang bertubi-tubi terdengar.

"Tuan. Anda baik-baik saja?"

Itu adalah Kimmon. God sengaja menyuruh Kimmon untuk berjaga-jaga didepan pintu ruangan itu. Ia takut kalau Bas nantinya akan mencoba kabur dari mansion ini.

"P'Kim! Tolong aku!"

BRAKK

Kim langsung masuk kedalam ruangan dan membantu Bas melepaskan jeratan munich dikakinya. Ia lupa ruangan ini adalah ruang tempat favorit munich. Munich senang berdiam diri dalam kegelapan.

Setelah Bas terlepas dari munich. Ia langsung tergeletak di lantai karena tak kuasa menahan sakit. Kemudian Bas menangis karena menyadari kalau P'Joss juga mengalami hal yang sama seperti ini. Rasa bersalah semakin tertumpuk dalam pikiran Bas. Semua ini karena dirinya. Batin Bas.

Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang