Mobilku melaju dengan cepat ke arah timur, ini akan menjadi perjalanan yang panjang mengingat aku berada di barat. Mobil ini aku paksa menyelip beberapa mobil di depan, Jakarta di malam ini terasa berguncang untukku sendiri.
Lebih dari tiga puluh menit kemudian aku membelokkan mobil ke arah sebuah pasar tradisional. Pasar yang buka 24 jam itu masih terlihat ramai pembeli dan penjual.
Dengan bebas aku memarkirkan mobil di depan pasar, tidak akan ada yang berani menyuruhku untuk memarkirkannya dengan benar. Hampir semua penghuni pasar ini mengenalku, tentu bukan karena aku sering berbelanja di sini tapi, markas komplotan Leo berada di sisi dalamnya.
Aku mulai melangkahkan kakiku dengan cepat, tanganku mengepal kencang dengan sorot mata tajam.
Beberapa orang yang melihatku terkejut, sebagian lagi mulai berbisik tentangku. Aku tidak menggubris mereka, aku membiarkan mata dan mulut mereka melihat dan membicarakan tentangku dengan sesuka hati.
Kakiku membelok ke tempat jajaran ikan segar yang tercium sangat amis, bau ikan asin yang menumpuk membuatku sedikit merasa mual dan pusing. Para penjual di jajaran ini melihatku dengan senyum senang. Seolah memberikan ucapan selamat datang kepadaku.
Lalu di ujung jajaran penjual berbagai ikan itu aku melihat penjual daging kambing, di bagian ujung mejanya berjejer kepala kambing yang sudah dipenggal, mengeluarkan lidahnya kesamping sambil melotot sudah tak bernyawa lagi.
Ketika si petugas gemuk itu melihatku, dia menghantam daging bagian paha kambing itu dengan sangat keras menggunakan gorok yang sudah terlihat tumpul dengan darah yang menyelimuti permukaannya.
"Curt." ucapnya tersenyum aneh kepadaku, aku mengenalnya. Dia bukan penjual daging kambing biasa, itu hanyalah pekerjaan sampingan baginya. Pekerjaan utamanya adalah sebagai penjaga gerbang markas komplotan Leo. Nada bicara terdengar iba melihatku, aku rasa dia sudah tahu tentang penculikan yang dilakukan Leo terhadap Bella, Putri kecilku.
Aku tidak mengeluarkan ekspresi apa-apa kepadanya, hanya diam dengan tatapan kosong, aku ingin cepat-cepat bertemu dengan Leo dan mengambil kembali Bella darinya.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri." aku menghentikan gerakan kakinya yang hendak mengantarku masuk, aku masih ingat dengan tempat tersembunyi ini. dia diam dan kembali ke posisinya menghadap tumpukan daging kambing yang masih sedikit berdarah.
Dengan pasti kakiku melangkah masuk, membuka tirai berbahan plastik tebal lalu mataku melihat tembok dan pintu yang mewah, sangat kontras sekali dengan pemandangan sebelumnya. Terlihat ada dua pengawal yang berdiri di sisi pintu kayu tersebut, aku mengenal mereka tapi tidak mengetahui namanya. Para budak seperti itu bukan tipe untuk menjadi temanku.
"Curt." salah satu dari mereka menyebut namaku, aku berhenti dan mengerti maksud kalimat tersebut. Aku berdiri dengan kedua tangan di angkat ke atas. Lalu mereka berdua mulai menggeleda seluruh tubuhku, dari ujung tangan hingga ujung kaki. Pria yang bergerak di samping kananku menyita pisau yang masih tersisa sedikit bekas darah yang tersimpan di tempat biasa, hanya itu yang mereka temukan dari tubuhku.
Setelah merasa aman, mereka langsung mempersilahkanku masuk ke dalam.
Aku langsung disuguhkan ruangan seperti aula yang megah dengan dominan warna merah, di kedua sisi bangunan tersebut terdapat tangga yang membelok ke arah tengah. Tepat di bawah antara tangga tersebut terdapat satu kursi merah yang seolah tidak berubah dari jaman dulu, kursi itu memiliki motif yang liar dengan kepala singa di bagian atas dan tangan singa di bagian sisi kursi.
Leo dengan tenang duduk di kursi itu dengan cerutu yang mengepul di mulutnya.
Melihat kedatanganku dirinya tersenyum senang dan berdiri membuka kedua tangannya seolah memintaku untuk memeluknya. Namun itu tidak akan terjadi, pandanganku tertuju pada jejeran anak buahnya yang terlihat seperti sekumpulan anjing hitam yang sudah tunduk pada tuannya, mereka berjejer dengan rapi di bagian atas tangga dan di samping-samping ruangan dengan senapan dalam genggamannya masing-masinng.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURT - TAMAT
General FictionCurt menata hidupnya senormal mungkin. Hingga suatu saat terjadi satu hal dan menyebar ke hal lain, mengharuskannya masuk kembali ke dunia hitam.