Kesepian ialah kabut yang setia menghantui,
atau dingin jalanan raya sehabis hujan.
Kesepian juga berbicara nyaring dari ampas kopi yang terlupakan,
atau dari bingkai foto yang retak sebelah.
Kesepian adalah tubuh gosong arang kayu,
atau jendela kotor rumah di bawah jembatan.
Kesepian tak lain adalah bahasa ibu,
atau peraduanku di antara penat dan bosan.
Semua orang datang dan pergi,
tapi hanya dirimu yang mematikan mata lampu.
Dan kita hanya dapat berbicara,
dengan kesepian sebagai inti jantung bahasanya.