Catatan Keenam Belas

63 5 0
                                    

Kaki kami melangkah keluar menuju mobil yang terparkir di sebrang jalan.

Kami tertawa senang ketika telah masuk ke dalam mobil dan melaju menuju misi selanjutnya. Aku akan hati-hati dalam melaksanakan misi ini, karena nyawa Bella menjadi taruhannya.

"Kau baik-baik aja?" tanya James melihatku gugup. Aku menggeleng dengan cepat dan senyum lemah. "tenang, dia akan selamat Curt." aku melirik dan tersenyum ke arahnya, dia membalas senyumanku dengan nada yang sama.

Mobil yang ku kendarai terus melaju mencari tempat yang kita sendiri tidak tahu tepatnya di mana.

"Apa kita perlu menghubungi Vivian?" tanyaku mulai gelisah.

"Tidak perlu, aku yakin pernah melihat bangunan belum jadi di belokan sana." James berusaha meyakinkanku. Aku diam dan hanya mengemudi mengikuti intruksi darinya.

Tidak lama kemudian aku melihat ujung gedung yang terbengkalai terlihat hamir menyentuh langit, kepalaku menengok ke atas untuk memperjelas penglihatanku.

"Itu?" aku meminta pendapat James yang mengikuti gerakanku. Kami kembali memasang kepala dengan posisi tegak melihat lurus ke depan.

"Yup. Kita belok kanan di depan sana." James dan aku merasa yakin kalau Bella berada di dalam salah satu lantai gedung tersebut.

Tidak lama setelah aku membelokan mobil, tiba-tiba aku menghentikan lajunya.

"Kita berhenti sampai di sini aja." ucapku sebelum mendengar pertanyaan 'ada apa?' yang mungkin keluar dari mulut James. Dia mengangguk mengerti maksudku. Dengan normal kami bergerak keluar dari mobil.

Hanya butuh berjalan kurang lebih sepuluh menit untuk bisa sampai di depan gerbang bangunan itu. Mata kami terus menyebar dengan sangat teliti dan tajam, tidak ada petugas yang berjaga di bagian gerbang, melihat kesempatan itu kami langsung berlari masuk menerobos pagar yang terbuka.

Kini telinga dan mata kami terpasang dengan sangat tajam dan penuh konsentrasi. Sedetik kemudian kami mendengar suara botol yang menggelinding di atas permukaan lantai dari arah atas. Aku dan james seketika saling berpandangan dan mengambil satu buah pistol untuk berjaga-jaga.

"Aku yakin ini tempatnya," bisik James dengan sangat pelan.

"Kau fokus untuk menyelamatkan Bella, biar aku yang menghantam para pengawal itu." bisikku mengatur strategi. Dia mengangguk lalu kami mulai melangkah menuju lantai atas melalui tangga yang masih terlihat mentah.

Kaki kami sudah tiba di lantai dua namun tidak ada satu orang pun di sana, aku melirik ke arah James kemudian mengangguk dan melangkah lagi menuju lantai tiga.

Kaki kami berjalan dengan sangat pelan, aku tidak mau mereka menyadari kedatangan kami. Dengan mata yang selalu mengintip sebelum masuk ke setiap lantai aku mau pun James masih belum melihat sosok siapa pun di sana.

Ini akan menjadi perjalanan yang panjang mengingat di lantai tiga, empat dan lima tidak ada satu orang pun yang kami temukan. Namun suara orang berbicara dan tawaan riang semakin jelas kami dengar.

Kami sudah tiba di lantai enam tapi tetap tidak ada orang di sana. Namun suara-suara itu semakin terdengar jelas. Sedetik kemudian ada satu botol minuman keras yang menggelinding dari tangga lantai tujuh menuju tempat kami berdiri di lantai enam.

Aku melirik James memberi isyarat kalau kemungkinan besar mereka sedang mabuk dan bersenang-senang di lantai berikutnya. Rasa marah dan benciku mulai membara mengingat mereka mabuk di depan Bella yang masih kecil, itu adalah tindakan tidak terpuji!

CURT - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang