Bagian 1 : New Class

3.9K 146 1
                                    

Aku berdiri di sela-sela keramaian yang memenuhi ibu kota. Suara - suara yang menjelajahi telinga ku tanpa permisi. Ingin rasanya menggapai seseorang dan berkata "aku lelah ".

Namun sayang, apa jadinya jika aku salah memeluk orang, dan malah membuat ku semakin lelah.

***

Ini hari pertama nya menginjakan kaki disekolah milik Cana, mama dari Levan dan Helena. Seperti nya masa-masa SMA nya akan menjadi lebih baik dari sini.

Ia menghembuskan nafas panjang sebelum melanjutkan langkah nya ke dalam sekolah. Sementara Cana melambaikan tangan nya ke arah Helena sembari tersenyum lebar.

"Udah Ma sana " desis Helena sembari mengibaskan tangan nya.

Setelah mobil berwarna gold itu keluar dari gerbang depan, ia membenarkan posisi dasi nya dan melangkah masuk.

Sudah terlihat bayang-bayang hitam beberapa orang yang menghampiri nya. Detak jantung nya berdegub kencang sembari meremas rok yang ia pakai.

"Hel, sini masuk ngapain diem disitu panas " ucap lelaki yang tak lain lagi ditelinga nya.

Detak jantung nya kembali normal lagi, ia menghampiri lelaki itu dan tersenyum "jangan kebanyakan senyum, entar pada ilfeel lagi sama lo dek " ledek Levan, kakak Helena.

"Bodo, lagian dimana kelas gue sih ? Anterin dong " Levan menghembuskan nafas nya dan menarik tangan Helena.

"Gak usah megang-megang kan bisa " ketus nya sembari melepas pegangan tangan Levan.

"Adek lo Van ? Kenalin bisa kali " sahut Leo, teman seperjuangan Levan. "Helena " wanita itu langsung mengulurkan tangan nya ke arah Leo.

"Polos banget adek lo Van, " Jawab nya sembari tertawa. "Dia home schooling dari kecil, jadi masih agak gitu deh di dunia luar "

"Gue Leo, salam kenal cantik " goda nya. Sementara Alan dan Zain mendengus kesal. 

"Udah deh cukup gombalan lo sama adek temen lo sendiri. "Alan menarik baju Leo agar menjauh dari hadapan Helena.

Kini giliran nya yang bersiap menunjukan kharisma nya "Gua Alan.  Salam kenal Hel " Helena mengerutkan kening nya tampak bingung dengan perbuatan teman kakak nya itu.

"Iya, Helena " Alan terdiam sebentar menatap wanita itu dalam-dalam. "Cantik juga Van " ucap nya yang membuat Zain semakin kesal.

"Dari tadi juga kita udah nyadar " Zain berhasil melayangkan satu pukulan nya ke kepala Alan, hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Saya Zain " sangat berbeda bukan dari yang lain. Dia, Zain, ketua OSIS di sekolah ini. Ketampanan dan ketegasan nya membuat semua wanita yang ada disekolah melirik nya.

Tidak kalah banyak dengan fans Alan dan Levan. Sementara Leo menjadikan hampir semua penggemar nya itu menjadi mantan.

Alan menarik tangan Helena menjauh dari para lelaki itu. "Udah gak usah didengerin, lo juga anak baru kan " ucap nya.

Helena menganggukan kepala nya dan tetap menunduk karna tersipu malu. "Kalo ada apa-apa bilang aja sama gua ya. Antara mereka cuma gua yang bisa di andelin " lanjut nya

"Kenapa gue harus bilang ke lo ? Disini juga ada kakak gue kok, jadi lo gak usah repot-repot. Tapi makasih tawaran nya, kapan-kapan gue hubungin " Helena tersenyum dan menghentikkan kaki nya setelah melihat tulisan XI IPA 1.

"Jangan lupa ya " Helena mengangguk dan segera masuk ke kelas nya itu dengan jantung berdegub kencang.

"Hel, gue Ara, pacar Kakak lo " ucap seorang wanita yang tiba-tiba duduk di samping nya. "Tapi gue kelas 12 jangan salah sangka dulu ".

"Ya terus ? Gue juga gak peduli kok " jawab Helena asal. Ia mengambil headset yang ada di dalam tas nya dan memakai nya.

"Tapi gue serius, gue bukan fans atau penggemar kakak lo itu, gue resmi pacar nya " Ara menarik headset yang dipakai Helena dan memegang nya.

"Jadi serius ? Tapi Levan gak pernah cerita ke gue "

"Yaampun Dek, lo udah disini ? Gue nyari lo keliling takut lo kesasar "timpal Levan yang baru saja datang dari luar.

"Iya, tadi gue ke sini sama temen lo " jawab Helena santai.

"Si Alan ? Kurang ajar tuh anak " Helena menarik tangan Levan yang hendak pergi keluar kelas.

"Pacar lo ?" Tanya nya sembari menunjuk Ara dengan dagu nya. "Iya, kenapa ? "

"Ohhh " mulut Helena membentuk huruf O dan menganggukan kepala nya berkali-kali.

"Yaudah, gue kekelas dulu ya Hel, " ia hanya mengangguk sebagai jawaban nya.

Senyuman lebar menghampiri diri nya. Ia sangat senang sekarang.

Avenue Of ApproachTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang